Kaunia

Pemberian ASI dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Kedokteran

3 Mins read

Pemberian ASI merupakan suatu kebutuhan biologis bagi semua mamalia yang hidup di Bumi ini, termasuk manusia. ASI merupakan suatu anugerah yang telah diciptakan oleh Allah SWT yang memiliki kandungan yang sangat lengkap untuk memenuhi kebutuhan bayi. Dalam Al-Quran, Pemberian ASI pun diulas. Akan tetapi, dengan informasi yang kurang dan tingkat pengetahuan yang masih rendah, kemiskinan, kurangnya dukungan berbagai pihak dan gencarnya iklan-iklan tentang susu formula di media-media membuat ASI menjadi pilihan kesekian.

Padahal, meski saat ini sudah banyak makanan tiruan yang telah diciptakan oleh manusia menggunakan teknologi yang canggih seperti halnya yang ada sekarang ini, yaitu susu formula, ASI tetap menjadi makanan yang terbaik bagi bayi. Kandungan gizi dalam ASI tidak tertandingi oleh makanan atau minuman tiruan yang dibuat oleh manusia dan berasal dari hewan seperti kambing maupun sapi.

Pentingnya Pemberian ASI

Pemberian ASI sangat penting diberikan karena kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang yang optimal bagi bayi dalam kesehatan dan kelangsungan hidup. Selain itu, ASI memberikan nutrisi yang baik sekaligus menjadi penentu bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi anak, terutama pada dua tahun pertama.

Dua tahun pertama dari kehidupan bayi merupakan jendela kritis di mana pondasi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat dibangun, dan dalam periode ini menyusui bayi merupakan inti dari perawatan. Selain itu, periode ideal untuk menyusui adalah dua tahun, karena ada kebutuhan sistem kekebalan selama periode ini ia tidak akan menemukannya selain di dalam kandungan ASI.

ASI diproduksi oleh ibu sekitar 800 cc yang memiliki kandungan 600 kkal energi, sehingga dapat disimpulkan bahwa ASI adalah makanan yang sempurna bagi bayi yang baru lahir. Pemberian ASI diberikan sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal khusus. Saat memberikan ASI ini, bayi tidak dianjurkan untuk diberikan apa-apa misalnya makanan tambahan seperti pisang, papaya, madu, bubur susu, bahkan air putih sekalipun sampai bayi berumur 6 bulan.

Baca Juga  Tarawangsa: Cara Mahasiswa UMY Lestarikan Alat Musik Tradisional Nusantara

Banyak ibu yang memberikan air putih pada bayinya setelah menyusui karena takut ada sisa-sisa ASI di rongga mulut yang mengandung bakteri. Anggapan tersebut adalah salah, ASI tidak manis seperti susu formula sehingga sisa air susu ibu dalam rongga mulut tidak akan menjadi tempat tumbuh kembang bakteri.

Terdapat tiga jenis ASI, yang pertama yaitu Colostrum, yaitu ASI yang diproduksi pada beberapa hari setelah bayi lahir, wujudnya kental dan berwarna kuning yang dihasilkan sejak hari pertama sampai dengan hari ke-7 hingga hari ke-10 setelah Ibu melahirkan. Kolostrum mengandung banyak antibodi, protein beserta vitamin A dan jumlahnya sedikit, hanya sekitar satu sendok.

Kemudian yang kedua Foremilk (ASI transisi/peralihan), yaitu air susu yang diproduksi dalam dua pekan awal setelah melahirkan dan volume susu bertambah. Air susu ini hanya mengandung 1-2 % lemak, wujudnya terlihat encer dan jumlahnya sangat banyak sehingga cukup untuk menghilangkan rasa haus bayi. Yang terakhir yaitu Hindmilk (ASI matur), yaitu ASI yang keluar setelah foremilk. Jenis ASI ini keluar pada pekan kedua setelah melahirkan dan seterusnya. ASI matur ini mengandung banyak lemak dan vitamin serta mengandung banyak zat energi untuk bayi.

Kemudian ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin yang pastinya sesuai dan pas pada kadar kebutuhan sang bayi. Selain itu, ASI memiliki banyak manfaat seperti: ASI sebagai nutrisi karena minuman yang mudah dicerna, mengandung kalori yang tinggi dan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan, ASI meningkatkan daya tahan tubuh, ASI meningkatkan kecerdasan, dapat membantu dalam tumbuh kembang, mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir dan mengurangi obesitas.

Baca Juga  Alasan Fritjof Capra Mengkritik Sains Modern

Tidak berhenti sampai di situ, di samping ASI bermanfaat bagi bayi, terdapat manfaat juga untuk sang Ibu yaitu sebagai aspek kontrasepsi karena selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi berusia 12 bulan. Kemudian dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara, tidak merepotkan, dan menghemat waktu.

Pemberian ASI dalam Al-Quran

Dalam Islam sendiri memiliki pokok-pokok ajaran yang ideal untuk kelangsungan hidup manusia, di antaranya adalah memelihara kesehatan fisik dan psikis yang harus diwujudkan oleh setiap insan. Gizi dan asupan makanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat besar dalam membina dan mempertahankan kesehatan seseorang.

Terkait pemberian ASI, Al-Quran juga secara khusus telah memberikan petunjuk mengenai pentingnya memperhatikan pola dan jenis makanan dalam kaitannya dengan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan sejak masa-masa awal manusia lahir ke dunia ini. Yakni ketika al-Qur’an berbicara tentang pentingnya menyusui bayi dengan air susu Ibu (ASI), yang termaktub dalam Q.S Al-Baqarah: 233, yang berbunyi:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلا وُسْعَهَا لا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلادَكُمْ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Dalam tafsir al-Azhar disebutkan bahwa ayat ini memberi petunjuk tentang kewajiban dan tanggung jawab seorang Ibu. Bukankah ayat ini semata-mata cerita, bahwa seorang Ibu menyusui anak, bahkan binatang-binatang yang membesarkan anaknya dengan air susu pun tidak menyerahkan kepada induk yang lain buat menyusukan anaknya, dan kalau penyusuan disia-siakannya maka berdosalah dia di hadapan Allah SWT.

Baca Juga  lslam Nusantara, antara Lokalitas dan Universalitas Budaya

Di ayat ini bertemu pula apa yang diakui oleh ilmu ketabiban modern, bahwasannya air susu ibu lebih baik dari segala susu yang lain. Disebutkan pula di sini bahwa masa penyusuan yang sebaik-baiknya adalah disempurnakan dua tahun. Demikian ulasan tentang Pemberian ASI dalam Al-Quran maupun ilmu kedokteran.

Editor: Nabhan

Avatar
5 posts

About author
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) Sendangagung Paciran Lamongan
Articles
Related posts
Kaunia

Ru'yat Ta'abbudi dan Penyatuan Kalender Islam

2 Mins read
Perkembangan pemikiran tentang kalender Islam di kalangan ormas Islam mengalami kemajuan baik dari segi pemikiran maupun instrumentasi astronomi yang dimiliki. Hal ini…
Kaunia

Menaksir Berat Sapi Secara Cepat

1 Mins read
Kaunia

Moderasi dalam Sidang Isbat

3 Mins read
Di Indonesia kehadiran sidang Isbat sudah lama diperdebatkan keberadaannya. Di satu sisi dianggap sebagai jembatan untuk mempertemukan perbedaan pandangan antara pendukung hisab…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds