Inspiring

Pak AR dan Poligami: Mimpi Saja Takut!

2 Mins read

Poligami pernah jadi topik aktual yang menjadi perbincangan di IBTimes.Id beberapa waktu lalu. Ada yang vulgar merespon. Menerima dengan senang hati lewat komentar-komentar afirmatif. Ada pula yang vulgar menolak (tapi sebenarnya menolak dengan “berat hati”). Yang jelas komentar-komentar soal poligami antara pro dan kontra di akun jejaring media social IBTimes.Id cukup riuh.   

Mari kita belajar keteladanan dari sosok Pak AR, terutama soal poligami ini. Tentu saja, gaya Pak AR ketika merespon tawaran poligami sesuai dengan watak dan pembawaan beliau yang selalu mengundang senyum dan gelagak tawa. Seperti biasa, kisah Pak AR mendapat tawaran poligami ini dituturkan dengan lugas oleh Syukriyanto AR, salah seorang putra Pak AR, dalam buku Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR (2005).

Salah satu konsekuensi menjabat sebagai pegawai negeri, Pak AR harus rela meninggalkan keluarganya di Yogyakarta untuk ditempatkan bertugas di suatu daerah. Nah, ketika Pak AR menjabat sebagai Kepala Kantor Jawatan Penerangan Agama Propinsi Jawa Tengah, beliau tinggal di komplek Panti Asuhan Muhammadiyah di kampung Pindrikan, Jalan Sadewo Semarang, Jawa Tengah.

Konon, Pak AR dipinjami rumah sederhana ini. Dinding rumah masih terbuat dari bambu. Dinding dari anyaman bambu yang tidak rata menyisakan lobang-lobang kecil tempat keluar masuk angin. Ketika mengisahkan cerita ini, Syukriyanto AR menulis, “Karena dari lobang anyaman bambu angin mengalir terus siang malam, sehingga terasa isis” (eit, bukan ISIS Gerakan teroris ya! Tapi isis itu sejuk segar karena terpaan angin).

Singkat cerita, selama bertugas di Semarang, keluarga Pak AR tetap tinggal di Yogya. Nah, hal ini telah diketahui oleh orang banyak. Pada suatu hari, Pak AR diundang ceramah di daerah Jepara untuk pengajian Maulud Nabi Muhammad SAW. Di antara tokoh masyarakat yang hadir terdapat seorang Kiai yang memiliki pondok pesantren dengan santri yang cukup banyak.

Baca Juga  John Wansbrough: Sang Orientalis yang Kontroversial

Selesai ceramah memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW, Pak AR masih diminta jagongan (ramah-tamah) oleh Kiai tersebut. Pembicaraan antara keduanya kesana-kemari, lalu muncul pikiran nakal dan usil dari kiai tersebut.

“Pak Kiai AR,  ibu kan sedang tinggal di Yogya. Masak Pak Kiai bertahun-tahun sendirian tidak ada yang melayani. Mbok cari pendamping untuk yang di Semarang!”

Mendengar usul yang usil dari kiai tersebut, Pak AR masih tenang-tenang saja.

“Kalau perlu, saya yang carikan. Silahkan pilih salah satu santri saya,” kata Kiai itu menantang Pak AR.

Mau tahu apa jawaban Pak AR ketika mendengar tantangan kiai tersebut?

“Wah, terima kasih Kiai. Mimpi saja saya tidak berani!” spontan jawab Pak AR.

“Wah Kiai AR ini orang hebat, tetapi ternyata penakut!” timpal Kiai tersebut sambil tersenyum.

“Ya, memang dalam hal yang satu ini saya penakut, hehe… ”

Editor: Arif

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *