Semua orang pasti pernah merasakan sakit dalam hidupnya, baik sakit jasmani ataupun rohani. Namun jika dilihat dari sejarah adat, manusia cenderung lebih memilih melakukan pengobatan herbal dan percaya kepada doa keramat peninggalan nenek moyang. Praktek ini sangat marak terutama di wilayah pedesaan, daripada pergi ke rumah sakit dan diperiksa oleh dokter spesialis. Hal ini bisa ketahui karenan sebelumnya ditemui cara pengobatan herbal dan doa keramat tersebut dari adanya manuskrip kuno.
Menyikapi Manuskrip
Dari budaya, kita mempelajari nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Setidaknya jika ditemui salah pun, kita bisa kemudian berkembang dalam pencarian nilai kebenaran karena sebelumnya memiliki budaya sebagai pondasi. Manuskrip merekam tradisi terdahulu, hingga kita bisa menselancari dunia di masa lalu.
Manuskrip semestinya bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan masyarakat, teruntuk juga masyarakat muslim. Karena dari manuskrip juga, kita bisa mempelajari hadis-hadis nabi dan sejarah pada masa nabi. Karenanya, mempelajari manuskrip sangat penting untuk mengetahui identitas masa lalu dari satu entitas. Indonesia, juga, memiliki entitas khasnya dengan peninggalan manuskripnya sendiri yang unik.
Tulisan kuno yang ditulis oleh nenek moyang kita biasa berisi pesan amanah untuk kita agar di kehidupan selanjutnya bisa hidup lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Berikut akan sedikit saya jelaskan mengenai naskah kuno atau manuskrip, guna memenuhi tugas kuliah filologi.
Menurut KBBI V, manuskrip adalah naskah tulisan tangan yang menjadi kajian filologi yang tersimpan di museum, dan belum pernah diselidiki. Ia adalah naskah baik berupa tulisan tangan (dengan pena, pensil) maupun ketikan–bukan cetakan. Ada juga yang mengatakan bahwa manuskrip adalah naskah kuno yang berusia lebih dari 50 tahun. Isinya berupa nasihat yang disampaikan oleh orang-orang terdahulu dalam bentuk tulisan tangan.
Mujarobat : Panduan Berobat dan Selamat
Gambar sampul adalah salah satu contoh teks manuskrip Nusantara yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat. Menurut Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, naskah ini tidak mencantumkan judul maupun nama penulis. Adapun judul diperoleh dari isi naskah yaitu berupa kesembuhan dan keselamatan.
Naskah dengan judul Mujarobat ini, ditulis menggunakan huruf Arab dan hurup Pegon–atau Arab Melayu. Doa-doa yang terkandung di dalamnya ditulis menggunakan bahasa Arab, sedangkan penjelasannya ditulis dengan bahasa Sunda dan bahasa Jawa.
Adapun isi dari teks di atas adalah :
Du’a Sulaeman…Â lamun hayang ngajauhkeun ing satruna atawa sato sing galak, atawa seuneu, maka du’a dibaca salapan balik…
Lamun hayang alus sorane maka dibaca kana kalapa dibeuleum, ka koneng ka koneng temen ka bawang beureum maka di dahar.
Lamun aya anu ngajuru… Bijilna budak maka dibaca kana cai nu herang tilu balik, diinumkeun, insya’Allah ta’ala tereh bijilna. Ieu du’ana Allahuma in dakhala fii surati sulaiman wa mulka…
Yang jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah :
Doa Sulaiman… Jika ingin menjauhkan diri dari musuh atau hewan berbahaya, atau api, maka doanya dibaca Sebanyak sembilan kali.
Jika menginginkan suara bagus maka dibaca (do’a nya), lalu kelapa dibakar, tambahkan kunyit dan bawang merah lalu dimakan…
Jika ada yang melahirkan… keluar bayi maka dibaca doanya tiga kali bersama dengan air putih lalu diminumkan. Insya Allah bayinya cepat keluar, ini do’a nya allahuma in dakhala fii surati sulaiman wa mulka dan seterusnya…
Hikmah dari Adanya Manuskrip Kuno
Jika dilihat dari segi ilmu dan kemanfaatan, manuskrip atau naskah kuno sangat berguna bagi kita selaku masyarakat milenial. Dengan adanya manuskrip, kita dapat mengetahui sesuatu yang tadinya dianggap kuno dan kolot dalam suatu kelompok masyarakat.
Manuskrip juga ternyata dapat dijadikan rujukan atau referensi untuk membuat sebuah penelitian baru dan semakin mempermudah proses pemecahan masalah. Dengannya juga, kita bisa mempelajari sejarah dengan lebih mudah. Kita bisa mengetahui cara-cara yang dilakukan masyarakat terdahulu dalam menyelesaikan permasalahan. Darinya, kita bisa menarik garis kesimpulan, tentang bagaimana manusia belajar dan berpikir sepanjang sejarah.
Oleh karenanya, mempelajari naskah kuno menjadi penting untuk memahami cara-cara alternatif dalam pengobatan. Kita bisa menguji lebih lanjut dampak nyata dari alternatif yang dilakukan oleh masyarakat terdahulu. Apabila tidak ditemui kausalitas yang nyata, maka manusia sudah mengetahui sikap pendekatan yang semestinya darinya. Apabila ternyata ditemui memiliki kausalitas yang nyata terhadap dampak pengobatan, mengapa tidak?
Wallahu a’lam bi shawab.
Editor : Shidqi Mukhtasor