PESPAMA atau Pesantren Pemimpin Muda Berkemajuan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) menyelenggarakan kegiatan ber-pesantren-nya untuk gelombang 9 dan 10 dengan cara online atau daring.
Pemateri menyampaikan materinya di kelas besar yang diikuti oleh 150 mahasiswa itu melalui Zoom. Perangkat pertemuan Zoom kampus dipersiapkan untuk mendukung terselenggaranya perhelatan ini. Ruang perkuliahan e-learning dipersiapkan khusus untuk PESPAMA daring ini.
Apa saja yang disiapkan? Yaitu tes ringan setelah mengikuti materi yang disampaikan narasumber di kelas besar. Pertanyaan yang diajukan sederhana saja, sekadar mengetahui respon peserta terhadap materi. Dari jawaban itu, kita dapat mengetahui kehadiran mereka. Itulah bilik pertama yang disediakan di rumah e-learning PESPAMA Unisa Yogya.
Bilik kedua yang disediakan di rumah e-learning PESPAMA Unisa Yogya adalah kegiatan di kelompok kecil, meliputi shalat lima waktu, shalat lail, dan tadarus Al-Qur’an.
Bagaimana Cara Memantaunya?
Mahasiswa diminta mengirimkan foto kegiatan shalatnya. Adapun untuk tadarus dan hafalan surat pendek atau juz ‘amma, mahasiswa mengirimkan voice note.
Mbak-mbak musyrifah pesantren yang menjadi pendamping tiap kelompok akan membantu memantau pelaksanaan kegiatan kelompok kecil ini. Satu musyrif bertanggung jawab terhadap mahasiswa sejumlah 13 orang. Pada PESPAMA gelombang 9 ini terdapat 13 kelompok kecil, dengan 13 musyrifah.
Bagaimana mahasiswa mengetahui siapa musyrifah mereka? Sejumlah 13 mahasiswa dengan 1 musyrifah dituliskan nama-namanya, nomor kelompoknya, sekaligus nomor WhatsApp musyrifah yang bisa dihubungi.
Alhamdulillah sampai batas ini bisa berjalan dengan baik.
Apakah Berhenti Sampai di sini? Tentu Tidak
Saat pemaparan materi, acara dimulai pada jam 08.00 WIB sebagaimana ketentuan. Di pertemuan pertama itu kendalanya adalah proses masuk ke link Zoom. Alhamdulillah 90 % peserta bisa bergabung dengan lancar. 10% lainnya terkendala keluar masuk link. Hingga materi satu berakhir pun, participant berjumlah 147.
Jumlah tersebut dikurangi panitia, musyrifah, tim IT, narasumber. Asumsinya 10 orang (pastinya bisa dilihat di rekaman kegiatan pertemuan materi 1 Zoom) menjadi 137 mahasiswa. Artinya terdapat sekitar 13 mahasiswa yang tidak bisa bergabung dengan kegiatan PESPAMA kali ini.
(Duh, agak gimana menyebutkan “materi”. Kemarin kebetulan melihat siaran ulang Kiai Kanjeng Emha Ainun Najib di Maiyahan “Padhangmbulan” yang mengkritik penggunaan kata “materi”. Hla wong kita sedang membahas ruh, ilmu agama, kok disebut “materi”. Duh piye iki.. Hm, sementara kita tidak membahasnya ya. Semoga lain waktu kita paham apa kata yang benar untuk istilah tersebut, amin).
Jumlah 13 mahasiswa yang belum bisa mengikuti PESPAMA daring itu perlu dicarikan solusinya, apakah menyusul di gelombang 10 (terakhir) ataukah ikut tahun berikutnya. Kita lihat bersama sikon yang berkembang.
Kemudian untuk sesi dialog alhamdulillah kemarin berjalan lancar. Peserta diminta menuliskan pertanyaannya melalui chat room. Narasumber dapat langsung menjawab pertanyaan yang diajukan. Dengan demikian waktunya berjalan lebih efektif.
Sesi foto bersama narasumber jangan dilewatkan ya. Penting lho. Itu bukti otentik kehadiran dan partisipasi kita di pertemuan Zoom kali itu. Semua peserta diminta membuka videonya dan tersenyum di depan kamera masing-masing, kemudian panitia yang nge-klik foto dengan printscreen. Nah, Untuk seluruh yang hadir itu ada 6 sheet, maka foto pun dilakukan per sheet. “Senyum ya..” Klik. Alhamdulillah.
Sri Lestari Linawati akrab disapa “Bu Lina” adalah dosen AIK Unisa Yogya. Pegiat literasi, penggagas BirruNA PAUD Berbasis Alam & Komunitas”, pembina HW Kafilah Unisa, di PESPAMA Unisa sebagai sie kemahasiswaan.