Akhlak

Lima Sikap Terpuji Anjing dalam Kitab Nawadir

4 Mins read

Sikap Anjing I Dunia adalah tempat persinggahan musafir untuk membekali diri menuju tempat lain. Di dunia manusia bisa menggunakan indranya untuk mengenal ciptaan dan Sang Pencipta. Oleh karena itu, manusia harus dapat mengambil teladan karena telah diberikan keleluasaan oleh Allah untuk mempelajari ciptaan-Nya.

Di samping sebagai menggali pengetahuan, bagi manusia mempelajari isi bumi adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Menjelajahi berbegai negeri, mengagumi keajaiban Tuhan, dan menyegarkan jiwa manusia yang haus akan hikmah.

Di antara manfaat belajar adalah mengambil hikmah dan teladan, dari apa pun, siapa pun, dan tak terkecuali dari seekor anjing. Walaupun anjing dianggap hewan yang hina, tetapi dari sikap-sikap anjing dapat diambil hikmah dan pelajarannya.

Lima Sikap Anjing yang Terpuji

Sebagian ulama’ berkata, “Anjing mempunyai hal-hal yang baik, seandainya hal-hal itu ada pada anak Adam niscaya dia mencapai derajat yang paling tinggi.” Hal-hal tersebut antara lain:

Pertama, anjing tidak kenal kata kenyang. Sikap ini dapat digambarkan seperti orang saleh. Orang saleh tidak akan kenyang dan tidak khawatir malas untuk beribadah kepada Allah Swt.

Terlalu banyak makan memang tidak dihukumi berdosa, namun hanya dicela dan dikritik kerena sikap kurang terpuji. Terlalu banyak makan bisa menghilangkan kecerdasan dan menjadikan keras hati serta membuat otak malas berpikir.

Banyak makan juga menumpulkan sikap empati dan yang paling penting menyebabkan malas beribadah. Maka harus dapat menahan nafsu berlebihan dan makan secukupnya saja hingga tidak terlalu kekenyangan.

Kedua, Tidak mempunyai tempat tertentu. Anjing bisa tinggal di manapun walaupun hidup yang tempat kurang layak sekalipun. Sikap ini dapat digambarkan seperti orang yang tawakkal. Anjing juga bersikap sederhana dan jauh dari gaya hidup mewah.

Baca Juga  Bekal 'New Normal' : Imun, Iman, dan Ilmu

Seekor anjing senantiasa menikmati keadaannya walaupun tidur di atas alas kaki manusia atau potongan kain kumuh dan lusuh. Seekor anjing bisa tidur dengan tenang sekalipun di sebidang tanah, di atas rumput, di atas batu, dan sebagainya. Asalkan ia terlindung dari hujan dan panas.

Begitulah kesederahanaan seekor anjing dalam hidupnya, yang tidak terlalu sibuk dan berambisi dengan kemewahan dan kemegahan hidup.

***

Ketiga, anjing hanya tidur sebentar. Dapat digambarkan seperti orang yang ahli qiyamul lail. Ibadah para aulia dan ulama salafus shalih. Merupakan amal yang dicintai dan mempunyai tempat yang mulia di sisi Allah.

Terbiasa qiyamul lail juga membentuk akhlak mulia, menghidupkan dan membersihkan hati, membentuk  kepribadian yang terpuji. Orang yang ahli qiyamul lail membuktikan cintanya kepada Tuhannya. Dirinya akan sibuk beribadah, memohon ampun, dan rahmat dari Allah di saat orang lain terlelap.

Keempat, anjing tidak memiliki harta. Maka ketika mati tidak meninggalkan warisan. Kondisi ini dapat digambarkan seperti orang yang zuhud. Keutamaan zuhud adalah memiliki posisi paling utama setelah bertakwa kepada Allah Swt.

Pasalnya, zuhud menjadikan seseorang mencintai Allah dengan segenap hatinya. Zuhud menjadi salah satu faktor keselamatan diri. Dunia ibarat orang yang mabuk atau tenggelam dan tidak mengetahui jalan karena lahir dan batinnya sibuk mencari dunia.

Kelima, Tidak mau meninggalkan tuannya. Walaupun anjing diusir sampai ribuan kali, dirinya tidak akan pergi dari pintu tuannya dan akan tetap setia menjaga tuannya. Ini merupakan gambaran dari sifat orang-orang yang jujur dan setia dalam mengabdi dan menyembah kepada Allah.

Pengabdian seorang manusia kepada Allah Swt adalah pengisian hidup dengan semua kebaikan yang ajarkan oleh Sang Pencipta. Kesadaran inilah yang dapat memperkuat semangat penghambaan kepada Sang Pencipta dalam jiwa manusia.

Baca Juga  Etika Seksual Islam: Nalar Kritis Terhadap Seks Bebas

Sikap Anjing yang Sabar dan Qana’ah

Seekor Anjing memandangi setiap orang yang memandanginya sampai dilemparkan kepadanya sesuap makanan. Sikap ini dapat digambarkan sebagai sifat orang yang sabar.

Sabar atas masalah yang kita hadapi maka akan jadi terasa lebih ringan dan bisa diselesaikan dengan lebih efektif. Sabar atas masalah yang kita hadapi maka akan terselesaikan tanpa menyisahkan rasa sakit hati atau menimbulkan rasa sakit hati lainnya.

Dengan sabar pula kita akan senantiasa menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan tentram tanpa merasa gelisah apalagi bermuram hati. Sabar akan menghadirkan optimisme di tengah tragedi yang dihadapi dan kebahagiaan berada di dekat Allah.

Anjing rela menerima apapun di yang diberikan oleh tuannya. Sikap ini dapat digambarkan sebagai sifat qana’ah. Qana’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya. Qana’ah dapat menjauhkan diri dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.

Orang yang memiliki sifat qana’ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada didirinya adalah kehendak Allah. Mereka akan selalu rela dan merasa lapang dada dalam menerima pemberian dari Tuhan.

Qona’ah menjadikan seorang muslim sebagai seseorang yang tawakal dan sabar dalam menghadapi kebahagiaan hidup. Sekaligus mendorong muslim untuk selalu berusaha mendapatkan kebahagiaan hidup yang sebenar-benarnya.

Anjing dapat meninggalkan tempat di mana dia diusir ke tempat lainnya, seperti orang-orang yang rela akan ketentuan Allah. Ketika anjing dipukul atau dilempari sesuatu, dia akan kembali kepadanya dan mengambilnya tanpa ada rasa dendam seperti orang-orang yang khusyuk.

Ketika manusia sudah beriman dan mencintai  Allah dan Rasul-Nya, ia mampu menjalankan perintah dan larangan dengan keikhlasan tanpa ada aturan dan paksaan yang menjerat.

Baca Juga  Kisah Seekor Anjing Pembela Rasulullah dan Para Sahabat

Mereka membuktikan cintanya dengan tidak melakukan perbuatan apapun kecuali untuk Ridla-Nya. Sebagai seorang hamba, ia setia untuk selalu melihat dan mengembalikan segalanya kepada Sang Pencipta, Allah Swt.

Hikmah adalah Pembelajaran

Hikmah-hikmah tersebut sebagai pelajaran bahwasannya jangan melihat sesuatu hanya dari kacamata kita. Akan tetapi juga harus bisa melihat manfaat semua yang ada di sekitar untuk dijadikan guru kehidupan.

Kisah belajarnya manusia dari binatang sudah ada sejak zaman dahulu. Mungkin kita pernah berfikir bahwa ada binatang yang tidak bermanfaat bagi manusia dan bumi. Namun jika kita mau mempelajari dan mengingat bahwa tak ada satupun ciptaan Allah yang sia-sia.

Mereka senantiada bertasbih dan tunduk kepada Tuhan-Nya. Seperti anjing yang dianggap hina karena membawa najis, kenyataannya ia memiliki perilaku terpuji dan mulia yang bisa kita teladani.

Sumber:

Diambil dari kitab Nawadir karangan Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibnu Salamah al-Qulyubi Tahun Terbit Masehi/Hijriah 1955 M/1374 H.  Hlm 180-181.

Editor: Faizin

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir STAI Syubbanul Wathon Magelang
Articles
Related posts
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…
Akhlak

Hidup Sehat ala Rasulullah dengan Mengatur Pola Tidur

4 Mins read
Mengatur pola tidur adalah salah satu rahasia sehat Nabi Muhammad Saw. Sebab hidup yang berkualitas itu bukan hanya asupannya saja yang harus…
Akhlak

Jangan Biarkan Iri Hati Membelenggu Kebahagiaanmu

3 Mins read
Kebahagiaan merupakan hal penting yang menjadi tujuan semua manusia di muka bumi ini. Semua orang rela bekerja keras dan berusaha untuk mencapai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *