Khutbah Jumat Terbaru 2021: Kebebasan Beragama dalam Al-Quran
Berikut ini adalah contoh Khutbah Jumat Terbaru 20021 yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Jumat di masjid-masjid manapun secara umum. Tema yang dimuat dalam Khutbah Jumat Terbaru 2021 ini adalah tentang Kebebasan Beragama dalam Al-Quran yang sesuai dengan banyak masjid. Khutbah Jumat Terbaru 2021 ini memuat khutbah pertama dan khutbah kedua. Pembaca juga dapat menuju tautan Teks Khutbah Jumat singkat jika menginginkan Khutbah Jumat terbaru lain.
Khutbah Jumat Terbaru 2021: Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kebebasan dan hak untuk beragama merupakan persoalan krusial dalam agama-agama. Masalah ini terus mengundang perdebatan di kalangan agamawan tak terkecuali di kalangan ulama Muslim, bahkan kaum awam.
Walaupun sebenarnya, jauh-jauh hari kebebasan beragama telah dibahas oleh para mutakallim (teolog) Muslim. Dua teolog terkenal yang pernah membahas secara panjang lebar adalah Shahrastani dan Ibnu Hazm, keduanya dikenal sebagai Bapak Perbandingan Agama di dunia Islam.
Namun demikian, masih banyak dijumpai di kalangan Muslim fundamentalis dan eksklusifis yang menentang keras upaya-upaya para penganjur hak asasi manusia agar hak untuk bebas beragama dan tidak beragama.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Alasan mendasar yang sering dijadikan argumen penolakan adalah bahwa manusia sejak lahir sudah membawa fitrah bertuhan yang berangkat dari perjanjian primordial antara manusia dan Tuhan ketika kali pertama ruh ditiupkan ke jasad manusia.
Hal ini didasarkan firman-Nya dalam QS. Al-A’raf ayat 172:
اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
“Apakah kamu mengakui bahwa Aku adalah Tuhanmu?” Kemudian manusia menjawab: “Benar, kami bersaksi Engkau adalah Tuhan kami”.
Fitrah bertuhan adalah doktrin utama dalam Islam dan ini diakui oleh semua Muslim di manapun. Keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang dipilih manusia merupakan hasil pertimbangan akal sehat, termasuk menjadi manusia bertuhan, atau tidak bertuhan, menganut suatu agama, atau tidak memiliki agama apapun.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Bagaimana norma-norma Al-Quran tentang Hak dan Kebebasan Beragama? Jawabannya adalah al-Qur’an menjabarkan hak dan kebebasan beragama dapat dijamin dan dipastikan.
Pertama, norma tanpa paksaan. Al-Qur’an memandang persoalan beragama sebagai pilihan hakiki untuk percaya atau tidak percaya, iman atau tidak beriman kepada sesuatu yang dipandang “ultim” dalam kehidupan ini.
Islam secara lugas dan tegas menyatakan:
لَاۤ اِكۡرَاهَ فِى الدِّيۡنِۙ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشۡدُ مِنَ الۡغَىِّ
“Tidak ada paksaan apapun dalam memeluk agama, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah” (al-Baqarah: 256).
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Ayat ini meniadakan semua unsur keyakinan terhadap agama apapun yang dilandaskan atas dasar paksaan. Menurut al-Thabathabai, karena agama berkaitan erat dengan pengetahuan ilmiah, berkaitan dengan i`tiqad, bahwa keyakinan dan iman adalah urusan hati yang padanya tidak berlaku hukum paksaan dan tekanan.
Muhammad Abduh menegaskan bahwa “iman adalah unsur pokok dalam agama”. Mustahil memaksakan iman dengan tekanan. Iman itu harus diiringi dengan penjelasan (bayan) dan argumen-argumen (burhan).
Pernyataan la ikraha fi al-din diikuti dengan pernyataan qad tabayyana al-rusyd min al-ghayy, itu artinya telah tampak dengan jelas bahwa dalam agama-agama (al-milal) dan aliran-aliran (al-nihal) itu ada irsyad, petunjuk, kebahagiaan dan cahaya.
Abduh tidak menunjukkan secara eksplisit tentang maksud al-milal dan al-nihal. Dari sini dapat dipahami bahwa agama apapun yang dipilih sebagai jalan hidup, ada kemungkinan bagi penganutnya untuk memperoleh irsyad, petunjuk, kebahagiaan dan cahaya darinya.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kedua, norma kebebasan internal. Manusia adalah makhluk sempurna karena dimensi akal. Akal ini menjadikan manusia sebagai makhluk otonom, baik dari segi kedudukan, fungsi dan perannya maupun segi ruhaniah, manusia adalah makhluk dengan kebebasan penuh.
Karena itu segala keputusan yang lahir dari kehendak dan pilihan manusia menjadi tanggung jawab individu. Allah menyatakan jaminan atas kebebasan memilih beragama atau tidak beragama.
Dalam sebuah ayat dinyatakan:
اِنَّا هَدَيۡنٰهُ السَّبِيۡلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوۡرًا
“Sesungguhnya Kami telah memberi manusia suatu jalan, ia dapat memilih beriman maupun kufur” (Al-Insan 76:3).
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Ketiga, norma saling menghargai dan menghormati perbedaan dan keragaman agama.
Lakum dinukum waliya din dalam surat al-Kafirun merupakan suatu “pembatasan” (al-hasr).
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
“Untukmu agamamu (bukan agama orang lain), dan untukku agamaku (bukan agama orang lain)”.
Ini berarti sikap menarik batas secara tegas dalam hal akidah dan keyakinan agama. Pertama, pernyataan negasi atas kompromi dalam perkara-perkara akidah dan ibadah antara Muslim dan non-Muslim; penolakan atas percampuradukkan akidah dan ibadah antara agama satu dengan yang lain.
Kedua, penghargaan terhadap agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan yang ada, membiarkan masing-masing pemeluk agama berjalan dengan keyakinan dan ritualnya sendiri tanpa diiringi pemaksaan, sehingga hidup bersama dan berdampingan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Jumat Terbaru 2021: Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Di khutbah yang kedua ini, alangkah baiknya kita sama-sama menyadari dan menyimpulkan, bahwa dari penjelasan sebelumnya, hak memeluk agama apapun itu adalah hak setiap individu.
Bahkan, negara sekalipun sama sekali dilarang mengurangi hak untuk bebas beragama atau berkepercayaan bahkan dalam situasi darurat sekalipun.
Kebebasan individu tentu dengan sendirinya akan dibatasi oleh kebebasan individu lain. Demikian juga berlaku dalam hak dan kebebasan beragama atau berkepercayaan.
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
***
Demikian Khutbah Jumat Terbaru 2021 tentang Kebebasan Beragama dalam Al-Quran dari IBTimes.ID. Semoga bermanfaat.
Editor: Nabhan