Perspektif

Kenapa Para Santri Perlu Melek Teknologi?

3 Mins read

Santri adalah sebutan bagi mereka para pelajar yang tinggal di pondok pesantren untuk memperdalam pengetahuan agama Islam dan mendapatkan pendidikan karakter Islami. Namun, santri sering diidentikkan sebagai orang yang kurang pergaulan karena banyak aturan yang harus mereka patuhi. Sebut saja tidak pernah keluar pondok kecuali ada keperluan tertentu dan dilarang menggunakan peralatan teknologi komunikasi seperti televisi, handphone, atau komputer.

Santri Harus Melek Digital

Namun, di era digital saat ini, peralatan teknologi menjadi sangat penting untuk mendapatkan informasi dan membangun karakter santri menjadi lebih kuat dan berpengaruh bagi masyarakat luas.

Saat ini, segala bentuk informasi sudah bisa diakses melalui media teknologi dan pengurus pondok pesantren perlu mempertimbangkan kembali penggunaan teknologi sebagai salah satu materi pembelajaran santri.

Sebagian orang terkadang menganggap teknologi hanya digunakan untuk permainan yang tidak bermanfaat dan tidak syar’i. Padahal, banyak teknologi komunikasi digital yang dapat membantu santri menjadi seorang mubaligh atau mubaligha yang dapat menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh dunia.

Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok adalah platform yang memiliki banyak konten yang dapat membangun mental dan karakter santri. Konten yang bermanfaat dapat dipilih dan digunakan secara gratis di media sosial tersebut.

Cara termudah untuk memanfaatkan media sosial ini adalah dengan mengajak para santri untuk mengikuti akun tokoh agama atau ulama terkemuka maupun instansi yang memuat kabar terbaru yang terjadi di berbagai belahan dunia atau setidaknya di Indonesia.

Menggali Bakat Sekaligus Ladang Dakwah

Dengan media sosial, kita dapat mendapatkan informasi tentang bidang minat atau bakat yang sesuai dengan diri kita, seperti psikologi, fotografi, dan sebagainya. Tentunya, semua informasi yang didapat harus sesuai dengan kaidah dan hukum Islam.

Baca Juga  Jangan Sampai Kita Jadi Demagog Agama

Kemampuan video editing misalnya, yang merupakan salah satu bidang teknologi informasi dan komunikasi yang potensial untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pesantren. Kemampuan video editing yang baik dapat membekali para santri dan pengurus pesantren dalam menyebarkan dakwah dalam bentuk video yang akhir-akhir ini menyita banyak penonton di media sosial. Seiring dengan maraknya saluran untuk berbagi dan membuat konten video, julukan YouTubers pun mulai menjadi makin heterogen sembari mereka juga tumbuh subur di negeri ini.

Selain itu, dalam dunia yang semakin digital ini, kemampuan menulis dan membuat konten digital juga menjadi hal yang penting untuk dikuasai. Para santri dan pengurus pesantren dapat belajar menulis artikel dengan membuat blog pribadi, nulis di media platfrom hingga nantinya berhasil menulis di media nasional. Begitupun dengan membuat konten digital. Para santri bisa belajar dan berlatih melalui kursus online atau mengikuti workshop yang diselenggarakan secara virtual.

Kemampuan menulis dan membuat konten digital ini sangat penting untuk memperluas dakwah Islam dan meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu keagamaan dan sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Dengan kemampuan ini, para santri dan pengurus pesantren dapat menjadi suara yang lebih aktif dan terdengar oleh masyarakat luas.

Mempermudah Proses Belajar Para Santri

Selain itu, penggunaan teknologi juga dapat mempermudah proses belajar mengajar di pesantren. Dalam era digital ini, banyak platform belajar online yang dapat digunakan oleh para santri dan pengurus pesantren untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka.

Misalnya, platform e-learning seperti Ruangguru, Quipper, dan Zenius dapat digunakan untuk mempelajari berbagai pelajaran secara online. Selain itu, platform belajar bahasa asing seperti Duolingo dan Babbel juga dapat digunakan untuk memperdalam kemampuan berbahasa asing.

Baca Juga  Islam Progresif: Kontestasi Pemikiran Islam di Indonesia

Selain platform belajar online, penggunaan teknologi juga dapat mempermudah proses belajar mengajar di pesantren. Misalnya, aplikasi Quran Tafsir dapat digunakan untuk mempelajari tafsir Al-Quran secara interaktif.

Dampak Negatif Juga Perlu Diwaspadai

Namun, penggunaan teknologi juga memiliki risiko dan dampak negatif yang perlu diwaspadai. Salah satu risiko yang perlu diwaspadai adalah penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks. Oleh karena itu, para santri dan pengurus pesantren perlu dilatih untuk menjadi kritis dan cerdas dalam menyaring informasi yang diterima melalui teknologi.

Selain itu, penggunaan teknologi juga dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar dan ibadah. Oleh karena itu, para santri perlu dilatih untuk menggunakan teknologi secara bijak dan tidak menyalahgunakannya.

Tentunya masih banyak dampak negatif lainnya yang tidak saya sebutkan di tulisan ini. Sebab para orang tua saya yakin sudah tahu dan memahami akan dampak positif dan dampak negatif dari teknologi dan informasi saat ini.

Teknologi dan Isu Agama-Sosial

Saat ini teknologi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Dari mulai menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga, mengakses informasi melalui internet, hingga memanfaatkan aplikasi untuk memudahkan tugas sehari-hari.

Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi telah memberikan dampak yang besar pada kehidupan manusia. Karena itu, para santri perlu membuka diri dan mengikuti perkembangan teknologi yang terus berubah dengan cepat.

Dalam konteks sosial, teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu keagamaan dan sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi lainnya, para santri dapat menyebarkan informasi yang akurat dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Baca Juga  Bagi Si Miskin, #DiRumahAja Lebih Berbahaya daripada Corona

Selain itu, teknologi juga dapat memudahkan para santri untuk melakukan kegiatan sosial. Seperti penggalangan dana atau bantuan bagi korban bencana alam dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Namun, meskipun teknologi dapat memberikan banyak manfaat, para santri juga perlu memahami batasan-batasan penggunaannya. Sebagai orang yang berkomitmen pada nilai-nilai keagamaan, para santri harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral dan etika dalam menggunakan teknologi. Dalam hal ini, peran orang tua, guru, dan pembimbing sangat penting untuk memberikan arahan dan bimbingan bagi para santri dalam menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggungjawab.

Kesimpulannya, penggunaan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dalam era digital ini. Oleh karena itu, para santri perlu membuka diri dan belajar mengenai teknologi agar dapat memanfaatkannya dengan baik dalam kegiatan dakwah Islam dan sosial. Namun, mereka juga harus memahami batasan-batasan penggunaannya kemudian menjaga keselarasan antara nilai-nilai keagamaan dan teknologi yang digunakan.

Editor: Soleh

Rivan Efendi
1 posts

About author
Mahasiswa AKRB Yogyakartape Minat Kajian Self-improvement, Sejarah, dan Politik.
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds