Tafsir

Mengenal Lebih Dekat Tafsir Hadaiq ar-Rauh war Raihan

4 Mins read

Kitab Hadaiq ar-Rauh war Raihan adalah karya masterpiece Syeikh Muhammad Amin al-Harari dalam bidang tafsir. Pertama kali dicetak oleh penerbit Dar Thouq an-Najah Beirut, Lebanon, pada tahun 2001 dalam 32 jilid. Kitab ini beliau tulis mulai tanggal 2 Muharram 1406 H dan selesai pada tanggal 1 Syawwal 1417 H. Pada tahun 2011, kitab ini sudah dicetak ulang ke-3 kalinya oleh penerbit Dar Al-Minhaj Jeddah, Saudi Arabia, dalam 33 jilid.

Sekilas Tentang Syeikh Amin al-Harari

Bernama lengkap Syeikh Muhammad Amin bin Abdillah bin Yusuf bin Hasan Abu Yasin Al-Uromi al-‘Alawi al-Itsyubi al-Harari as-Syafi’i. Beliau dilahirkan di Habasyah (Etiophia) tepatnya di wilayah Al-Harar pada hari Jum’at, akhir Dzul Hijjah, tahun 1348 H. Beliau wafat pada Senin, 7 Rabiul Awal 1441 H lalu dan dikuburkan di Ma’la, Mekkah.

Beliau telah yatim sejak kecil, oleh karena itu ayahnya menitipkannya pada seorang guru sejak usia empat tahun. Tak mengherankan jika pada usia muda beliau sudah khatam Al-Qur’an dan menghafal banyak kitab seperti, Sughra as-Shughra, Kubra al-Kubra, Mukhtashor Ba Fadlal, Abi Syuja’, Kifayatul Akhyar, ‘Umdatus Salik, dan masih banyak lainnya. Kitab nadzom dan ilmu balaghah, seperti Alfiyah ibn Malik dan Jauharul Maknun juga sudah di luar kepala beliau.

Ketika Syeikh Amin pindah mukim ke Mekkah, beliau mengajar di madrasah Dar al-Hadits al-Khoiriyah. Di samping itu, pada malamnya, beliau mengajar di Masjid al-Haram selama delapan tahun. Kemudian Sheikh al-Harari banyak menggunakan masanya untuk mengarang kitab. Karya-karya beliau cukup banyak dalam berbagai bidang, seperti Kitab Syarah Shahih Muslim, Syarah al-Jurumiyah, dan Kitab Tafsir Hadaiq ar-Rauh war Raihan yang akan kita bahas pada kali ini.

Baca Juga  Menimbang Istilah Hijrah dan Taubat, Lebih Tepat Mana?

Tafsir Hadaiq ar-Rauh war Raihan

Dalam mukadimah kitab ini, Syeikh Amin al-Harari menyatakan pujian kepada Allah Swt dan selawat kepada Nabi Saw. Beliau juga menyatakan bahawa ilmu tafsir adalah ilmu yang teragung kedudukannya, tinggi kemuliaan, tertinggi dalam agama, dan yang membangun kaidah syairat, serta luas pembahasannya.

Tafsir Hadaiq al-Rauh wa al-Raihan hakikatnya adalah satu ensiklopedia tafsir yang dihadiahkan kepada para pembacanya, sebab rujukannya yang amat teliti. Ilmu yang ditulis oleh Syeikh Amin ini yang akan kita peroleh mutiara-mutiara penjelasannya ketika mengkajinya— seharusnya perlu dilihat dalam banyak kitab.

Pembahasan yang dihadirkan dalam tafsir ini terdiri dari berbagai aspek. Ada aspek asbabun nuzul, faedah surat dan ayat-ayat Al-Qur’an, i’rob dan balaghah-nya, qiraat, tashrif, dan mufrodat bahasa Al-Qur’an. Kemudian munasabah antara surat dan ayat-ayatnya, termasuk keutamaan surat-suratnya. Serta, kajian hukum dengan menerangkan berbagai pendapat imam mazhab. Di tengah-tengah penafsirannya, tidak jarang ditaburi dengan pesan moral spiritual dan kisah-kisah sufistik.

Tentu saja, pembahasan tafsirnya sendiri sangat kaya dan luas, akan membuka perspektif baru bagi pembacanya. Rujukannya tidak hanya mengambil sedikit dari para mufasir, mulai dari at-Thabari, Imam al-Qurthubi, Baidhowi, Zamakhsyari, Bahrul Muhith, ar-Razi, al-Maraghi, dan as-Shawi, untuk menyebut beberapa contoh. Seakan-akan dengan membaca satu kitab tafsir ini, kita sudah mengarungi beragam tafsir.

Seperti dalam bagian-bagian jilid yang terakhir tafsir ini, beliau mengutip suatu keterangan yang cukup menarik untuk simak dari Hasyiah al-Showi ala Jalalain, yaitu:

“Al-Qur’an yang telah dibukukan ke dalam mushaf diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas. Jumlah huruf al-Fatihah dengan tanpa pengulangan ternyata sama dengan jumlah huruf An-Nas yang dengan tanpa pengulangan juga, yaitu berjumlah 23 huruf. Dan kita tahu, selama 23 tahun Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Fatihah diawali dengan huruf ba’, sedangkan An-Nas diakhiri dengan huruf sin. Jika digabung menjadi “bas” yang memiliki makna “tamma wa kamala”, atau “telah sempurna”.

Baca Juga  Taklif, Ikrah, Ijbar: Makna “Pemaksaan” yang Sering Disalahpahami

Keistimewaan dan Keunikan Penafsiran Syeikh Amin al-Harari

Tidak hanya berhenti dengan mengutip pandangan para mufasir lain. Beliau juga menyuguhkan penafsiran dan penakwilannya sendiri. Seringkali di tengah-tengah penafsirannya, ia menguraikan hikmah-hikmah ayat atau bahkan huruf-hurufnya sekalipun. Menariknya penjelasan hikmah tersebut dinarasikan dalam bentuk dialog, seolah-olah kita diajaknya berinteraksi, hal itu juga dapat memudahkan para pembaca untuk memahami apa yang disampaikan dan diajarkan oleh Syeikh Amin. Seperti misalnya penafsirannya pada surat Al-Falaq dan An-Nas.

“Apa hikmahnya dalam surat Al-Falaq hanya memohon kepada satu sifat Allah SWT (robbil falaq), sedangkan dalam surat An-Nas memohon perlindungan dengan tiga sifat Allah SWT: robbi nas, malikinnas, dan ilahinnas?” Kemudian dijawabnya oleh beliau, “Karena dalam surat Al-Falaq titik tekannya memohon perlindungan dari bahaya jasmani (fii dzohiril badan), sedangkan dalam surat An-Nas titik tekan yang dimohonkan adalah perlindungan dari keselamatan ruhani (salamatur ruh). Karena ruh lebih penting dari badan sehingga permohonannya juga menjadi lebih banyak dan lebih kokoh.”

Dapat dikatakan bahwa Tafsir Hadaiq al-Rauh wa al-Raihan termasuk dalam kategori tafsir kabir yaitu sebuah tafsir yang di dalamnya mengandung banyak bidang ilmu. Sehingga hanya dengan membaca satu tafsir ini, kita akan mereguk beragam ilmu yang dibentangkan dengan luas.

Keistimewaan kitab tafsir ini mampu mengeksplorasi berbagai aspek dengan cukup luas dan menyajikan 9 kitab dalam 1 kitab. Jika kita tertarik dengan tafsir bil ma’tsur dan fokus pada penafsiran-penafsiran sahabat dan tabi’in, kitab ini bisa menjadi pilihan.

***

Kalau kita menyukai analisis kajian-kajian tata bahasa maupun ke-bahasa-an itu sendiri, kitab tafsir ini termasuk yang paling bagus dalam topik itu. Barang siapa ingin tenggelam dalam keindahan bahasa (balaghah) Al-Qur’an, kitab ini telah menyajikannya dengan sangat rinci.

Baca Juga  QS. Al-Baqarah 190-191: Makna Jihad Itu Tak Hanya Perang!

Bila kita ingin mempelajari ilmu qira’at (ragam tata baca Al-Qur’an), di dalam kitab ini sudah tersedia dengan sangat sistematis. Dan siapa yang ingin menggali hukum-hukum Islam dari Al-Qur’an, ber-istinbath melalui Al-Qur’an dan pengetahuan tentang ragam pendapat dari para ahli fikih, silakan baca dengan seksama kitab tafsir ini. Serta siapa yang hendak mengetahui pesan-pesan luhur, makna dan hikmah rahasia dalam Al-Qur’an secara kontekstual bagi kehidupan, Syeikh Amin al-Harari juga menyuguhkannya secara argumentatif.

Oleh karenannya ketika kita mengkaji jilid per jilid kitab tafsir ini, meskipun sangat tebal dijamin tidak akan jenuh, sebab gaya bahasa penulisan Syeikh Amin al-Harari yang menguraikan tafsirnya sangat komunikatif, sebagai pembaca kita sering diajak berdialog tentang makna, pesan moral-spiritual, dan hikmah-hikmah yang tersembunyi di balik ayat-ayat Quran. Sehingga kita mudah dibawanya tenggelam dalam kedalaman samudera intelektual dan spiritual berbagai bidang ilmu yang sangat beragam dan informatif.  Wallahu a’lam bisshowab.

Editor: Yahya FR

Avatar
12 posts

About author
Khidmah di Yayasan Taftazaniyah
Articles
Related posts
Tafsir

Tafsir at-Tanwir: Relasi Antar Umat Beragama

4 Mins read
Relasi antar umat beragama merupakan diskursus yang selalu menarik untuk dikaji. Khususnya di negara kita, hubungan antar umat beragama mengalami pasang surut….
Tafsir

Puasa itu Alamiah bagi Manusia: Menilik Kembali Kata Kutiba pada Surah Al-Baqarah 183

3 Mins read
Salah satu ayat yang amat ikonik tatkala Ramadhan tiba adalah Surah Al-Baqarah ayat 183. Kendati pernyataan itu terbilang asumtif, sebab saya pribadi…
Tafsir

Surah Al-Alaq Ayat 1-5: Perintah Tuhan untuk Membaca

2 Mins read
Dewasa ini, masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, tampaknya memiliki minat baca yang sangat rendah. Tidak mengherankan jika banyak orang terpengaruh oleh banyak…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *