Inspiring

Mas Eko, Keriangan, dan Seni Memimpin Perguruan Tinggi

1 Mins read

Kaget membaca postingan di WAG Islam Berkemajuan. Flyer duka cita teruntuk Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik, Dr. Eko Budi Leksono. Memastikan berita itu benar saya forward berita itu kepada teman di Surabaya yang dekat dengan Mas Eko, begitu biasa kami menyapanya. Ternyata benar, Mas Eko sudah menghadap Allah Swt. pada Ahad, 18 September 2022.

Mas Eko pribadi yang riang dan suka berbagi cerita. Terakhir bertemu di acara Leadership Training yang diadakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebuah acara mengumpulkan Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia untuk bertemu dan saling bercerita tentang pengalaman memimpin.

Di sela acara, saya berbincang dengan Mas Eko tentang mengelola perguruan tinggi dan juga masalah-masalah kecil di PWM Jawa Timur. Dia bercerita tentang cara mendapatkan legalitas tanah di UM Gresik. Karena beberapa tanah di sana sulit mendapatkan sertifikat maka dia menerjunkan mahasiswa untuk ikut program nasional sertifikat tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dengan itu akhirnya beberapa sertifikat tanah di UM Gresik dipermudah oleh Kementerian ATR/BPN setempat.

Mas Eko dengan riang dan gelak tawa kemudian mendorong Rektor lain untuk melakukan itu “Ngono lho Rek” dengan logat khas Surabaya. Seorang Rektor memang perlu memiliki skill leadership dan taktik dalam memajukan perguruan tinggi.

Tanpa seni memimpin ini, perguruan tinggi sulit berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Kedekatan dan kemampuan berkomunikasi dengan pemimpin lokal menjadi kunci utama. Mas Eko melakukan itu dengan baik dalam memimpin UM Gresik.

***

UM Gresik berkembang dengan baik di tangannya, kader-kader muda banyak direkrut untuk bantu pengembangan kampus. Saat bercerita itu, saya menyela dengan menyebut nama Abd. Sidiq Notonegoro.

Baca Juga  Imam Al-Ghazali: Mereka yang Muslim dan Mereka yang Kafir

beliau langsung menyaut “Sidiq ki gak lulus S2, nek lulus S2 wis dadi dosen sejak aku WR 1”. Saya kaget, ternyata sahabat saya itu belum lulus S2 dan gak melanjutkan karir dosen di UM Gresik. Kepekaannya dalam pembinaan kader menjadi modal PTM berkembang. Ia membina kader dengan caranya yang sangat humanis dan penuh keriangan.

Kini, pengabdian Mas Eko sudah rampung. Dia berpulang di usia yang relatif muda, 49 tahun (kelahiran 11 Januari 1973). Insyaallah semua yang dilakukan oleh beliau untuk Persyarikatan Muhammadiyah menjadi amal Sholeh dan jariyah beliau.

Selamat jalan Mas Eko, semoga Allah menjadikan dirimu ahli surga. Aamiin

Editor: Yahya FR

Avatar
4 posts

About author
Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, Anggota Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Articles
Related posts
Inspiring

Imam Al-Laits bin Saad, Ulama Besar Mesir Pencetus Mazhab Laitsy

3 Mins read
Di zaman sekarang, umat Islam Sunni mengenal bahwa ada 4 mazhab besar fiqh, yang dinisbahkan kepada 4 imam besar. Tetapi dalam sejarahnya,…
Inspiring

Ibnu Tumart, Sang Pendiri Al-Muwahhidun

4 Mins read
Wilayah Maghreb merupakan salah satu bagian Dar al-Islam (Dunia Islam) sejak era Kekhalifahan Umayyah. Kebanyakan orang mengenal nama-nama seperti Ibnu Rusyd, Ibnu…
Inspiring

Kenal Dekat dengan Abdul Mu'ti: Begawan Pendidikan Indonesia yang Jadi Menteri Dikdasmen Prabowo

3 Mins read
Abdul Mu’ti merupakan tokoh penting dalam dunia pendidikan dan organisasi Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds