Falsafah

Mabadi’ ‘Asyarah Ilmu Filsafat Intelijen

2 Mins read

Mabadi’ ‘Asyarah

Mabadi’ ‘Asyarah/sepuluh komponen pengenalan suatu ilmu terdiri dari definisi, nama lain dari ilmu tersebut, perumus atau penggagas ilmu tersebut disertai latar belakang penggagas, objek pembahasan, hukum mempelajari, manfaat mempelajari, sumber pembahasan, permasalahan yang terkait, ilmu-ilmu yang terkait dalam ilmu tersebut, dan terakhir adalah keutamaan ilmu yang dipelajari.

Mabadi’ ‘Asyarah adalah sepuluh komponen yang menjelaskan suatu ilmu, sebelum kita mendalami ilmu tersebut. Istilah ini sangat terkenal di kalangan santri.

Ilmu Filsafat Intelijen

Ilmu Filsafat intelijen adalah ilmu filsafat yang bekerja di ranah intelijen yang bertujuan untuk membangun kreatifitas intelektual agar mampu memilih strategi yang paling tepat di antara berbagai alternatif yang ada dalam melaksanakan fungsi-dan fungsi utama intelijen.

Melalui definisi ini, maka nama lain daril Ilmu Filsafat Intelijen antara lain Ilmu Filsafat Strategi Intelijen, karena berkaitan dengan strategi dan perencanaan setiap kegiatan dan aktifitas intelijen.

Penggagas Ilmu Filsafat Intelijen adalah Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono yang merupakan kepala Badan Intelijen Negara pada tahun 2001 hingga 2004, serta pendiri Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).

Prof. AM Hendropriyono saat ini merupakan Guru Besar Filsafat Intelijen di STIN dan Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM). Penyusunan Ilmu Filsafat Intelijen ini selain untuk membangun kreatifitas intelektual di dunia intelijen, juga berfungsi untuk melakukan kritik intelektual terhadap aktifitas intelijen yaitu penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang rawan terhadap penyusupan pemikiran liberal kaum kiri-baru, politisasi agama dan konsep otoritarianisme. 

Maka, objek pembahasan dalam Ilmu Filsafat Intelijen adalah perkembangan kondisi umat manusia baik tingkat lokal, nasional, regional dan internasional, juga aktifitas intelijen beserta kualitasnya.

Baca Juga  Mengenal Tiga Metode ala Thibbun-Nabawi

Dari sini, dapat kita tarik hukum mempelajari Ilmu Filsafat Intelijen bagi aparat keamanan adalah wajib, begitu juga bagi masyarakat umum. Maksudnya, perlu mempelajari walaupun tidak secara mendalam seperti kewajiban bagi aparat keamanan.

Hal ini karena manfaat dari mempelajari Ilmu Filsafat Intelijen agar dapat mencegah terjadinya ancaman, melakukan tindakan pre-emptive terhadap ancaman, menghindari ancaman dan memancing untuk mendapatkan informasi dari musuh yang akan mengancam.

Sumber Kajian Filsafat Intelijen

Sementara itu, sumber kajian di dalam Ilmu Filsafat Intelijen adalah perkembangan kondisi masyarakat beserta ATHG (ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan) atas ketahanan dan keamanan negara serta ketentraman rakyat.

Maka dari itu, permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pembahasan dalam Ilmu Filsafat Intelijen sangat berkaitan dengan permasalahan keamanan (kriminalitas, separatism dan terorisme), pertahanan (militer), politik, ekonomi, sosial budaya, agama, ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, dalam mendalami Ilmu Filsafat Intelijen, sangat perlu untuk memahami 3 (tiga) ilmu pokoknya yaitu ilmu hukum, ilmu filsafat dan ilmu intelijen. Prof. AM Hendropriyono dalam karyanya, Filsafat Intelijen, menjelaskan bahwa penyusunan buku tersebut menggabungkan ilmu hukum, ilmu filsafat, dan ilmu intelijen dalam satu disiplin ilmu tersendiri yaitu Ilmu Filsafat Intelijen.

Selain ketiga ilmu tersebut, dalam mendalami Ilmu Filsafat Intelijen juga perlu mempelajari ilmu militer, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu logika, dan ilmu komunikasi, sebagai penunjang. Tidak menutup juga ilmu-ilmu lain seperti ilmu kedokteran, biologi, kimia, fisika dan perkembangan teknologi, sesuai permalahan yang dihadapi dan pemkembangannya.

Kemualiaan Ilmu Filsafat Intelijen

Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa Ilmu Filsafat Intelijen merupakan ilmu yang mulia karena mewujudkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat, khususnya aparat negara, akan segala bentuk bahaya yang mengancam, baik ancaman fisik atau non-fisik.

Baca Juga  Belajar Filsafat itu Tidak Akan Pernah Selesai!

Terkhusus adanya kegagalan logika (logical fallacy) pada era masyarakat berkecerdasan buatan (artificial intelligent) yang terverifikasi akibat penyalahgunaan teknologi siber sebagai senjata perang psikologi (psychological warfare), di dunia maya melalui berbagai hoaks yang berimbas kerusuhan di dunia nyata.

Keutamaan lain mempelajari Ilmu Filsafat Intelijen adalah dapat menumbuhkan dan memperkokoh rasa Al Muwathanah, kebersamaan berbangsa dan bernegara.

Tidak sedikit negara yang hancur karena tersebarnya hoaks yang mengadudomba rakyat dan menciptakan perang saudara yang tidak berkesudahan.

Apalagi, perpecahan tersebut diperparah dengan dalil-dalil agama yang disalahpahami dan disalahgunakan. Untuk meminimalisir hal tersebut, mempelajari Ilmu Filsafat Intelijen sangat penting bagi semua elemen anak bangsa, khususnya bagi kalangan pelajar dan santri.

Editor: Yahya FR

Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo
5 posts

About author
Alumnus Jurusan Sejarah dan Peradaban Universitas Al Azhar Cairo Mesir Pengajar di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta TA 2019-2020 & 2020-2021
Articles
Related posts
Falsafah

Melampaui Batas-batas Konvensional: Kisah Cinta Sartre dan Beauvoir

3 Mins read
Kisah cinta yang tak terlupakan seringkali terjalin di antara tokoh-tokoh yang menginspirasi. Begitu pula dengan kisah cinta yang menggugah antara dua titan…
Falsafah

Ashabiyah: Sistem Etika Politik ala Ibnu Khaldun

3 Mins read
Tema etika adalah salah satu topik filsafat Islam yang belum cukup dipelajari. Kajian etika saat ini hanya berfokus pada etika individu dan…
Falsafah

Pembelaan Muslim Terhadap Filsafat

7 Mins read
Pendahuluan Tulisan ini sayangnya tidak berkaitan dengan aspek mana pun dari Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024. Untungnya, Pilpres dan Pemilu hanyalah satu aspek…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *