Inspiring

Kisah “Kumbang Kecil” dari Dlamrah

2 Mins read

Oleh: Sabrur Rohim

Ahlu Suffah

Namanya Ju’ail Ibn Saraqah al-Dlamry. Dalam beberapa riwayat ada yang menyebutnya Ji’al. Al-Dlamry untuk menyebut nama tempat asalnya, Dlamrah. Ju’ail datang dari Dlamrah ke Madinah karena tertarik kepada ajaran Islam. Lalu ia menjadi muallaf di hadapan Nabi SAW. Ju’ail miskin papa, sehingga ia tinggal bersama 50 sahabat/sahabiyat lainnya di Shuffah. Shuffah adalah semacam asrama penampungan bagi para muhajirin miskin dan nafkah hidupnya ditanggung oleh Nabi SAW.

Para sahabat dan sahabiyat yang tinggal di situ disebut Ahlus Shuffah. Tentu saja, Ju’ail menjadi teman karib nama-nama beken penghuni Shuffah, seperti Abu Hurairah, Abu Zar al-Ghifari, Ka’b bin Malik, al-Barra’ Ibn Malik, dan lain-lain.

Selain miskin, Ju’ail adalah seseorang dengan kodrat fisik (tampang) yang kurang menarik. Badannya kecil pula. Itulah kenapa bapaknya menamainya, Ju’ail. Artinya, “kumbang kecil.” Tetapi dia seorang yang saleh dan karenanya Nabi SAW sangat mengasihinya.  Setelah Ju’ail menjadi muallaf, Nabi SAW mengganti namanya menjadi ‘Amr, yang kurang lebih berarti pencerahan spiritual. Tetapi Ju’ail sendiri tak mempedulikannya, dia lebih dikenal dengan Ju’ail. Dia senang dipanggil dengan nama itu.

Pembagian Harta Rampasan

Menjelang Perang Khandaq (Ahzab), Ju’ail termasuk orang yang ikit kerja bakti membuat parit dan berada di dekat Nabi SAW. Beberapa sahabat bekerja sambil bercanda menggubah dan menasyidkan syair tentang Ju’ail. Nabi sendiri juga ikut larut dalam candaan tersebut. Tetapi Nabi mengubahnya sendiri dengan syair-syair yang menggugah semangat jihad membela agama.

Dalam penaklukan Hawazin (perang Hunain), pasukan Muslim mendapatkan rampasan perang (ghanimah)  sekitar 40 ribu kambing dan 24 ribu onta. Di antara orang-orang yang mendapat bagian rampasan itu adalah Abu Sufyan, yang mendapatkan 100 unta. Nabi mengategorikan Abu Sufyan, meski elit dan kaya, sebagai muallaf. Abu Sufyan sendiri masih meminta lagi, untuk kedua anaknya: Yazid dan Mu’awiyah. Nabi mengabulkan, menambah 200 ekor. Jadi, Abu Sufyan total menerima 300 unta.

Baca Juga  Hamid Algar, Mengadvokasi Islam Toleran, Melawan Ekstremisme

Seorang sahabat bernama Sa’d Ibn Abi Waqqash sedikit protes kepada Nabi SAW, ketika ada dua orang sahabat muallaf, ‘Uyainah Ibn Hishn (dari Ghatafan) dan Aqra’ Ibn Habis (dari Tamim)  mendapat masing-masing 100 ekor unta dari rampasan Hunain. Dalam pikiran Sa’d,  harusnya Ju’ail juga diberi, meski tidak harus banyak. Karena sudah banyak orang tahu bahwa Ju’ail seorang muallaf yang sangat miskin.

Tidak Mendapat Bagian

Nabi SAW,  dengan wawasan nubuwwah (profetik)-nya, menjawab pertanyaan Sa’d Ibn Abi Waqqash, bahwa demi Allah yang mengutus beliau dengan kebenaran, Ju’ail al-Dlamry itu lebih kaya dari mereka berdua (‘Uyainah dan Aqra’).  Keimanan dan keislaman Ju’ail, kata Nabi SAW,  tidak perlu diragukan. Sehingga ia tak perlu dikuatkan dengan harta benda rampasan perang.

Sedangkan ‘Uyainah dan Aqra’,  sebagaimana juga Abu Sufyan dan kedua anaknya,  keimanan dan keislaman mereka masih harus dikuatkan. Itulah kenapa Nabi memberi mereka masing-masing 100 unta. Sebaliknya, kepada Ju’ail Ibn Saraqah, Nabi tidak memberi apa-apa. Allahumma shalli ‘ala al-Mushthafa Muhammad wa ‘ala alihi washahbihi wa ummatihi ajma’in.

*) Alumnus PMH Syariah dan PPs UIN Sunan Kalijaga dan ustaz di PP Al Hikmah Karangmojo Gunungkidul DIY

Editor: Arif

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…
Inspiring

Sosialisme Islam Menurut H.O.S. Tjokroaminoto

2 Mins read
H.O.S Tjokroaminoto, seorang tokoh yang dihormati dalam sejarah Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai seorang aktivis politik yang gigih, tetapi juga sebagai seorang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *