Perspektif

Jika Nabi Adam dan Hawa Pernah Tinggal di Surga, Lantas Surga yang Mana?

2 Mins read

Sebagaimana yang umat Islam yakini pada umumnya, bahwa Nabi Adam dan Hawa pernah tinggal di surga. Tapi apakah kita pernah berpikir, lantas surga mana yang kemudian ditinggali oleh Nabi Adam dan istrinya itu?

Mundzir ibn Sa’id menyebutkan beberapa pendapat tentang firman Allah Swt kepada Adam dalam surah Al-Al-Baqarah ayat 35:

وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: “Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!.”

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama

Dalam menafsirkan ayat di atas, beragam pendapat di kalangan ulama. Pendapat pertama menyatakan, bahwa Allah menempatkan Adam di Surga Khuldi, surga yang akan ditempati orang-orang beriman pada hari kiamat. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan, surga yang ditempati Adam dan istrinya bukan Surga Khuldi, melainkan tempat lain yang diciptakan Allah untuk menempatkan Adam di sana.

Namun Mundzir ibn Sa’id berkomentar, bahwa pendapat terakhir punya banyak dalil yang membenarkannya.

Abu Hasan al-Mawardi juga dalam tafsirnya menyebutkan, bahwa pendapat tentang surga yang ditempati Adam terpecah menjadi dua: Pertama, surga tersebut adalah Surga Khuldi. Kedua, surga tersebut adalah surga yang disediakan Allah untuk Adam dan istrinya sebagai tempat pengujian. Itu bukan Surga Khuldi yang dijadikan sebagai tempat pengganjaran.

Para penganut pendapat kedua sendiri terpecah menjadi dua pandangan. Pertama, dikemukakan oleh Hasan, bahwa surga Adam tersebut berada di langit, sebab Allah sudah menyatakan telah menurunkan Adam dan istrinya dari surga itu.

Baca Juga  Cinta Kepada Allah, Teladan Muhabib Abu Handzalah

Kedua, dikemukakan oleh Ibnu Bahar, bahwa surga tersebut di bumi. Sebab, Allah menguji mereka dengan melarang mendekati sebuah pohon, tapi tidak melarang mendekati yang lainnya. Hal itu terjadi setelah Allah memerintahkan Iblis sujud kepada Adam AS. Allah lebih mengetahui kebenaran tentang hal itu.

Penafsir lain yang membahas tentang perbedaan tersebut adalah Abu Isa ar-Rummani. Dia berpendapat bahwa, surga tersebut adalah Surga Khuldi. Dia mengatakan bahwa perspektif yang dipilihnya ini didasarkan pada pernyataan Hasan, Amru, Washil dan sahabat-sahabatnya.

Ibnu Qutaibah menyebutkan di dalam kitab Al-Ma’arif, bahwa setelah menciptakan Adam dan istrinya, Allah membiarkan mereka berdua untuk makan buah-buahan sebanyak-banyaknya kau mau memenuhi bumi, menguasai laut, burung, hewan, tumbuhan, pepohonan dan buah-buahan. Lantas Allah SWT memberitahukannya bahwa di dunia terdapat makhluk-Nya. Di sana juga terdapat perintah-Nya. Lalu Allah menciptakan sungai surga dan membaginya menjadi empat cabang, yaitu Saihun, Jaihun, Dahlah dan Furat.

Setelah itu, Ibnu Qutaibah menyebutkan tentang ular. Hewan melata di darat yang paling besar itu membujuk istri, “Kalian berdua tidak akan mati jika kalian memakan dari pohon ini”. Adapun ular (hayyatun) yang dapat berbicara dengan Adam adalah hewan darat yang besar. Mundzir tidak menyebutkan ular itu hewan langit. Mereka berpendapat, surga Adam tak terdapat di bumi, melainkan di langit ke tujuh.

Kemudian mereka diturunkan dari surga ‘Adn sebelah timur bumi, tempat mereka berasal. Wahab menuturkan, bahwa tempat turunnya Adam dari surga adalah bagian timur India. Mobil membawa saudaranya ke oase Yaman, yang terletak di sebelah timur Eden, tempat di mana Qabil mengubur saudaranya.

Mundzir berkata, bahwa Adam dikeluarkan dari sebelah timur Surga Eden, bukan dari Surga Ma’wa, baik yang sebelah timur atau sebelah barat. Sebab, tidak ada matahari di sana.

Baca Juga  Yudi Latief: Umat Islam Harus Menciptakan Surga Here and Now

Menurut Mundzir, Allah mengeluarkan Adam ke bumi, tempat pertama kali mereka diambil. Artinya, Allah mengeluarkannya dari Surga Firdaus, lantas menempatkannya di Eden, bagian timur India.

Ibnu Qutaibah menceritakan bahwa Eden itu terletak di Yaman. Allah mengeluarkan Adam dari Firdaus ke Eden. Lantas Ibnu Qutaibah mengabarkan bahwa empat sungai yang tadi telah disebut merupakan cabang sungai Firdaus yang ditempati Adam. Wallahu a’lam bishawab.

Sumber Rujukan Kitab: Surga Yang Allah Janjikan karangan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah

Editor: Soleh

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *