Oleh: Almuslimun*
Tulisan ini selain memuat tentang tantangan KOKAM, juga menyajikan pengantar kelahiran KOKAM (walau tidak secara keseluruhan) sebagai permintaan untuk memberikan gambaran awal kelahiran kepada khalayak yang belum memahami histori KOKAM. Selamat membaca.
Semangat Kelahiran Kokam
Secara historis, kelahiran KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah), yang pada awalnya kepanjangannya adalah Komando Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Muhammadiyah, lahir 20 tahun setelah Indonesia merdeka. Tepatnya 1 Oktober 1965. Sekarang genap berusia 54 tahun, tidak lepas dari faktor internal dan eksternal.
Secara internal diantaranya adalah:
Pertama, perlunya peningkatan mental, daya juang keluarga besar Muhammadiyah dalam menghadapi segala kemungkinan. Tentu pada masa itu, kondisi perpolitikan bangsa sedang memuncak yang perlu adanya penyiapan kewaspadaan dan kesiapsiagaan keluarga besar Muhammadiyah
Kedua, respon dini dari Pimpinan Muhammadiyah khususnya Cabang DKI Jakarta dalam menyambut menjadi bagian penting dalam penguatan silaturrahim antar dunia Islam internasional seperti pelaksanaan KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) yang kemudian berganti nama menjadi OII (Organisasi Islam Internasional) dengan respon bahwa dengan berpedoman dasar Islam mampu menyumbangan penyelesaian masalah yang dihadapi umat manusia.
Ketiga, semangat penyiapan kader di Muhammadiyah melalui perkaderan dengan mengadakan kursus kader yang terdiri dari orang tua yang bersemangat muda, angkatan muda laki-laki dan perempuan dari berbagai cabang Muhammadiyah yang dilaksanakan di Aula Unmuh Jakarta dengan nama “Kursus Takari”, yang dimulai 1 September hingga 30 September (terhenti karena adanya Gerakan 30S/PKI), dengan materi penguatan ideologi/tauhid, fungsi kader Muhammadiyah dalam revolusi hingga materi keamanan dan pertahanan.
Secara ekternal diantaranya adalah:
Pertama, adanya tarikan kepentingan politik antar faksi politik ketika itu sehingga Presiden Soekarno mengakomodir komunisme menjadi konsep politik Indonesia dengan sebutan Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) tentu nilai komunis bertentangan dengan kelompok-kelompok Islam yang dianggap cenderung ideologi sosialisme dan marxisme tetapi mendapat tempat dalam perpolitikan dan kabinet waktu itu.
Kedua, kondisi bangsa yang mencekam dengan adanya penambahan angkatan ke-5 yaitu Barisan Rakyat yang dipersenjatai, dan rentetan kejadian lainnya seperti penculikan dan pembunuhan para jenderal Pimpinan Angkatan Darat, coup/kudeta terhadap pemerintah, pembentukan dewan revolusi, penguasaan RRI Jakarta, yaitu perebutan kekuasaan, yang kemudian disebut Gerakan 30S/PKI, dengan respon terhadap Gerakan 30 September dan sebagai gerakan anti komunis sehingga dengan suara bulat membentuk Kesatuan Perjuangan di dalam Muhammadiyah Jakarta Raya dengan nama Komando Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Muhammadiyah (KOKAM) dengan Komandan Letnal Kolonel Haji Sudarsono Prodjokusumo dari RPKAD, yang kemudian dengan perkembangan zaman menjadi Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang secara kelembagaan di bawah tanggung jawab Pemuda Muhammadiyah.
Internal dan eksternal merupakan sebuah kesadaran dini dan kemampuan dengan baik dalam membaca situasi serta kemampuan mencandra masa depan dari segala kemungkinan yang akan terjadi sebagai bentuk respon Muhammadiyah yang dinilai berhasil dengan baik menyiapkan secara dini, termasuk sebagai gerakan Islam modernis dalam menyikapi anti-komunis dan membela agama, negara, dan bangsa yang melekat hingga sekarang secara kelembagaan dan kepada seluruh pimpinan dan pasukan KOKAM.
Semangat Perjuangan
Setelah dengan suara bulat membentuk Kesatuan Perjuangan di Jakarta Raya, diinstruksikan untuk setiap cabang Muhammadiyah se-Indonesia untuk segera membentuk KOKAM yang direspon cepat dalam pembentukan pelatih/pembina, struktur, pasukan dan latihan mental dan fisik, olah informasi, pelaporan setiap kejadian ke Mabes. Sehingga angkatan muda Muhammadiyah selalu siap dan waspada dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi guna membela agama, negara dan bangsa serta bertanggung jawab atas keselamatan semua keluarga Muhammadiyah.
Semangat perjuangan ini bentuk untuk membela agama, negara, dan bangsa menjadi semangat dalam pembentukan KOKAM di daerah-daerah, termasuk di Jawa Timur sebagai Komandan pertamanya Fatchurrahman yang langsung ditunjuk oleh Letkol H.S. Prodjokusumo pada pembentukan KOKAM di Jakarta, Fatchurrahman kemudian bergerilya untuk menata pasukan dan mengadakan pelatihan dengan dibina langsung oleh para perwira Angkatan Darat dan Angkatan Laut di Surabaya hingga pelatihan penggunaan senjata.
Bahkan KOKAM dibeberapa tempat dipimpin oleh perwira dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut, Fatchurrahman yang kemudian berdomisili di Mojokerto dan kemudian menjabat sebagai salah satu Bupati di Mojokerto, tentu peranan perjuangan KOKAM di Jawa Timur dalam membela agama, negara dan bangsa yang bergandengan dengan tentara memberikan corak tersendiri bagi perkembangan KOKAM di Jawa Timur, yang tentu semangat perjuangan ini harus dikembangkan bagi generasi sekarang dan selanjutnya.
Semangat perjuangannya tidak boleh berhenti dengan peningkatan kapasitas pasukan yang lebih mumpuni dalam bidang garap membela agama, negara dan bangsa (bela negara). Yaitu pelayanan keamanan dan bantuan kemanusiaan dengan kesiapsiagaan kebencanaan dengan kompetensi kesamaptaan, kesemestaan, leadership, skill SAR, potensi diri, fisik dan mental, bela diri, investigasi, intelijen, perangkat dan logistic.
Tentu pemahaman ideologi/ketauhidan, perlu dilakukan penguatan struktur/organisasi dan penguatan peranan KOKAM baik melalui pendidikan dan latihan yang dilakukan secara mandiri dan bekerjasama denga lembaga lain mulai dari perencanaan, hingga pengorganisasi dan evaluasinya yang perlu diikhtiari untuk dilakukan mendekati sempurna.
Tantangan Kekinian
Jiwa bela agama, negara dan bangsa tak pernah luntur menjadikan KOKAM terus berkembang, diklat kontinyu dilaksanakan, pasukan terus bertambah tentu menambah kegembiraan tersendiri sebagai wadah dakwah. Di samping perlu adanya peningkatan jiwa leadership dan kompetensi diri setiap anggota KOKAM di masing-masing tingkat secara operasional baik secara sektoral maupun geografis dalam Badan Pelaksana Operasi KOKAM Pemuda Muhammadiyah.
Yaitu untuk membina dan mengembangkan segenap potensi kader Pemuda Muhammadiyah yang memiliki minat, bakat dan kemampuan bela negara, relawan, kepeloporan dan kekaryaan, dalam bidang pelayanan dan pertolongan umum terhadap berbagai bentuk musibah/bencana kemanusiaan (alam/sosial) beserta dampaknya sebagai aktualisasi peranan dakwah Pemuda Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat.
Secara garis besar, tugas KOKAM adalah pelayanan keamanan dan bantuan kemanusiaan beserta turunannya. Perlu diperhatikan secara serius, untuk melaksanakan tugas mulia tersebut perlu membekali pimpinan dan anggota KOKAM dengan leadership dan peningkatan potensi.
Jiwa leadership harus tertanam sehingga mempunyai kemampuan mencandra dan me-manage serta pengambilan keputusan secara strategis, kemampuan memimpin, baik hard skill dan soft skill, menjalankan prinsip organisasi, dan pengabdian, tugas pokok dan job discription, pembinaan, pengembangan, sistem komando, kekompakan, komunikasi, konsolidasi, evaluasi, dan laporan secara hirarkis sebagai sistem fungsional, penataan anggota dan struktur, dan lain sebagainya sehingga organisasi berjalan maksimal dan mencapai tujuan secara optimal.
Tantangan sekaligus peluang selanjutnya adalah peningkatan potensi anggota KOKAM dalam menjalanan tugas utamanya pelayanan keamanan dan bantuan kemanusiaan perlu dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Yang mencakup Pasgana (Pasukan Tanggap Bencana), Pasukan Sistematis, Provost, Logistik, SAR (Search and Rescue), BSM (Bulan Sabit Merah), RGC (Regu Gerak Cepat), Perhubungan, Komunikasi dan Transportasi, Satgas (Satuan Tugas), Beladiri, Investigasi dan Arbitrase hingga Seni Drumband dan Media Informasi.
Tentu tugas tersebut di atas perlu sinergi antar anggota, pimpinan KOKAM, dan Pemuda Muhammadiyah di masing-masing tingkat. Dengan kerja keras, insyaAllah akan mampu terealisasi dengan baik, karena semangat kita adalah untuk menjadikan KOKAM Jatim lebih baik.
Tugas mulia ini perlu juga di-influence, ditularkan kepada generasi milineal yang familiar terhadap teknologi digital kecenderungannya lebih banyak di dunia maya daripada aktivitas dunia nyata, tantangan era disrupsi, merupakan tantangan tersendiri untuk sumber keanggotaan baru baik di KOKAM maupun di Pemuda Muhammadiyah.
Selain sumber Angkatan Muda Muhammadiyah dan Pemuda Islam lainnya, begitu juga dengan yang khusus ada di Indonesia dengan adanya bonus demografi yang sudah mulai tahun ini hingga tahun 2040. Yang jika kita kelola dengan baik, akan menjadi berkah dan jika tidak bisa mengelolanya menjadi kegiatan yang produktif maka akan menjadi bencana.
Selalu Iri untuk Berbuat Baik
Maksud iri disini adalah iri positif bukan yang negatif, jika ada lembaga yang responsif dalam penanganan kebencanaan, kita iri untuk turut dalam kesiapsiagaan kebencanaan. Jika ada lembaga lain yang lebih handal dari KOKAM, maka kita iri untuk membelajari kehandalan tersebut sehingga kita mempunyai ilmunya.
Jika ada yang lebih cepat dalam penanganan keamanan dan bantuan kemanusiaan, kita iri terhadapnya. Jadi harus dikembangkan semangat dakwah bil hal untuk menciptakan kemasalahatan umat.
Jadi, harapannya adalah kita terus bergerak, responsif, proaktif, cepat, dan tepat dalam berperan dalam urusan pelayanan keamanan dan bantuan kemanusiaan. Baik di lingkungan Muhammadiyah maupun masyarakat umum. Bahkan manusia secara umum tanpa pandang bulu.
Minimal kita punya tenaga dan ilmu untuk melaksanakan kebaikan dan atau punya kekayaan untuk mempermudah dalam pelaksanaan dan berlomba dalam kebajikan dan ridlo Allah SWT, sejalan dengan semangat fastbiqul khoirat (QS. Al-Baqarah: 148 dan QS. Al-Maidah: 48).
Ikhtiar Menjadi Lebih Baik
Bagaimana cara memulainya? Tentu dimulai dari diri kita masing-masing, khususnya para pimpinan yang mengemban amanah di Badan Pelaksana Operasi KOKAM, dengan meningkatkan konsolidasi organisasi, meningkatkan pembagian peran pimpinan, sistem komando, perlu keikhlasan dalam mengemban amanah dan menjalankan prinsip pengabdian, insyaAllah tantangan dan rintangan yang akan terjadi akan mudah dihadapi dengan baik.
Semisal menindaklanjuti kesepahaman dengan MLHPB PWM Jatim dalam OMOR (One Muhammadiyah One Respon) yang sudah terbangun dengan baik hingga daerah dan cabang, sinergi dengan LPB, LazisMu, maupun RSM/RSA dan AUM lainnya.
Serta AMM dalam kesiapsiagaan bencana beserta turunan program kemanusiaan dan pelatihannya, pelaksanaan berbagai diklat, pembinaan fisik dan mental, peningkatan peran unit-unit fungsional dengan maksimal, peningkatan kompetensi kepemimpinan dan terarahnya proses pembinaan dan pengembangan, dan lain sebagainya.
Kuatkan Organisasi & Peranan
Menguatkan organisasi dan peranan KOKAM merupakan suatu keniscayaan yang perlu dilakukan secara kontinyu dan kerja keras dan cerdas. Dengan meningkatkan komando dan sinergi, seluruh potensi yang ada sehingga struktur/keorganisasian KOKAM bisa otimal dan peranan sebagai tugas mulia bisa maksimal pada semua tingkatan yang perlu kita ikhtiari bersama.
Tentu ikhtiar ini tidak berhenti di sini, semangat ini hanya milik Pimpinan Pemuda Muhammadiyah saja, atau hanya milik pemangku amanah di BPO KOKAM saja, tidak, tetapi semangat kita semua, semua anggota KOKAM secara keseluruhan, dimanapun kita berada.
Baik yang tua maupun yang muda, para alumni, senior maupun kader muda yang baru menjadi anggota KOKAM, mari kita sukseskan, kita sambut bersama dengan niat untuk memperbaiki organisasi dan peranan KOKAM, insyaAllah kita bisa. Bismillah.
Kita sambut era perkembangan KOKAM dengan semangat fastabiqul khoirat, yang menggembiraan, mencerahkan, semangat ber-KOKAM, semangat ber-Pemuda Muhammadiyah, semangat ber-Muhammadiyah, semangat ber-Islam, semangat berbangsa dan bernegara, Indonesia.
Semisal, implimentasi nilai menjadi gerakan seperti tema Milad ke-54 KOKAM tahun 2019 menjadi nyata yaitu KOKAM terdepan untuk kemanusiaan demi bangsa Indonesia yang berkemajuan, dengan terus menggelorakan, menggembirakan dan menggerakkan bahwa KOKAM wadah menebar kebajikan, siap bela negara dan bantuan kemanusiaan, harus siturunkan menjadi bentuk program kerja hingga tingkatan struktur cabang-ranting.
Dalam mengemban amanah untuk mengimplementasikan gerakan KOKAM yang masif harus bersinergi dengan seluruh unsur, termasuk para senior, dan akhirnya, kami berterima kasih kepada para generasi awal KOKAM Jatim sebagai generasi perjuangan, generasi kebangkitan, para alumni, para pemangku BPO KOKAM periode sebelum-sebelumnya. Jazakumullahu khairan katsiro.