Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِل اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
و قال الله تعالى أيضا يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jamaah Jumat Rahimakumullah…
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam, ia menjadi simbol agama sekaligus peradaban, bahwa simbol kemajuan pernah berada di sana. Sejarah telah mencatat, sumber kemajuan ilmu, sosial, pendidikan, dan keagamaan pernah berdiri kokoh di atas tempat sujud umat Islam tersebut.
Masjid bukan hanya tempat mendekatkan diri kepada Allah semata (hablu minallah), tetapi juga bernuansa sosial kemasyarakatan (hablu minannas). Dengan adanya 2 konsep ini, maka hubungan vertikal dan horizontal keagamaan bisa terpenuhi. Masjid bisa menjembatani kepentingan dunia maupun akhirat, bersinergi antara kepentingan pribadi juga keumatan.
Jamaah Jumat Rahimakumullah…
Allah SWT berfirman dalam Surat At Taubah ayat 18:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah: 18).
Kata memakmurkan dalam ayat di atas, sejatinya tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan ritual yang bernuansa spiritual, asyik mengabdi hanya untuk diri sendiri. Setelah kata shalat, ada konsekuensi yang berhubungan langsung dengan masalah kemanusiaan yaitu zakat.
Artinya, segala hal yang berkaitan dengan kemanusiaan, harus berjalan dengan baik setelah melakukan ritual shalat. Oleh karena itu, marilah kita memakmurkan masjid dengan cara menyemarakkan ibadah yang bernuansa sosial.
Adapun ibadah dengan nuansa sosial yang bisa kita lakukan di masjid yaitu:
Pertama, melaksanakan zakat, infaq, dan sedekah yang bersifat produktif.
Kita pernah mendengar sebuah hadist riwayat Muslim yang menerangkan bahwa, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, atau mungkin kita sering mendengar istilah, memberi lebih baik daripada meminta. Hal-hal semacam itu bisa kita laksanakan di masjid yang memegang peran sebagai pusat pengembangan ekonomi umat.
Dewasa ini, memang telah banyak pelaksanaan zakat, infaq, dan sedekah di masjid, namun pendistribusiannya masih sebatas pada kebutuhan konsumtif, bukan pada pengembangan harta yang bersifat produktif. Harusnya, masjid sebagai pusat pengembangan ekonomi umat mampu memberikan bantuan modal usaha bagi jamaahnya, kemudian melakukan pendampingan agar jamaah yang mendapatkan bantuan bisa berhasil dalam mengelola usaha.
Pada akhirnya jamaah tersebut menjadi penerima, memberi zakat, infaq, dan sedekah secara berkesinambungan. Di sini masjid memberikan dampak bagi jamaah, dari satusnya sebagai penerima kemudian menjadi pemberi.
Jamaah Jumat Rahimakumullah…
Kedua, melaksanakan program pengembangan ilmu agama dan umum.
Sebagai pusat pengembangan ilmu, masjid sudah berjalan dengan baik, namun muatan kegiatan hanya berkutat pada masalah pengajian, dan baca tulis al-quran (BTQ). Ada baiknya kini mulai dijalankan beberapa kajian mendalam keislaman, dikaitkan dengan kebijakan pemerintah, seperti stunting, pencegahan pernikahan dini, pencegahan narkoba, wajib belajar 9 tahun, dan lain-lain. Kegiatan ini bisa dijalankan melalui pengajian maupun khutbah Jumat, hari raya, maupun gerhana
Tidak hanya itu, masjid juga dapat membahas masalah-masalah kekinian dengan mengaitkan antara ilmu keislaman dengan ilmu sosial humaniora, maupun ilmu sains. Proses integrasi ilmu tersebut berguna untuk menjembatani, agar satu ilmu dengan ilmu lain tidak saling bersebrangan, tetapi saling berkaitan dan mendukung.
Tidak heran, jika dulu saat kejayaan Islam ada ulama yang menguasai berbagai macam keilmuan seperti Imam Al Ghazali, Al Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan lain-lain. Keberhasilan tokoh-tokoh tersebut dalam menguasai beberapa cabang ilmu tidak lepas dari peran masjid, sehingga pada saat itu umat Islam menjadi pusat keilmuan dan dijadikan rujukan oleh orang-orang Eropa.
Jamaah Jumat Rahimakumullah…
Ketiga, melaksanakan fungsi konsultasi bagi jamaah yang bermasalah.
Masjid harus bisa menjadi bagian dari pemecahan masalah (problem solver) bagi jamaah. Hal ini penting dilakukan karena begitu banyak persoalan keagamaan dan kehidupan yang jika tidak selesai, akan memberikan masalah baru. Akibatnya, jika dibiarkan berlarut-larut akan mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang atau jamah, sehingga bisa mengakibatkan penyakit mental (mental illness).
Di sini masjid bisa mengambil peran sebagai pendamping jamaah, sekaligus melaksanakan fungsi konsultasi. Maka, diharapkan pengurus masjid dan tokoh agama bisa bekerja sama untuk melakukan pendampingan kepada para jamaah yang membutuhkan agar mereka tidak merasa dibiarkan dan salah dalam mencari tempat pemecahan masalah.
Mudah-mudahan khutbah jumat singkat ini bisa bermanfaat, terkhusus kepada diri khatib pribadi maupun kepada para jamaah sekalian umumnya.
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا
رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين
عباد الله, إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْم يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ, أَقِيْمُوْا الصَّلَا
Editor: Soleh