Review

Islam Berkemajuan: Islamnya Masyarakat Global, Bukan Lokal

2 Mins read

Islam Berkemajuan – Meski secara formal Muhammadiyah menyebut dirinya “gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar” yang artinya mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Tetapi, berbagai identitas lain dipakai untuk menyebut gerakan ini antara lain: Islam Modernis, Islam Reformis, Islam Murni, Islam Puritan, Islam Moderat, Islam Progresif, Islam Berkemajuan, atau bahkan Islam Wahabi.

Buku ini di antaranya menganalisis berbagai identitas tersebut dan secara lebih khusus menguraikan geneologi dari identitas yang saat ini dipromosikan Muhammadiyah, yaitu Islam Berkemajuan.

Berbeda dari gerakan Islam Modernis yang berpijak pada ajaran Al-Qur’an surah al-Ma’un, landasan teologis dari Islam Berkemajuan adalah ajaran K.H. Ahmad Dahlan tentang Qur’an surah al-‘Ashr.

Etos dari Surah al-Ashr ini bukan sekadar berbicara tentang kewajiban menyantuni orang-orang miskin, tetapi juga kewajiban berproses untuk membentuk peradaban utama.

Dimensi waktu menjadi suatu yang dominan dalam QS al-‘Ashr dan ini yang dibutuhkan ketika manusia hidup di suatu era di mana waktu menjadi sangat nisbi dan waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga, terutama karena percepatan teknologi komunikasi dan transportasi.

Isu yang Dibahas dalam Buku

Selain isu identitas, buku ini membahas beberapa isu penting, sensitif, dan bahkan kontroversial sejak Muktamar Aceh Tahun 1995 hingga Muktamar Makassar pada tahun 2015.

Di antaranya adalah mars Sang Surya, dakwah kultural, Wahabisasi, fundamentalisme, high politics, dan internasionalisasi Muhammadiyah.

Bagaimana Muhammadiyah merespons berbagai isu tersebut di bawah kepemimpinan Amien Rais, Syafii Maarif, dan Din Syamsuddin? Nah, jawabannya dapat ditemukan di sini.

Karena itulah, buku ini menjadi penting bagi kita semua yang ingin mengetahui secara mendalam tentang perkembangan kontemporer organisasi Islam modern terbesar di Indonesia ini.

Baca Juga  Debat Bergengsi Epikureanisme vs Stoikisme Tentang Tuhan

***

Masyarakat sering melekatkan paradigma mengenai suatu hal, di mana paradigma itu kemudian menjadi identitas. Ahmad Najib Burhani menyontohkan Islam Modernis, Islam Reformis, Islam Puritan, Islam Progresif, Islam Murni, dan Islam Moderat dalam buku ini.

Beberapa merupakan sematan identitas terhadap Muhammadiyah. Dan Islam Berkemajuan adalah jawaban terhadap berbagai sematan identitas tersebut. Islam Berkemajuan adalah penegasan arah gerak Persyarikatan Muhammadiyah.

Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) menguji kemampuan kita menghadapi tantangan global. Sementara di sisi lain, kita belum juga tuntas menjawab persoalan kemanusiaan.

Kelompok yang termarjinalkan semakin tersudut dalam bingkai kemajuan zaman. Maka Muhammadiyah mengenalkan kembali mengenai identitas berkemajuannya, dengan menegaskan amal geraknya.

Tujuannya yaitu demi Islam rahmatan lil ‘alamin dalam rangka menjawab berbagai persoalan kemanusiaan dan tantangan global sekaligus untuk bekal menghadapi perkembangan zaman.

Penegasan Arti dari Islam Berkemajuan

Buku ini memberikan penegasan bahwa Islam Berkemajuan adalah upaya menyelesaikan problematika kekinian. Melahirkan ide, gagasan, dan cara pandang yang luas dan jauh ke depan, serta melihat masalah dari berbagai sudut (multiperspektif) dengan tetap bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Berkemajuan tidak memandang ras, suku, maupun agama, melainkan lebih untuk memakmurkan seluruh rakyat Indonesia, tanpa ada yang dimarjinalkan. Inilah kosmopolitanisme Muhammadiyah.

Kunci Muhammadiyah dalam menjawab persoalan kemanusiaan adalah dengan pembinaan. Amal usaha Muhammadiyah menjembatani tercapainya tujuan pembinaan tersebut, yang sasarannya terutama adalah kaum marjinal, seperti PSK, kaum difabel, dan dhu’afa, agar mereka tidak terkucil.

Strategi Islam Berkemajuan adalah menekankan pada Islam sebagai rahmat bagi semesta, tanpa terkecuali.yang biasa kita sebut ”Rahmatan Lil ‘Alamin”.

Selain itu, termasuk dalam strategi Islam Berkemajuan adalah internasionalisasi, sebagai upaya menjawab tantangan global. Selain mendirikan PCIM di beberapa negara, langkah strategis lainnya adalah mengenalkan Muhammadiyah di forum-forum Internasional, menawarkan objek riset Muhammadiyah ke peneliti, dan kerjasama luar negeri.

Baca Juga  Titik Temu Gagasan Pluralisme dan Kebebasan Beragama

Islam Berkemajuan, dengan demikian, lebih menyeluruh dalam implementasi Islam rahmatan lil ‘alamin. Tanpa cara pandang konservatif, Islam Berkemajuan mengharapkan Indonesia yang modern dan mampu bersaing dalam dunia global sekaligus mampu merangkul kaum marjinal agar sama-sama berdiri tegak. Tidak hanya bicara tentang kepentingan Islam, melainkan tentang seluruh rakyat Indonesia.

Editor: Yahya FR

Avatar
1 posts

About author
Kader IMM Fikes UINSA
Articles
Related posts
Review

Debat Bergengsi Epikureanisme vs Stoikisme Tentang Tuhan

3 Mins read
Wacana mengenai ketuhanan bukanlah persoalan yang baru muncul pada zaman kontemporer ini. Jauh sebelum Islam dan Kristen lahir di dunia ini, manusia…
Review

Pasang Surut Politik Islam dalam Gelanggang Sejarah Bangsa Indonesia

5 Mins read
Islam sebagai sumber moralitas dan idealitas tidak mungkin dipisahkan dari wawasan kekuasaan. Kekuasaan tanpa didasari moralitas hanya akan melahirkan banalitas sebagaimana yang…
Review

Sejauh Mana Gender dan Agama Mempengaruhi Konsiderasi Pemilih Muslim?

4 Mins read
Isu agama memang seksi untuk dipolitisir. Karena pada dasarnya fitrah manusia adalah makhluk beragama. Dalam realitas politik Indonesia, sebagian besar bangsa ini…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *