اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّابَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah Shalat Jumat yang Dirahmati Allah!
Agama – Bayangkan, para jamaah, antum semua sudah berumah-tangga, mempunyai seorang istri dan dua anak namun tinggal di rumah yang hanya berukuran 6 X 6 meter saja. Apa yang akan jamaah rasakan? Pasti akan merasa sumpek dan pengap karena sempitnya rumah yang anda tinggali.
Para jamaah pasti tak nyaman dengan kondisi rumah yang begitu sempit. Dari ketidaknyamanan itu, maka energi hidup kita sehari-hari juga tak bisa keluar dengan maksimal karena mood jelek yang timbul dari sana.
Begitu juga halnya saat kita memahami agama. Pemahaman agama yang sempit, tidak hanya akan menyusahkan diri kita sendiri, orang lain pun juga berpotensi besar merasakan dampak negatifnya darinya.
Jamaah Shalat Jumat yang Dirahmati Allah!
Dalam Al-Qur’an surat Al-Taubah ayat 122, Allah berfirman:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ. (سورة التوبة [٩]: ١٢٢)
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
Dalam kutipan ayat di atas, terdapat potongan ayat yang berbunyi liyatafaqqahu fi al-din yang bisa kita maknai secara literal dengan untuk memahami/memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.
Terkait penafsiran dari kalimat li yatafaqqahu fi al-din ini, Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya Tafsir al-Tarir wa al-Tanwir mengatakan bahwasannya motivasi utama dari turunnya ayat ini yaitu keharusan untuk menuntut ilmu atas mayoritas umat Islam. Lebih lanjut, Ibnu Asyur berkata bahwa penggunaan shigat “tafa’ul” pada lafal “tafaqquh” menunjukkan makna betapa beratnya dan susahnya untuk menuntut ilmu.
Ilmu yang dimaksud di sana ialah ilmu agama (ad-diin) yang disebut setelah kata liyatafaqqahu. Artinya apa? Artinya memahami agama itu adalah benar-benar perkara yang tak mudah. Memahami ilmu agama membutuhkan pengorbanan yang ekstra dari segi tenaga, waktu, bahkan harta yang kita punya.
Untuk paham betul tentang ilmu agama, maka hal utama yang perlu kita telusuri adalah referensi-referensi yang menjelaskan tentang ilmu agama itu sendiri, bisa dari buku, video, orang yang kita anggap sudah ahli dalam ilmu agama, dan lain sebagainya.
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia!
Kita sudah jamak mengetahui bahwa ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama, khususnya agama Islam itu sendiri, sangatlah banyak jumlahnya. Ada ilmu fikih, ilmu tafsir, ilmu filsafat, ilmu kalam, ilmu kebahasaan (nahwu, sharaf, balaghah, dll), ilmu hadis, ilmu tasawuf dan banyak lagi cabang keilmuan yang lainnya.
Belum lagi, di zaman sekarang ini, sudah banyak sekali riset-riset, baik yang dilakukan oleh orang muslim atau yang non-musllim, yang menjadikan agama sebagai fokus kajian studinya.
Tak hanya di dunia Islam, di dunia negara Barat yang notabenenya negara non-Islam, juga gandrung sekali mempelajari kajian tentang Islam ini yang ditinjau dari berbagai aspek pendekatan; antropologi, sosiologi, ekonomi, sejarah, doktrin, teks, dan lain sebagainya.
Maka betul lah apa yang dikatakan oleh Ibnu Asyur tadi, bahwasannya untuk mendalami agama dengan mendalam, adalah sebuah perkara yang berat. Karena harus minimal memahami beberapa macam bidang studi keagamaan yang sudah khatib jelaskan tadi.
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia!
Namun meskipun begitu, jika seseorang menyadari bahwa keilmuan agama itu luas dan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya zaman, maka dengan sendirinya ia sadar bahwa paham tentang keagamaan itu beragam, tergantung bidang apa, pendapat siapa, konteks kapan/dimana, dan pendekatan apa yang dipakai untuk menjelaskan suatu perkara keagamaan tertentu. Kosekuensi logisnya, ia lebih toleran jika mendapati orang lain punya perbedaan paham kegamaan dengannya.
Misalnya, ada seorang pengikut mazhab Syafi’i yang sudah memahami pendapat empat madzhab tentang hukum membaca qunut ketika shalat subuh dan ia sudah paham juga alasan (hujjah) yang dipakai mereka dalam mendasari setiap fatwanya. Tentu orang ini tidak akan kaget saat mendapati, misalnya, temannya yang memraktikkan fatwa dari ulama mazhab Hanbali.
Situasi ini berbeda ketika seorang pengikut mazhab Syafii tersebut hanya paham dan hanya setuju terhadap pendapat ulama mazhab Syafi’i saja tanpa memahami atau peduli fatwa-fatwa dari ulama mazhab yang lain. Pasti ia akan kaget, merasa aneh, dan bahkan bisa ke tingkat mengkafirkan mereka yang tak sepaham dan sependapat dengannya.
Dari contoh di atas, kita bisa memahami bahwasannya memperluas dan mendalami paham agama itu sangat penting dan jika kita hanya mempunyai paham yang sempit, maka itu menjadi hal yang membahayakan diri kita dan bahkan orang lain.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
Hadirin Shalat Jumat yang Berbahagia
Di Khutbhah kedua ini, marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah Swt, semoga kita dipermudahkan dalam mendalami ilmu agama sehingga kita bisa menjadi umat Allah yang paham agama Islam dengan baik dan menjadi hamba yang toleran, terbuka, dan harmonis dalam menjalani kehidupan di bumi ini. Amiin YRA.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
رَبنا أَدْخِلْنا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لنا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم وادعوه يستجب لكم
ولذكر الله أكبر
Editor: Yusuf RY