Islam Sehari-hari
Dalam perjalanan bersama teman, saya shalat Ashar di sebuah masjid. Ada yang beda dari cara ruku’–nya. Ia tak bisa meluruskan penggungnya. Bahkan tangannya tak menyentuh lututnya.
Usai salat, ia didekati beberapa jamaah yang mungkin risih dengan caranya ruku’. Ia dinasehati dan diberi contoh ruku’ sesuai sunah Nabi dalam kitab sifat salat Nabi. Tepatnya di-dalili agar tidak masuk kategori pencuri salat dan ruku’ sesuai sunah.
Lama berdiskusi. Temen ku mengangguk dan bilang sudah tau. Kemudian para penasehat yang mulai geram bertanya: ‘Kalau antum sudah tahu, kenapa cara ruku’–nya seperti itu? Temen ku menjawab ringkas: ‘punggung ana kecetit..‘. Kontan para penasehat tadi terdiam dan menyimpan semua hadis yang didapat dari gurunya dalam gigi gerahamnya rapat-rapat.
Pagi habis subuh saya mruput ke rumah mbak yu Supami menawarkan kusen kayu bekas. Karena janji bantuan pemerintah untuk renovasi rumahnya, urung dilaksanakan. Sampai di rumahnya, tak dinyana, kusen pintu dan jendelanya sudah terpasang. Ia bilang itu bantuan dari sepupunya yang ada di Semarang.
Siangnya saya ke kampus. Di perjalanan, saya ketemu yu Mi’atun, bakul sayur gendong yang biasa aku beri modal cepek setiap bulan kalau pas ketemu di jalan. Sejenak, mobilku berhenti dan mengulurkan uang dari jendela mobil seperti biasanya, tapi yu Miatun halus menolak. Dia bilang hari ini dia tak butuh bantuanku. Sebaliknya, ia ulurkan sebotol jamu beras kencur. Hari ini aku dipaksa menerima sebotol jamu darinya.
Malamnya, aku pergi ke rumah sepupuku. Malam kemarin, lewat WA , ia memintaku mengantarkannya ke puskesmas untuk ambil pen di kaki bekas operasinya yang mulai membaik. Tapi pintu rumahnya sudah ditutup. Kata tetangganya, ia barusan berangkat di antar ponakannya saat menjenguk.
Islam Ramah
Hari itu saya seperti tidak diberi kesempatan melakukan satu kebaikan pun. Bahkan sekadar mendahului tersenyum kepada isteriku pun aku keduluan dan hanya bisa membalasnya dengan sipu malu.
Nasihat Nabiku mungkin bisa dijadikan rujukan: jangan menunda-nunda berbuat kebajikan. Bila sore jangan menunda pagi, saat siang jangan menunda malam, saat petang jangan menunda fajar. Selagi ada kesempatan, tak elok menunda-nunda hingga hilang kesempatan yang mengakibatkan penyesalan.
Carl Whiterington menyebut bahwa Kiai Dahlan bukan saja seorang ulama, tapi seorang pragmatikus agama. Bukan hanya pintar pidato, tapi seorang penggerak ulung.
Hidup di jaman individualis-materialistis memang gampang-gampang susah. Bagi sebagian orang, ta’ziah dan menjenguk kerabat yang meninggal atau sakit, tak harus datang ke rumah. Cukup ucapan lewat WA hasil kopas kemudian di-share. Ini cara mudah yang efisien, hemat waktu dan biaya. Kata mereka pendek.
Tapi Buya Syafii Maarif malah sebaliknya. Beliau tetap harus mengikuti antrean panjang di rumah sakit PKU untuk mengambil obat. Meski ada tawaran fasilitas lewat jalan belakang. Berbuat baik harus inovatif. Syukur bisa memberi kegembiraan meski tak harus besar. Tapi, hidup di zaman serba sibuk begini, kita harus pandai-pandai memanfaatkan waktu agar bisa berbuat bajik.
Islam Sopan
Termasuk beberapa orang yang selalu kemrungsung ketika melihat orang lain melakukan sesuatu tak sesuai yang ia inginkan yang dianggapnya bid’ah. Maka ia bisa melakukan apapun termasuk memberi nasehat tanpa klarifikasi. Setiap orang punya alasan kenapa demikian. Dan itu yang jarang dilakukan sebab kebiasaan kita hanya melihat pada yang terlihat.
Imam Syafi’i memberi kan tips bagaimana agar tidak kecele memberi nasehat kepada orang yang tidak sempurna ruku’-nya sebab kecetit:
‘Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri, Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian
Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk sesuatu pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya
Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku
Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku hiraukan’.
Wallahu taala a’lam