Tarikh

Salahuddin Al Ayyubi: Panglima Besar Islam, Penakluk Perang Salib

4 Mins read

Salahuddin Al Ayyubi, dunia mengenalnya sebagai salah satu tokoh pemimpin besar umat Islam yang pernah ada. Beliau sangat dikenal oleh umat Islam di dunia dan juga terkenal di dunia bagian barat. Beliau juga merupakan salah satu panglima Islam terhebat di Perang Salib.

Panglima besar umat Islam Salahuddin Al Ayyubi atau dikenal dengan sebutan Saladin, beliau dikenal luas takkala ia dapat menaklukkan kerajaan Jerusalem yang ketika itu dipimpin oleh Guy The Lusignan Raja Jerusalem. Pasukan Salahuddin dikenal sebagai pasukan yang pemberani di bawah pimpinan Komandonya.

Masa Kecil Salahuddin Al Ayyubi

Salahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi. Ayah beliau bernama Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (Migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Iran). Salahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit.

Saat itu, baik ayahnya maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanki, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud.

Selama di Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni. Selama sepuluh tahun dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Sahalahudin diangkat menjadi Khalifah Mesir.

Ketika sang Khalifah meninggal bulan September 1171, Salahuddin mendapat pengumuman Imam dengan nama Al-Mustadi, kaum Sunni, dan yang paling penting, Abbasid Khalifah di Baghdad. Ketika upacara sebelum Salat Jumat dan kekuatan kewenangan dengan mudah memecat garis keturunan lama. Sekarang Salahudin menguasai Mesir, tetapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin, yang sesuai dengan adat kebiasaan mengenal Khalifah dari Abbasid.

Baca Juga  Perpustakaan, Ilmu Pengetahuan Islam, dan Daya Kritis

Salahuddin merevitalisasi perekonomian Mesir dan mengorganisir ulang kekuatan militer. Ia juga mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah beliau menjadi pemimpin asli Mesir. Beliau menunggu sampai kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius: Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka melawan para prajurit salib.

Menjadi Khalifah Mesir dan Tokoh Penting Perang Salib

Meskipun Mesir berhasil dikuasai, Pamannya Asaddin Shirkuh meninggal dunia. Kosongnya kepemimpinan sepeninggal sang paman membuat Yusuf bin Najmuddin yang kemudian dikenal dengan nama Salahuddin Al Ayyubi dipilih oleh para Amir (para petinggi) untuk memimpin Mesir.

Beliau juga mendeposisikan diri sebagai sultan terakhir dari kekhalifahan Fatimid (Keturunan dari Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW). Dinobatkannya Salahuddin menjadi sultan Mesir membuat kejanggalan bagi Sultan Nuruddin yang kala itu dikenal sebagai khalifah yang menguasai Syria.

Sultan Nuruddin kala itu bersiap untuk melakukan penyerangan ke Mesir untuk menundukkan Salahuddin. Namun penyerangan itu urung dilakukan karena Sultan Nuruddin wafat pada tanggal 15 Mei 1174.

Setelah Sultan Nuruddin meninggal dunia, Shalih Ismail yang merupakan anak dari Sultan Nuruddin bersengketa soal garis keturunan terhadap hak kekhalifahan di Mesir dengan Salahuddin. Akhirnya Shalih Ismail dan Salahuddin berperang dan Damaskus berhasil dikuasai Salahuddin. Shalih Ismail terpaksa menyingkir dan terus melawan kekuatan dinasti baru di bawah pemerintahan Sultan Salahuddin hingga terbunuh pada tahun 1181.

Salahuddin Al Ayyubi kemudian memimpin Syria sekaligus Mesir serta mengembalikan Islam di Mesir kembali kepada jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ia menyatukan banyak wilayah Islam yang kala itu tercerai berai bersatu di bawah kekuasaannya.

Keberhasilannya dalam menyatukan berbagai wilayah Islam membuat Salahuddin dikenal sebagai salah satu khalifah Islam yang memiliki kerajaan Islam terbesar. Selain itu sosoknya dikenal sangat religius membuat dukungan terhadapnya semakin kuat. Dukungan dan kekuatan ini digunakannya sebagai alat untuk kampanye jihadnya ke Yerusalem untuk menaklukkan kerajaan Yerusalem yang kala itu dikuasai oleh pihak Kristen.

Baca Juga  Rabiul Awal: Bulan Kelahiran, Hijrah dan Wafatnya Nabi

Dalam menumbuhkan wilayah kekuasaannya Salahuddin selalu berhasil mengalahkan serbuan para Crusader (Tentara Salib) dari Eropa. Terkecuali satu hal yang tercatat adalah Salahuddin sempat mundur dari peperangan Battle of Montgisard melawan Kerajaan Jerusalem selama Perang Salib yang saat itu dipimpin oleh Baldwin IV karena kesepakatan antara dua belah pihak.

Raja Baldwin IV sebagai Raja Yerusalem kala itu sangat menghormati Salahuddin. Raja memperbolehkan para peziarah muslim, yahudi dan kristen untuk mengunjungi Yerusalem.

Melawan Guy of Lusignan dan Perang Hattin

Mundurnya Salahuddin tersebut mengakibatkan Raynald of Chatillon pimpinan perang dari The Holy Land Jerusalem memrovokasi muslim dengan mengganggu jalur peziarah dan perdagangan serta jalur Laut Merah yang digunakan sebagai jalur jamaah haji ke Makkah dan Madinah.

Situasi semakin buruk ketika Raja Baldwin IV meninggal dunia akibat penyakit Lepra yang ia derita. Sepeninggal Raja Baldwin IV, Guy of Lusignan naik tahta menggantikan Raja Baldwin IV sebagai Raja Yerusalem.

Guy of Lusignan mendukung Raynald of Chatillon untuk melakukan provokasi untuk menyerang kaum muslimin. Ia juga mengancam akan menyerang dua kota suci umat Islam yakni Mekkah dan Madinah. Hingga akhirnya Salahuddin menyerang kembali Kingdom of Jerusalem pada tanggal 4 juli 1187 pada perang besar antara tentara salib melawan pasukan muslim yang terkenal dengan nama Perang Hattin atau ‘Battle of Hattin’ yang terjadi di bukit Hattin.

Pada pertempuran tersebut, pasukan Islam yang dipimpin langsung oleh Salahuddin Al Ayyubi dengan taktiknya dapat membumi hanguskan tentara salib. Mereka ketika itu dipimpin oleh Guy of Lusignan. Dalam perang itu, Salahuddin sekaligus mengeksekusi mati Raynald of Chatillon dan kemudian menangkap raja Yerusalem, Guy of Lusignan.

Baca Juga  Tafsir Tematik: Manusia adalah Makhluk yang Begitu Lemah

Kembali Mengepung Yerusalem

Dalam Biografi Salahudin Al Ayyubi, Setelah peristiwa tersebut. Salahuddin al Ayyubi kemudian bergerak dengan cepat menyusun kekuatan dan mulai menguasai daerah-daerah disekitar kerajaan jerusalem.

Beberapa bulan kemudian Salahuddin Al Ayyubi berhasil mengusai daerah-daerah tersebut. Salahuddin yang akhirnya mencapai kerajaan Jerusalem pada bulan september 1187. Setelah itu kemudian melakukan pengepungan kerajaan yerusalem yang ketika itu dipimpin oleh Balian of Ibelin.

Serangan pertama ke tembok pertahanan Kerajaan jerusalem dilakukan pada tanggal 21 september 1187 oleh pasukan Salahuddin Al Ayyubi. Selama 12 hari, kerajaan Jerusalem yang dikomando oleh Balian of Ibelin bertahan mati-matian dalam tembok kerajaan Yerusalem. Mereka menahan serangan pasukan islam yang dipimpin oleh Salahudin Al Ayyubi.

Wafatnya Salahuddin Al Ayyubi

Setahun setelah perang salib ketiga berakhir, Salahuddin jadi sakit. Beliau dilaporkan mengalami demam yang diikuti dengan sakit selama dua minggu, sebelum akhirnya tutup usia pada umur 55 atau 56 tahun.

Beliau juga dikatakan sempat melakukan prosedur medis kuno, seperti bloodletting atau pengurangan darah dan clysters atau pompa perut kuno. Gluckman sendiri hanya memiliki sedikit detail untuk bisa melakukan diagnosis atas penyakit yang diderita Salahuddin. Namun demikian ia dapat menyingkirkan beberapa dugaan atas penyakit Salahuddin. Berakhir tidak bisa diselamatkan. Wallahu A’la Bisshawab

Editor: Wulan
Avatar
37 posts

About author
Muhammad Saleh Kader PK IMM Hajjah Nuriyah Shabran Cabang Sukoharjo Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta PD IPM SUMBAWA
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *