Inspiring

Khabib, Petarung Sejati yang Berbakti pada Orang Tua

3 Mins read

Setelah menang duel dengan Justin Gaetjhe dalam ajang UFC di Fight Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (25/10/2020) Khabib Nurmagomedov memilih pensiun. Dia mengaku tak bisa terus bertarung tanpa kehadiran sang ayahnya yang juga pelatihnya.

Tak lama setelah itu, di Instagramnya, Khabib posting foto bersama ayahnya, dan menulis: “When Allah with you, nobody can broke you, nobody.” Ketika Allah bersamamu, maka tak ada seorang pun yang akan menghancurkanmu, tulisnya.

“Saya berbicara dengan ibu saya tiga hari yang lalu. Ia tidak ingin saya bertarung tanpa ayah saya, namun saya berjanji kepadanya bahwa ini merupakan pertarungan terakhir saya, dan saya menepatinya, saya harus melakukannya” kata Khabib di oktagon.

Mengenang ayahnya yang baru saja berpulang ke rahmatullah, Abdulmanap Nurmagomedov (Juli 2020, usia 57 tahun) karena komplikasi COVID-19, dia melanjutkan tulisannya, “Thanks father for everything, you teach all my life, may Allah grant you the highest paradise.” Terima kasih ayah untuk semuanya, engkau telah mengajarkan semua kehidupanku, semoga Allah membalasmu dengan surga tertinggi.

Khabib adalah juara UFC sebanyak 29 kali tanpa kekalahan. Keunggulannya terletak pada gulat gaya bebas–ajaran ayahnya–yang tidak semua lawannya mampu untuk itu. Kalau lawannya sudah tertangkap, saya lihat berat bagi mereka untuk lepas dari situ, bahkan itu Connor McGregor, Si Big Mouth, si mulut besar.

Saya lihat di Instagram khabib_nurmagomedov, 10 jam setelah ia posting foto dengan caption yang sangat inspiratif itu, netizen yang komentar sudah 147.872 orang. Luar biasa. Per 25 Oktober 2020, IG itu punya pengikut 23,6 juta, mengikuti 399 akun, dan telah posting 3915 posting-an.

Pesan Khabib agar Selalu Menghormati Orang Tua

Setiap menang bertarung, Khabib juga menunjukkan penghormatan kepada lawannya. Dia bilang kepada Gaethje, “Di luar oktagon, saya tahu Anda adalah orang luar biasa.” Saya tahu bagaimana anda merawat orang-orang terdekat anda. Saya banyak tahu tentang anda, kata Khabib, The Eagle.

Dia juga berpesan, “Rawatlah orang tuamu. Karena suatu hari nanti akan terjadi sesuatu. Anda tidak tahu apa yang terjadi besok.”

Baca Juga  86 Tahun Ahmad Syafii Maarif: Oase di Tengah Kegersangan Moral

Khabib tidak hanya memberi pesan untuk mantan lawannya itu tapi juga kita semua bahwa kesuksesan yang kita raih di medan pertarungan hidup tidak pernah lepas dari orang tua, ayah atau ibu, atau kedua-duanya.

Dia tidak ingin jadi kacang yang lupa akan kulitnya. Dia tampak sangat tergantung kepada ayahnya. Semacam ketergantungan sekaligus penghormatan bagi orang yang telah membesarkan dan membuatnya menjadi petarung hebat di UFC.

Ketika menang, dia selalu menunjukkan jari ke atas yang diartikan: “Semua kesuksesan ini karena Allah, bukan karena saya pribadi.” Luar biasa. Jarang-jarang kita lihat ada petarung hebat yang biasa seperti itu: ingat Allah di saat jaya-jayanya.

Saya membayangkan, sosok Khabib ini di zaman Rasulullah saw itu seperti para sahabat yang luar biasa yang siap beradu satu lawan satu. Mungkin seperti Ali bin Abi Thalib Sang Asadullah (singa Allah), atau Khalid bin Walid Sang Saifullahul Maslul (pedang Allah yang terhunus). Badannya kuat, dan skill-nya terasah. Tidak emosian sehingga tak asal pukul sembarangan. Pukulannya itu punya makna, ada nilai di dalamnya.

Khabib mengajarkan kita bahwa penghormatan kepada orang tua itu wajib, dan harus diutamakan. Bagi mereka yang sudah lama tidak kontak orang tuanya, sebaiknya kontaklah. Minta doalah semoga jalan hidupmu berkah.

Islam Mengajarkan Kita untuk Hormat Kepada Ortu

Islam mengajarkan untuk hormat kepada orang tua, sebagaimana firman Allah Swt: “Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya.” (QS. Al-Isra: 23)

Baca Juga  Syaikh Nawawi Al-Bantani: Nasionalisme di Tanah Rantau

Begitu juga dalam ayat berikut: “Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukanNya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak…..” (QS. An-Nisa: 36)

Dalam hadis, Nabi Muhammad Saw bersabda: “Ridha Tuhan itu di dalam ridhanya orang tua, dan ketidakridhaan Allah itu di dalam ketidakridhaan orang tua.”

Fight for Legacy, not Money

Sosok Khabib juga mengajarkan bahwa pertarungan yang dia lakukan itu bukan untuk dapat uang. Tapi, untuk mewariskan nilai sekaligus sejarah untuk masyarakatnya di pegunungan Dagestan, Rusia. Kira-kira begitu yang bisa kita ambil dari ucapannya: “I don’t fight for the money. I fight for my legacy. I fight for history. I fight for my people.”

Kelihatannya dia juga tidak begitu gila hormat. Ini juga luar biasa. Adakalanya petarung berlomba-lomba mengejar penghormatan, tapi dia tidak. Dia berkata: “I don’t think about, ‘Oh, I’m finally getting my respect,’ because I don’t care about this.” Dia tidak peduli dengan penghormatan tersebut. Fokus dia di oktagon, adalah: “I smash my opponents.” Ya, menghancurkan musuhnya.

Kepedulian dia lewat jenis olahraga ini adalah warisan. Khabib sepertinya ingin berfokus pada menjaga nama baik dia sebagai pribadi muslim, orang Dagestan, dan petarung berkarakter. I care about my legacy. Saya peduli dengan warisan saya, kata dia.

Hadirnya Khabib dalam pertarungan UFC menjadi kebanggaan bagi banyak orang Indonesia, terutama Islam. Mengingat setiap memang dia selalu tak lupa pada yang di atas. Banyak meme dibuat yang terinspirasi dari situ. Juga banyak tulisan dan obrolan dengan jejak inspiratif dari lelaki 32 tahun itu.

Kita semua patut belajar dari Khabib, lelaki perkasa yang taat pada Tuhan sekaligus berbakti kepada orang tuanya. Kita butuh karakter seperti itu: hebat tapi tidak lupa diri.

Baca Juga  Buletin Jumat: Teladan Kearifan Imam Al-Ghazali

Editor: Yahya FR

Yanuardi Syukur
13 posts

About author
Pengajar Antropologi Sosial Universitas Khairun, Ternate dan Kandidat Doktor Antropologi FISIP UI.
Articles
Related posts
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…
Inspiring

Sosialisme Islam Menurut H.O.S. Tjokroaminoto

2 Mins read
H.O.S Tjokroaminoto, seorang tokoh yang dihormati dalam sejarah Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai seorang aktivis politik yang gigih, tetapi juga sebagai seorang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *