IBTimes.ID – Hamim Ilyas Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, Islam Rahmatan Lil Alamin harusnya tidak sebatas jargon belaka, tapi juga harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
“Islam otentik adalah Islam Rahmatan Lil Alamin yang tidak berhenti menjadi jargon semata, tetapi memiliki penjelasan dalam Al-Qur’an yang relevan sampai akhir zaman nanti,” ucap Hamim dalam acara Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Aisyiyah pada (23/3/24).
Menurut Hamim Ilyas, Islam Rahmatan Lil Alamin memiliki visi yang jelas sebagaimana telah diisyaratkan dalam surah Al-Fatihah ayat 7 yang menerangkan hasil dari menempuh shirath mustaqim.
“Shirath adalah at-thariqul wadlihus sahlu, jalan yang jelas, lagi mudah dan al-mustaqim berarti as-sawiyyu, terdekat – tercepat, mencapai apa yang dituju,” papar Hamim.
“Apa yang dituju itu adalah an-Ni’mah, al-halah, al-hasanah, keadaan baik semua bidang kehidupan,” tambahnya.
Hamim Ilyas mengatakan, jika semua bidang kehidupan dalam keadaan baik, maka dapat terwujud hayah thayibah. Seluruh bidang kehidupan umat Islam akan menjadi baik keadaannya. Dalam mewujudkan hayah thayibah, Islam Rahmatan Lil Alamin mengemban misinya tersendiri.
“Misi Islam Rahmatan Lil Alamin adalah memberikan kabar gembira dan peringatan dalam masyarakat tentang segala yang harus diwaspadai untuk mewujudkan hayah thayibah,” terangnya.
Di dalam Al-Qur’an, jelas Hamim, ada gambaran tentang angin yang disebut sebagai busyr (kabar gembira) dan mubasysyir (pemberi kabar gembira) dengan manfaatnya yang besar. Gambaran tersebut menunjukkan bagaimana misi memberi kabar gembira yang diemban Islam Rahmatan Lil Alamin seharusnya selalu dilaksanakan umat muslim.
Ia menyebutkan, ada empat misi Islam Rahmatan Lil Alamin; Pertama, Islam yang meneduh-sejukkan kehidupan, sehingga terwujud stabilitas dalam bidang kehidupan yang berdampak pada keadaan yang baik.
Kedua, menyuburkan kebaikan. “Dalam kehidupan manusia, jangan sampai kebaikan itu kok mahal atau terlalu mewah, sehingga dampaknya kebaikan tidak tumbuh subur di dalam masyarakat. Sayangnya, kita Islam mayoritas tapi kebaikan tidak tumbuh subur,” tutur Hamim.
Ketiga, membuahkan. Islam Rahmatan Lil Alamin, kata Hamim, membuahkan hayah thayibah dan menjadi pribadi yang hebat. “Gambaran Al-Qur’an untuk pribadi yang hebat memang luar biasa, yakni pribadi rahmat,” ungkapnya.
Keempat, mengharumkan. “Islam Rahmatan Lil Alamin dengan risalahnya mengharumkan nama-nama orang beriman. Nama mereka tidak hanya dikenal di kalangan kaum seiman, tapi juga kalangan umat beragama lain, bahkan sampai dunia,” teranya.
“Angin yang mengharumkan dengan membawa bau harum yang ada di satu tempat berpindah ke tempat yang lain,” imbuh Hamim.
(Red)