Irwan Akib lahir di Pare-Pare pada 2 Agustus 1963 dari pasangan Muhammad Akib Tahang (alm.) dengan Hamijah (alm.). Putra Muhammad Akib Tahang ini menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 7 Pare-Pare (1975), melanjutkan ke SMP Negeri 2 Pare-Pare (1979). Lulus SMP, ia melanjutkan belajar ke SMA Negeri 159 Sungguminasa (1979).
Putra Pare-Pare ini menempuh pendidikan tinggi di IKIP Ujung Pandang. Selama duduk di bangku kuliah, Irwan tercatat aktif di organisasi otonom Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Pada tahun 1984, ia terpilih sebagai Ketua Umum Komisariat IMM FPMIPA IKIP Ujung Pandang. Sambil kuliah dan aktif di organisasi, Irwan menjadi guru honorer di SMA Muhammadiyah dan SMA PGRI di Sungguminasa (1984-1987).
Pada tahun 1985, Irwan Akib sudah duduk di Koordinator Komisariat (Korkom) IMM IKIP Ujung Pandang, menjabat sebagai ketua (1985). Ia sempat mendapat kepercayaan sebagai Asisten Dosen Luar Biasa Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Ujung Pandang. Sukses menjabat sebagai ketua Korkom IMM IKIP Ujung Pandang, setahun kemudian, ia sudah menjabat sebagai Bendahara DPD IMM Sulselra (1987-1989). Pada periode berikutnya, ia menjabat sebagai Sekretaris Umum DPD IMM Sulsel (1989-1991).
***
Lulus S1 tidak membuat minat belajar Irwan Akib berhenti. Ia lantas melanjutkan pendidikan S2 di IKIP Surabaya (1997). Karir organisasinya tidak hanya di IMM, karena ia juga aktif di Pemuda Muhammadiyah. Pada tahun 1990, ia menjabat sebagai Sekretaris PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel (1990-1994). Periode berikutnya, lelaki kelahiran Pare-Pare ini menjabat sebagai Wakil Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel (1994-1998). Sambil terus aktif di IMM, pada tahun 1992, Irwan Akib diangkat menjadi Dosen Tetap Kopertis IX Sulawesi dpk Unismuh Makassar sekaligus dipercaya sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unismuh Makassar (1992-1993). Setahun kemudian, ia pun Pembantu Dekan I FKIP Unismuh Makassar (1993-1994).
Di tahun 2008, Irwan Akib merampungkan pendidikan S3 Pendidikan Matematika di UNESA Surabaya. Sambil menempuh pendidikan S3 di UNESA, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Majlis Dikdasmen Muhammadiyah Sulsel (2000-2010) dan Dekan FKIP Unismuh Makassar (2004-2005). Pelan, tetapi pasti, Irwan Akib menduduki posisi penting di Unismuh Makassar. Pada tahun 2005, ia diangkat sebagai Pembantu Rektor I Unismuh Makassar sekaligus merangkap sebagai Dekan FKIP.
Lelaki kalahiran Pare-Pare inipada akhirnya mendapat amanat sebagai Rektor Unismuh Makassar selama dua periode (2005-2008 dan 2008-2012) sekaligus Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah Sulsel (2010-2015).
Kebersamaan, Keikhlasan, dan Kerja Keras
Irwan Akib menjabat sebagai Rektor Unismuh Makassar di tahun 2005. Menurut penuturannya, sejak pertama kali menjabat sebagai rektor, jumlah mahasiswa Unismuh Makassar masih sangat sedikit. Tetapi kini mahasiswa PTM yang dipimpin lelaki kelahiran Pare-Pare ini sudah cukup banyak. “Pada awal menerima jabatan sebagai rektor, jumlah mahasiswa tidak lebih dari 10.000 orang Itupun masih dinominasi mahasiswa kelas jauh,” kenang Irwan Akib.
“Alhamdulillah, sampai tahun akademik 2010/2011, jumlah mahasiswa Unismuh Makassar 33.366 orang. Populasi mahasiswa menyebar dari seluruh wilayah nusantara.”
Tiga langkah strategis yang dilakukan Irwan Akib sejak pertama kali menjabat sebagai Rektor Unismuh Makassar. “Prinsip utama yang saya kemukakan bahwa Unismuh Makasssar adalah PT milik persyarikatan Muhammadiyah, sehingga tujuan utamanya adalah mencapai tujuan persyarikatan, berfungsi sebagai tempat pengkaderan, lembaga pendidikan sekaligus lembaga dakwah dan sosial”, jelas Irwan.
Prinsip kedua, ia kembali menjelaskan, “Dalam mengelola PTM, khususnya Unismuh Makassar, maka kebersamaan harus dibangun. Bila diandaikan Unismuh ini sebagai sebuah pohon, maka perlu kebersamaan untuk membesarkan pohon ini, sehingga kita tidak hanya dapat bernaung di bawa pohon besar tersebut tetapi selakaligus dapat menikmati buahnya secara bersama-sama. Di samping kebersamaan tersebut, hal terpenting dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah adalah keikhlasan dan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja berkualitas dalam berkhidmat membangun Unismuh untuk kepentingan umat dan bangsa.”
Prinsip ketiga, Irwan Akib menjelaskan bahwa dia akan “melakukan perubahan pola pikir semua civitas akademik, untuk menciptakan kampus akademik yang bernuansa Islami.”
Dalam mengemban amanat sebagai rektor, Irwan Akib telah melakukan beberapa upaya menuju perubahan. Perubahan tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan di Unismuh Makassar.
Pertama, perubahan kurikulum dan strategi pembelajaran yang diawali dengan pelatihan bagi dosen.
Kedua, membangun jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan pemerintah maupun kalangan swasta.
***
Ketiga, mengubah pola KKN (kuliah kerja nyata) dari KKN regular menjadi KKN Persyarikatan dan KKN profesi.
“Selain itu, saya juga melakukan penambahan prodi yang memang menjadi kebutuhan masyarakat. Yang paling membahagiakan kami semua, termasuk seluruh warga persyarikatan di Sulsel ialah dengan lahirnya Fakultas Kedokteran di Unismuh Makassar, yang sejak lama telah menjadi impian para pimpinan sebelumnya”, tuturnya.
Keempat, perubahan struktur kelembagaan untuk efektivitas dan efesiensi dalam pelayanan akademik dan pelayanan administrasi secara umum. Kelima, untuk melakukan monitoring dan penjaminan mutu dibentuk Kantor Jaminan Mutu, kemudian diubah menjadi Pusat Penjaminan Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu.
Keenam, untuk pembinaan kemahasiswaan sejak dini, maka kegiataan POSMA untuk menyambut mahasiswa baru yang selama ini terkesan dan cenderung keras diubah menjadi pesantren MABA.
Di mata Irwan Akib, Unismuh Makassar merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dengan persyarikatan Muhammadiyah. Unismuh sebagai PTM merupakan amal usaha persyarikatan Muhammadiyah, yang tujuan kehadirannya melaksanakan tugas dakwah persyarikatan. Sebagai bagian integral dari persyarikatan Muhammadiyah, maka semua infrastruktur persyarikatan merupakan peluang yang besar bagi Unismuh untuk mengembangkan diri. Kehadiran Unismuh Makassar juga tidak dapat dilepaskan dari konteks kekinian masyarakat, baik secara regional maupun global. Oleh karena itu, dalam mengembangkan Unismuh sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan memiliki keunggulan, Irwan Akib senantiasa mengikuti perkembangan yang ada dengan melakukan inovasi dan kreativitas.
***
Putra Muhammad Akib Tahang ini mengaku tidak pernah belajar khusus tentang manajemen. “Saya tidak pernah belajar khusus tentang manajemen. Bidang keilmuan saya di PT sejak S-1 sampai S-3 adalah Pendidikan Matematika, dilengkapi dengan pengkaderan formal dan informal di Muhammadiyah dan ortomnya. Pola manajemen yang saya lakukan banyak dipengaruh oleh cara berpikir matematis dan tentu pendekatan dakwah yang saya peroleh melalui pengkaderan Muhammadiyah dan ortomnya.”
Meskipun demikian, ia menyebutkan kunci utama dalam kepemimpinannya di Unismuh Makassar. “Dalam menggerakan roda kepemimpinan di Unismuh ini, kebersamaan, keikhlasan, dan kerja keras merupakan landasan utama saya. Sehingga sejak awal, saya mencoba membangun kebersamaan dengan semua komponen yang ada di Unismuh Makassar dan komponen persyarikatan. Di samping itu, pola pikir matematis yang sangat menghargai perbedaan, menghargai proses, dan senantiasa berusaha melakukan sesuatu secara sistematis dan kritis.”
Editor: Yahya FR