Akhlak

Iman Mendatangkan Rasa Aman

2 Mins read

Oleh: Zainal Arifin

Dalam hadits riwayat Muslim dijelaskan dialog Malaikat Jibril dengan Nabi Muhammad Saw yang menanyakan apa itu iman? Rasulullah menjawab, iman adalah “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” Dimensi iman ini disebut dengan rukun iman yang masuk wilayah keyakinan (tauhid).

M. Nursamad Kamba mendefinisikan “iman sebagai kepercayaan yang memberi rasa aman, tenteram, dan damai ke dalam jiwa.” Dari makna ini, Mukmin adalah orang yang hatinya terasa selalu aman, tenteram, dan damai dengan apa yang diyakininya. Orang yang beriman kepada Allah, hatinya selalu aman, tenteram, dan damai ketika menyebut-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Ar-Ra’d [13]: 28 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Emha Ainun Nadjib menjelaskan bahwa orang beriman itu keamanannya dijamin dalam tiga hal. Pertama, hartanya aman, tidak dicuri, tidak dikorupsi. Kedua, martabatnya aman, tidak direndahkan, tidak disepelekan, tidak diremehkan. Ketiga, nyawanya aman, tidak dibom, tidak dibakar, dan tidak diusir.

Orang beriman ingin selalu menghadirkan kedamaian, kenyamanan, dan keamanan bagi orang lain. M. Quraish Shihab mengutip sabda Nabi Muhammad Saw, ‘Demi Allah, ia tidak beriman (tidak sempurna imannya). Demi Allah, ia tidak beriman. Demi Allah, ia tidak beriman. Ada yang bertanya, ‘Siapa, wahai Rasul? Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari kelakukan buruk (jahatnya).

Nurcholish Madjid mengutip sabda nabi Muhammad Saw, “Demi Dia yang diriku ada di Tangan-Nya, kamu tidak akan masuk surga sebelum kamu beriman, dan kamu tidak beriman sebelum kamu saling mencintai. Belumkah aku beri petunjuk kamu tentang sesuatu yang jika kamu kerjakan kamu akan saling mencintai?! Sebarkanlah perdamaian di antara sesama kamu!”

Baca Juga  Tipu Daya Iblis Saat Membangunkan Manusia untuk Shalat

Iman sumbernya dari hati berbeda dengan pengetahuan yang bersumber dari akal dan indra. Menurut M. Quraish Shihab, “Pengetahuan seseorang dapat mengukuhkan (menguatkan) keimanan tetapi bukan menjadi syarat lahirnya iman”. Karena, iman hanya diyakini, bukan dirasionalkan. Ketika seseorang mencoba merasionalkan iman, belum tentu mendapat jawaban, bahkan bisa tersesat karena keterbatasan akal manusia. Maka, Rasul memberikan batasan seseorang boleh berpikir tentang ciptaan-ciptaan Allah dan melarang memikirkan (terlalu dalam) dzat Allah.

Keimanan kepada Allah hanya membutuhkan keyakinan sepenuh hati. Akal dan indra manusia dibutuhkan untuk meneguhkan keimanan. Oleh karena itu, dalam menyakini rukun Iman, kita cukup menyakininya dalam hati yang diperkuat oleh bukti-bukti wahyu (Al-Quran). Misalnya, tentang keesaan Allah, keberadaan para Malaikat, surga dan neraka, semuanya sudah dijelaskan dalam Al-Quran.

M. Quraish Shihab menceritakan bagaimana Ali bin Abi Thalib menjelaskan kepada sahabatnya, Zi’lib al-Yamani tentang hakikat iman kepada Allah:

Al-Yamani bertanya “Apakah Anda pernah melihat Tuhan?” Beliau (Imam Ali) menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?” “Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali. Imam Ali menjawab, “Dia tidak bisa dilihat oleh mata dengan pandangannya yang kasat, tapi bisa dilihat oleh hati dengan hakikat keimanan.”

Hamka dalam bukunya, Tasawuf Modern menguraikan iman adalah perkataan dan perbuatan. Artinya, perkataan hati dan lidah (lisan) dan perbuatan hati dan anggota (tubuh). Sehingga, dalam Al-Quran iman digandengkan dengan amal. Amal saleh itulah Islam. Islam adalah bekas (dampak) dari keimanan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al- ‘Ashr [103]: 1-3, “Demi masa, (1) sungguh, manusia berada dalam kerugian, (2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (3).

Baca Juga  Beragama Secara Substansial, Bukan Simbolik Belaka!

* Dosen Prodi MPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. E-mail: [email protected]

Selengkapnya klik di sini

Editor: Arif

Admin
188 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…
Akhlak

Hidup Sehat ala Rasulullah dengan Mengatur Pola Tidur

4 Mins read
Mengatur pola tidur adalah salah satu rahasia sehat Nabi Muhammad Saw. Sebab hidup yang berkualitas itu bukan hanya asupannya saja yang harus…
Akhlak

Jangan Biarkan Iri Hati Membelenggu Kebahagiaanmu

3 Mins read
Kebahagiaan merupakan hal penting yang menjadi tujuan semua manusia di muka bumi ini. Semua orang rela bekerja keras dan berusaha untuk mencapai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *