Tarikh

Kisah Nabi Musa Bertemu dan Berguru dengan Nabi Khidir

3 Mins read

Nabi Khidir memang tidak termasuk dalam 25 Nabi dan Rasul Allah yang wajib diimani karena kenabiannya tidak disebutkan secara eksplisit atau terus terang. Namun, dari kisahnya bersama dengan Nabi Musa yang diceritakan dalam Al-Qur’an pada surah Al-Kahfi ayat 60-82, terdapat banyak hikmah dan Pelajaran yang bisa dipetik.

Dirangkum dari buku Kisah dan Misteri Nabi Khidir: Menyikapi Rahasia Sang Nabi Misterius yang Hingga Kini Masih Hidup, berikut kisah pertemuan dan kejadian yang dialami oleh Nabi Musa bersama dengan Nabi Khidir.

Awal Mula Kisah

Awal kisah bermula dari ketika Nabi Musa diberi pertanyaan oleh kaum Bani Israil tentang siapakah manusia yang paling saleh di muka bumi ini. Dan pada saat itu juga Nabi Musa menjawab bahwa dirinyalah manusia yang paling saleh di muka bumi ini. Namun, Allah segera menegur Nabi Musa dan mengatakan padanya bahwa masih ada hamba lain yang lebih saleh dari dirinya dan bahkan hamba tersebut memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa. Beliau adalah Nabi Khidir, hamba yang saleh dan memiliki ilmu yang lebih tinggi dari Nabi Musa yang dimaksud Allah.

Surah Al-Kahfi 60-82: Nabi Musa Bertemu dan Berguru kepada Nabi Khidir

Pada saat Nabi Musa mengetahui ada hamba yang saleh dan memiliki ilmu lebih tinggi darinya, Nabi Musa pun memohon kepada Allah agar bisa bertemu dengan sosok tersebut untuk berguru dan belajar ilmu kepadanya. Allah hanya memerintahkan Nabi Musa untuk membawa ikan dalam keranjang. Dan kemudian Allah juga berpesan apabila ikan tersebut menghilang, maka di tempat itulah sosok hamba saleh itu berada.

Nabi Musa pun mengikuti semua amanat dari Allah, lalu ia pergi bersama muridnya yang Bernama Yusya Ibn Nun untuk mulai mencari keberadaan hamba saleh tersebut. Setelah Nabi Musa dan muridnya berjalan cukup jauh, pada akhirnya Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidir karena telah mendapat tanda bahwa ikan yang dibawanya menghilang.

Baca Juga  Kisah Nabi Musa dan Kematian Firaun di Laut Merah

Kemudian Nabi Musa memberi salam, dan setelah memberi salam Nabi Musa bertanya kepada Nabi Khidir, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (QS Al-Kahfi ayat 66)

Nabi Khidir pun menjawab, “Sesungguhnya Engkau (wahai Musa) tidak sekali-kali akan dapat bersabar bersamaku. Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS Al-Kahfi ayat 67-68)

Nabi Musa mencoba untuk meyakinkan Nabi Khidir bahwa dirinya akan berupaya bersabar. Dan Nabi Musa pun kembali mencoba meyakinkan, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.” (QS Al-Kahfi ayat 69)

Kendati begitu, Nabi Khidir memberikan syarat yang harus dipenuhi oleh Nabi Musa. Nabi Khidir berkata, “Sekiranya Engkau mengikutiku, maka janganlah Engkau bertanya kepadaku akan sesuatu pun, sehingga aku ceritakan hal itu kepadamu.” (QS Al-Kahfi ayat 70)

Tiga Pelajaran dari Nabi Khidir yang Diberikan kepada Nabi Musa

Dimulailah perjalanan keduanya. Kemudian Nabi Khidir pun langsung menunjukkan pelajaran kepada Nabi Musa melalui tiga peristiwa. Pada peristiwa pertama, ketika Nabi Khidir dan Nabi Musa berada di atas kapal, Nabi Musa heran melihat Nabi Khidir yang melubangi kapal dengan melepas salah satu papannya. Nabi Musa berpikir bahwa hal tersebut termasuk perbuatan kejahatan. Terlebih, kejahatan itu dilakukan kepada orang yang telah berbuat baik karena mau mengangkut mereka tanpa diberi imbalan.

Nabi Musa yang lupa lantas bertanya kepada Nabi Khidir, “Mengapa engkau melubangi perahu yang akibatnya akan menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya engkau telah berbuat satu kesalahan besar.” (QS Al-Kahfi ayat 71)

Baca Juga  Kajian Manuskrip: Khotbah Sebelum Akad Nikah

Nabi Khidir lantas mengingatkan Nabi Musa akan janjinya, “Bukankah sudah ku katakan, bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?” (QS Al-Kahfi ayat 72)

Kemudian Nabi Musa berkata, “Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah engkau membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.” (QS Al-Kahfi ayat 73)

Setelah itu, keduanya kembali melakukan perjalanan dan bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang bermain. Nabi Khidir lantas menghampiri dan membunuhnya. Melihat kejadian tersebut, Nabi Musa menjadi tak sabar dan Kembali mengingkari janjinya dengan bertanya kepada Nabi khidir, “Mengapa engkau membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya engkau telah melakukan sesuatu yang mungkar.” (QS Al-Kahfi ayat-74)

Nabi Khidir pun menjawab yang sama kepada Nabi Musa, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?” (QS Al-Kahfi ayat 75)

Dan Nabi musa berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya engkau sudah cukup (bersabar) menerima alasan dariku.” (QS Al-Kahfi ayat 76)

***

Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan dan tibalah pada sebuah desa yang dihuni oleh penduduk yang sangat kikir. Tak ada seorang pun di sana yang mau menjamu mereka. Namun, tidak disangka Nabi Khidir justru memperbaiki sebuah dinding rumah yang hampir roboh. Semua kejadian yang dialami oleh Nabi Musa tersebut membuatnya bertanya-tanya. Hal tersebut juga yang membuat Nabi Musa memilih untuk berpisah dengan Nabi Khidir. Sebelum berpisah, Nabi Khidir menjelaskan alasan perbuatannya dan berkata, “Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar terhadapnya.” (QS Al-Kahfi ayat 78)

Baca Juga  Mengenal Historiografi Islam Modern

Pertama, ia memberi lubang pada perahu agar pemilik perahu yang miskin tidak dizalimi oleh seorang raja serakah. (QS Al-Kahfi ayat 79)

Kedua, Nabi Khidir membunuh seorang anak karena ia tahu bahwa nantinya ketika besar ia bisa menyesatkan kedua orang tuanya. (QS Al-Kahfi ayat 80-81)

Ketiga, Nabi Khidir memperbaiki dinding rumah yang hampir roboh karena di rumah itu ada anak yatim dan di dalamnya terdapat harta peninggalan dari ayah mereka yang saleh. (QS Al-Kahfi ayat 82)

Nabi Khidir juga mengatakan bahwa apa yang dilakukannya bukanlah kehendak sendiri, melainkan mengikuti petunjuk dari Allah SWT. Dari kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir tersebut terdapat beberapa pelajaran yang dapat dipetik, antara lain yaitu tentang sebuah adab dan kesabaran serta kita hendaknya senantiasa berprasangka baik tentang Allah dan percaya atas kehendaknya.

Editor: Soleh

Siti Khumairoh
1 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds