Tarikh

Beginilah Cara Ikhwanul Muslimin Masuk ke Indonesia

3 Mins read

Lahirnya Ikhwanul Muslimin

Hasan al-Banna al-Syahid Hasan bin Ahmad Abd. Al-Rahim al-Banna atau yang biasa dikenal dengan Hasan al-Banna merupakan pendiri Ikhwanul Muslimin pada bulan Maret 1928.

Lahirnya gerakan Ikhwanul Muslimin tidak lepas dari akibat Perang Dunia pertama. Setelah Perang Dunia pertama, negara-negara Barat mulai menguasai negara-negara lain termasuk negara-negara Islam.

Hegemoni Barat tidak berhenti hanya dalam penguasaan wilayah atau bidang ekonomi saja. Namun lebih dari itu, pengaruh mereka sudah menyentuh tataran ideologi dan kultural.

Begitu besarnya pengaruh Barat terhadap negara-negara Islam di Timur Tengah yang juga menyebabkan munculnya pergolakan-pergolakan dalam kalangan rakyat Mesir.

Cara Ikhwanul Muslimin Mewujudkan Cita-Citanya

Ada dua cara Ikhwanul Muslimin untuk merealisasikan pemikiran dan cita-citanya.

Pertama, melalui jalan tasawuf yang benar dan ikhlas dalam bekerja untuk pengabdian bagi kemanusiaan. Kedua, melalui pendidikan dan pengajaran (tarbiyah). Ikhwanul Muslimin menjadikan gerakan tarbiyah untuk mensosialisasikan ideologi politiknya.

Pemikiran Ikhwanul Muslimin sebenarnya dinamis dan berkembang seiring dengan berkembangnya zaman. Tetapi ada satu hal yang tidak berubah sedari dulu, Ikhwan mengambil pemikiran aliran Salafiah (kembali kepada Al-Qur’an dan sunah) dan menjaga diri dari segala bentuk kemusyrikan demi tercapainya kesempurnaan tauhid.

Ikhwanul Muslimin Masuk ke Indonesia

Ikhwanul Muslimin masuk ke Indonesia melalui jamaah haji dan kaum pendatang Arab sekitar tahun 1930 melalui peranan Muhammad Natsir. Secara kelembagaan, ia masuk melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Sebagai mantan ketua umum Masyumi pada zaman orde lama, Natsir tergugah mengadakan pengkaderan kepada generasi muda muslim.  

Menindaklanjuti kegiatan pengkaderan tersebut, maka DDII pada tahun1974 melaksanakan suatu program yang disebut dengan Bina Masjid Kampus.

Program Bina Masjid Kampus

Program ini mengusahakan pembangunan masjid di sekitar kampus untuk dipakai berbagai aktifitas. Fasilitas masjid ini diperlukan agar pembinaan islami tetap terjaga.

Baca Juga  Tujuh Pertanyaan Panglima Romawi sebelum Masuk Islam

Pembangunan masjid kampus ini dilakukan di berbagai wilayah diIndonesia. Masjid-masjid kampus seperti Masjid Salman di ITB, Masjid Arif Rahman Hakim di UI, dan masjid kampus lainnya menjadi pusat kegiatan mahasiswa muslim.

Muncul forum-forum diskusi yang membahas tentang Islam tidak lagi hanya dalam ranah ibadah, namun dibahas juga Islam dalam berbagai sisi kehidupan, sosial, ekonomi, dan politik.

Proses perkenalan para aktivis mahasiswa muslim dengan pemikiran Ikhwanul Muslimin tidak dapat dilepaskan dari peran para alumni mahasiswa Indonesia yang belajar di Timur Tengah.

Para alumnus ini bersentuhan langsung dengan para aktivis Ikhwanul Muslimin di Timur Tengah. Sekembalinya ke Indonesia, mereka mulai memperkenalkan pemikiran Ikhwanul Muslimin melalui forum-forum yang telah ada di masjid-masjid kampus.

Para alumnus Timur Tengah tersebut merupakan hasil dari program pengiriman Mahasiswa yang pada mulanya dikelola oleh Partai Masyumi.

Beasiswa dari Pemerintah Mesir untuk Mahasiswa dari Indonesia

Melalui pendekatan Natsir pada tahun 1957, pemerintah Mesir memberikan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia sejumlah 90 orang.

Program ini adalah bagian dari upaya Jamal Abdul Naseer, yang saat itu menjabat sebagai ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI), untuk mengembalikan pamor Mesir yang jatuh di mata partai-partai Islam karena penangkapan terhadap para aktivis Ikhwanul Muslimin.

Ini merupakan pengiriman gelombang pertama yang diusahakan oleh Natsir dan program ini terus berjalan melalui pengelolaan Departemen Agama.

Pada akhir 1970an dan awal 1980an, program ini banyak menghasilkan para alumni Timur Tengah yang kembali ke Indonesia.

Gerakan Dakwah Kampus

Gerakan dakwah kampus bermula dari gerakan dakwah yang dikelola oleh mahasiswa di Masjid Salman ITB. Kegiatan ini pada awalnya berupa shalat Jumat. Pada perkembangan berikutnya, masjid Salman tidak hanya digunakan sebagai tempat shalat tetapi juga dijadikan sebagai pusat kegiatan keislaman.

Bagi mahasiswa, masjid ini dikembangkan menjadi tempat para aktivis dakwah. Pada tahun 1974 diselenggarakan Latihan Mujahid Dakwah (LMD) pertama kali. Gagasan kegiatan LMD ini merupakan prakarsa Ir. Imaduddin Abdurrahim yang pada akhir 1960an menjabat sebagai ketua umum Pengurus Besar Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (PB. LDMI) yang merupakan lembaga kekaryaan di bawah HMI, dan sebagai sekjen International Islamic Federation of Student Organisation (IIFSO).

Melalui LMD ini, para aktivis dakwah kampus bersentuhan dengan pemikiran Ikhwanul Muslimin melalui Imaduddin.

Baca Juga  Haji dan Samudera Teladan dari Nabi

Selain di IIFSO, Imaduddin juga aktif di World Assembly of Muslim Youth (WAMY) yang memberikan kesempatan padanya untuk berinteraksi dengan para aktivis dakwah dari berbagai dunia Islam.

Selain itu, ia juga berinteraksi dengan para aktivis ABIM yng terlebih dahulu intens mendalami pemikiran IM.

Prinsip pemikiran IM yang disampaikan Imaduddin di LMD yakni Islam merupakan ajaran yang bersifat totalitas yang tidak memisahkan satu aspek dengan aspek lainnya.

Islam tidak dilihat dari perspektif yang memisahkan antara yang sakral dan yang profan. Islam adalah din wa daulah (agama sekaligus negara) artinya Islam menolak gagasan sekularisme.

Muhammad Farizky Ramadhan
2 posts

About author
Mahasiswa
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *