Entah berapa kali pertemuan dengan anak-anak muda ini saya lakukan. Di Kaliurang, kampus, Kulonprogo, Cafe, rumah saya, rumah makan, angkringan, atau Jl. KH Dahlan 103. Kadang bertemu mereka di forum-forum kajian, pelatihan atau workshop di berbagai tempat. Saya lupa kapan pastinya. Seingat saya sudah sejak dua tahun lalu obrolan dilakukan. Ya, pertemuan besar di sebuah hotel, saat launching, mungkin itu 10 April tahun lalu. Itupun karena launching sempat mundur waktunya, dari jadwal awal. Lupa alasannya. Kalau tidak salah, duit belum ada.
Gagasan awal dikentalkan di sebuah Warung Angkring di Kota Yogyakarta. Semua sepakat, kita akan bergerak melalui jalur tulisan. Tekad dibulatkan dan mental dikuatkan. Masalah modal? Jangan tanya, kita pakai “modal dengkul dan cangkul” dahulu. “Bibit”-nya biar menunggu sedikit demi sedikit dari kalangan yang peduli.
Mengejar Mimpi Besar
Langkah kecil tapi penting kita ambil. Beli host. Bagi tanggung jawab. Tim kecil dengan modal semangat ingin mengejar mimpi besar. OK lah!! Jiwa voluntarisme menjadi modal awal. Tim redaksi cari naskah sana-sini. Seminggu sekali naskah diharuskan terbit sekali. Jaringan dan kenalan dihubungi dan “dibujuk” untuk mau menulis.
Status facebook yang agak panjang dan reflektif milik teman juga gak masalah. Minta izin penulisnya, lalu dimuat. Saking “garing”-nya orang mengirim tulisan ke sebuah media dari antah berantah ini. Sekarang, pembacanya sudah belasan dan puluhan ribu. Syukurlah.
Tahun pertama bergerak, masih voluntary dan bahkan hingga kini belum ada fully paid dari para jurnalisnya. Kantor sementarapun baru saja dapat, itupun belum sempat diisi karena keburu ada hiruk-pikuk Covid-19. Artinya, para punggawa IBTimes.Id sudah terbiasa WFK (Work from Kost) atau WFC (Work from Cafe) dan IBTimes.Id menjadi tempat WFD (“work from distance job“).
Honor penulis, jangan harap, meski IBTimes.Id masih peduli. Kalau ada penulis yang bisa dibaca ribuan orang (lupa jumlahnya), akan kita kasih satu kaos oblong. Itupun hanya berlaku satu kali. Entah kini masih berjalan atau tidak.
Platform Curah Gagasan Maju
IBTimes.ID diisi orang-orang yang punya visi, kreativitas, dan konsistensi. Sebagai sebuah rumah, “atap yang bocor” mereka langsung tambal. “Dinding yang retak” segera diperbaiki. Orang-orangnya masih konsisten, berpandangan positif, dan anti nyinyir. Cita-citanya sederhana. Dalam dua tahun, ingin mencetak dan memfasilitasi 1000 penulis muda.
Dulu, dalam diskusi-diskusi kecil yang kami lakukan, kita berdebat hangat tentang visi yang akan diusung. Satu kata kuncinya ada huruf “B.” Artinya “Berkemajuan.” Lantas siapa dan apa yang harus maju. Saya sendiri mengusulkan “Indonesia Berkemajuan.”
Tapi, usulan lain juga ada, “Islam Berkemajuan.” Waktu itu, perbincangannya adalah mana yang harus mendapat prioritas untuk maju, bangsa dan negaranya, atau agamanya? Akhirnya, ada kompromi. IB, tanpa terjemahan. Tapi energinya diproyeksikan untuk membangun Islam dan Indonesia yang Berkemajuan.
Karena gagasan ini pula, alhamdulillah, yang peduli satu dua berdatangan. Jaringan lama, teman lama. Energi para punggawanya bertambah. Para pendiri tentu harus memikirkan keberlanjutannya, meskipun saya juga yakin para punggawanya bisa menghidupi lembaga ini dan diri mereka sendiri. Insya Allah.
Saat ini memang baru platform tulis menulis yang berjalan. Kanal yang lainnya yang lebih hidup dan interaktif segera menyusul, ikut mewarnai jagat tradisi digital dan intelektual kaum muda.
Ulang Tahun
Pada 10 April ini, IBTimed.Id merayakan ulang tahunnya. Ada kebanggaan dari para pendiri dan punggawa. Semoga IBTimes.Id mampu membangun sinergi dengan banyak pihak dan mempengaruhi alur pikir masyarakat umum untuk tetap cinta dengan agama dan bangsanya, sekaligus dengan ekspresi kecintaan yang lebih artikulatif.
Jujur, saya senang dan bangga menjadi bagian dari keluarga kecil IBTimes.Id. Segera generasi baru akan menggembirakan kinerja IBTimes.Id. Tidak akan lama lagi.
Bila Pandemi Covid-19 selesai, gak ada salahnya kita segera rayakan hari jadi IBTimes.Id sebagaimana kita dulu mendirikannya: di angkringan. 🙂
Editor: Arif