Mencoba menambahkan tulisan dari Affan Hidayat di IBTimes.ID dengan judul Babak Baru Sepak Bola PSHW Muhammadiyah (27/02/2020) yang sudah menjelaskan dengan rinci tentang PSHW, namun sebagai penikmat bola, rasanya masih saja ingin memberikan sedikit yang mungkin bisa menjadi tambahan.
Persyarikatan Muhammadiyah lahir sejak sebelum kemerdekaan, dan sudah berusia lebih dari satu abad. Dakwah Muhammadiyah pun seakan melintasi seluruh lini, dari pendidikan, kesehatan, bahkan sampai olahraga. Sepakbola sebagai olahraga yang paling digemari masyarakat luas, khususnya Indonesia pun tak luput dari dakwah Muhammadiyah.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur telah melakukan terobosan yang mungkin tak terpikirkan oleh masyarakat luas, yakni dengan membentuk tim sepakbola P.S Hizbul Wathan (PSHW) yang akan melakoni debutnya di persepakbolaan nasional pada Liga 2 musim ini. Rasanya tidak terbayangkan organisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang keagamaan, pendidikan, kesehatan dan lainnya mempunyai klub sepakbola profesional yang akan berlaga di kasta kedua liga Indonesia. Dan nampaknya baru Muhammadiyah yang melakukannya, sungguh sesuatu yang menarik.
Muhammadiyah dan Sepakbola
Tapi ternyata, bukan hanya kali ini saja Muhammadiyah menyentuh sepakbola, karena ternyata Kiai Hadji Ahmad Dahlan pun menyukai sepakbola. Sejak masih kecil, Kiai Dahlan tak pernah absen bermain sepak bola dengan teman-temannya. Hobinya itu dilakukan setiap sore atau sehabis mengaji pada Kiai Kamaludiningrat di Masjid Gedhe Kauman. Mereka bermain di Alun-alun Utara atau sesekali di Alun-alun Selatan yang tak jauh dari rumahnya.
Muhammadiyah juga memiliki sejarah tersendiri dengan sepakbola. Sebagaimana dikisahkan M Sukriyanto A (Ketua LSBO PP Muhammadiyah) dalam opininya di Republika dengan judul KH. Ahmad Dahlan dan Sepakbola, pemuda-pemuda Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Farid Makruf (Menteri Muda Urusan Haji pada era Bung Karno) pernah berinisiatif membangun lapangan olahraga. Mereka menggalang warga Muhammadiyah untuk berwakaf lahan untuk pembangunan lapangan olahraga. Mereka didorong oleh spirit Surat al-Ashr yang begitu disukai KH. Ahmad Dahlan tentang kedisiplinan waktu.
Dengan menggelorakan spirit al-Ashr itu, akhirnya banyak warga Muhammadiyah yang berpartisipasi membeli dan mewakafkan lahan untuk membangun lapangan bola itu. Ada yang membeli setengah meter, ada yang satu meter, ada yang 10 meter, ada yang 50 meter, dan ada yang 100 meter. Bahkan, ada yang lebih dari itu.
Akhirnya, terbelilah lebih dari dua hektare lahan yang cukup untuk membuat sebuah lapangan bola. Di lahan seluas sekitar dua setengah hektare lebih itu kemudian dibangun lapangan sepakbola. Arsitek dan pimpinan pembangunan itu diserahkan kepada Ir. Suratin Sosrosugondo. Ir. Suratin juga adalah ketua umum PSSI periode 1930-1940. Ia adalah salah satu pendiri sekaligus ketua umum PSSI yang pertama. (RM Ngabehi Sosrosugondo adalah teman dan guru KH. Ahmad Dahlan).
Setelah selesai, lapangan itu dinamakan Lapangan ASRI yang sekarang sebagian untuk kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta lama. Pembangunan lapangan itu dengan harapan agar lapangan itu dijadikan pusat kegiatan anak-anak muda yang memiliki spirit al-Ashr (ingin maju). Lapangan itu kemudian dijadikan tempat latihan Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PS HW). Karena itu, dulu di lingkungan Muhammadiyah banyak terdapat klub sepak bola, yang dikenal dengan PS HW. Ada PS HW Kota, PS HW Bantul, PS HW Sleman, PS HW Gunung Kidul, PS HW Solo, PS HW Banjarmasin, PS HW Malang, dll.
Pesepakbola Dari Muhammadiyah
Kita mungkin lebih akrab Hizbul Wathan sebagai gerakan kepanduan yang dimana salah satu kadernya adalah Jenderal Besar Sudirman. Namun, PS HW sudah ada sejak lama dan menyebar diberbagai daerah sebagai jalan dakwah Muhammadiyah di dunia olahraga. Dari sekian banyak klub itu, PS HW pernah melahirkan pemain kelas nasional, seperti Djamiat Dalhar (PS HW Yogya kemudian pindah ke UMS Jakarta) dan Anjik Alinurdin (PS HW Malang). Sayang, klub-klub PS HW ini sekarang banyak yang kurang terbina bahkan banyak yang mati.
Di era sekarang, banyak pula kader Muhammadiyah yang merumput dilapangan hijau sebagai pemain sepakbola profesional. Ada Birrul Walidain pemain Persela Lamongan yang juga aktif di PR Pemuda Muhammadiyah Moropelang, Lamongan. Selain Birrul, Alm. Choirul Huda kiper Persela Lamongan yang juga aktif di Muhammadiyah. Dan pastinya masih banyak lagi pemain sepakbola yang merupakan simpatisan dan aktifis Muhammadiyah diberbagai daerah.
PSHW Jalan Langkah Dakwah
Langkah Muhammadiyah Jawa Timur dengan mengembangkan dimensi dakwah melalui PSHW Jatim merupakan hal yang tepat dan patut di apresiasi. Dikutip dari PWMU.CO, PWM Jatim telah mengakuisisi Semeru FC Lumajang dengan misi dakwah didunia olahraga. Rasanya tepat, dimana dunia persepakbolaan nasional beberapa tahun terakhir dirundung berbagai masalah mulai dari pengaturan skor, masalah suporter, dan lain sebagainya yang sudah menjadi ‘penyakit kronis‘ di sepakbola Indonesia.
Muhammadiyah maju memberikan syi’arnya melalui PSHW yang merupakan Persigo-Semeru Hizbul Wathan karena hasil merger Persigo Gorontalo dan Semeru FC Lumajang sebagaimana yang di muat oleh PWMU.CO mengenai brand nama PS HW. Klub ini nanti rencananya akan bermarkas di Gelora Delta Sidoarjo. PSHW ini nantinya akan dilatih oleh Yusuf Ekodono yang merupakan ayah dari pemain Persebaya Surabaya, Fandi Eko Utomo.
Dunia sepakbola menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pecintanya, kultur suporter yang beraneka ragam dari Ultras, Hooligan, sampai Mania menjadi penambah semarak pertandingan dengan aksi kreatifitas yang mereka tunjukan. Saya pun berharap jika nantinya ketiga aliran suporter itu ada mendukung PSHW, masih mengedepankan akhlak dan ciri dakwah Muhammadiyah.
Dunia suporter memang identik keras, namun sebenarnya tidak seperti yang dibayangkan. Pengalaman saya, dunia suporter adalah berisikan solidaritas, kebersamaan, kekeluargaan dan kesolidan yang begitu erat, rasa memiliki dan mendukung tim yang sama adalah dasarnya. Rasanya pas jika ditambahi dengan dakwah yang dimiliki Muhammadiyah, karena itu mudah kiranya dakwah Muhammadiyah masuk kedalam dunia suporter.
Jika melihat perjuangan Muhammadiyah dalam mengepakan sayap dakwahnya, rasanya hampir diberbagai lini sudah tersentuh. Kini, dakwah kultural Muhammadiyah melalui sepakbola saatnya kita ikut mengawal berjalannya PSHW Milik PWM Jawa Timur tersebut menyusuri lapangan hijau. Nantinya, kita yakin bahwa PSHW mampu menembus Liga 1 Indonesia dengan segenap semangat dakwahnya.
Semoga hadirnya PSHW menjadikan manfaat bagi kancah persepakbolaan nasional, dan apreasi serta rasa salut buat PWM Jawa Timur yang peduli akan keadaan sepakbola tanah air. Dan kita sebagai warga persyarikatan, sudah seharusnya ikut mendukung klub ini ketika berlaga nanti. Kompetisi sepakbola sejatinya mengajarkan kita untuk ber-fastabiqul khoirot, berlomba dalam kebaikan.
Menantikan Kiprah PSHW
Sebagai orang yang suka sepakbola, dan juga warga persyarikatan. Sangat mendukung upaya yang dilakukan Muhammadiyah Jawa Timur ini. Seperti kata Dhimam Abror, ketua PSHW Jawa Timur, yang membedakan PSHW dan tim lain bukan dari segi teknis maupun strategi saja, tapi PSHW akan menekankan pembinaan spiritual, dan akhlak.
Semoga bangunnya PSHW dari tidur panjangnya ini nantinya dapat memberikan manfaat dan membantu permasalahan sepakbola, mulai dari kejahatan mafia bola, pengaturan skor, sampai perselisihan antar suporter bola. Sehingga semangat, kejujuran, sportifitas dan kesolidan Muhammadiyah melalui PSHW dapat menjadi representasi dakwah.
Semoga nantinya PSHW ini juga dapat menjadi wadah dan memprioritaskan yang merupakan anak serta kader Muhammadiyah yang memiliki talenta mengolah si kulit bundar diberbagai daerah, khususnya Jawa Timur dalam merekrut pemain.
Kini, kita tinggal menanti bagaimana kiprah PS. Hizbul Wathan di lapangan hijau, seperti apa nama julukan tim dan kreatifitas suporternya yang kabarnya diberi nama “Laskar Matahari“, dan sampai mana antusias para simpatisan serta warga Muhammadiyah dalam mendukung PS. Hizbul Wathan yang merupakan satu-satunya wakil Jawa Timur di Liga 2 tahun 202. Serta sejauh mana prestasi PSHW mengarungi Liga Indonesia patut kita nantikan bersama.
Muhammadiyah bukan hanya berdakwah melalui pendidikan, kesehatan, namun juga melalui ‘bal-balan’, dan semoga menyentuh seluruh aspek di sepakbola, termasuk pada suporter. Tak sabar rasanya terdengar anthem dari PSHW Jawa Timur yang mungkin saja menggunakan lagu ‘Mars Hizbul Wathan’ yang mengiringi dan membangkitkan semangat tim saat berlaga, pastinya dengan motto sedikit bicara banyak bekerja.
Selamat dan Sukses PS. Hizbul Wathan Jawa Timur! Fastabiqul Khoirot!
Editor: Nabhan