Tafsir

Pertanggungjawaban Pipit, Tokek, dan Nyamuk

3 Mins read

Pipit, Tokek, dan Nyamuk, pernahkah Anda membayangkan pertanggungjawaban binatang-binatang itu?

Qs. Al-Baqarah: 26

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلا الْفَاسِقِينَ

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik

Allah tidak segan-segan menciptakan media/ teknik pembelajaran bagi manusia. Teknik pembelajaran itu bisa berupa perumpamaan, kisah, kabar gembira, maupun peringatan.

Dalam ayat di atas Allah membuat pembelajaran berupa seekor nyamuk, binatang kecil yang sering mengganggu tidur kita. Dengan perumpamaan nyamuk itu, ternyata banyak manusia yang memperoleh hidayah. Juga sebaliknya banyak manusia yang mendapat kesesatan sehingga digolongan orang yang fasik.

Berikut ini kita akan mengambil pembelajaran antara kisah Nabi Ibrahim, dengan burung pipit, tokek, dan nyamuk.

***

Seorang pemuda bernama Ibrahim (kelak kalau dewasa menjadi Nabi Ibrahim) tertangkap oleh Raja Namrut. Tuduhannya karena Ibrahim merusak patung-patung besar di tempat pemujaan. Maka raja Namrud memutuskan untuk menghukum Ibrahim dengan hukuman bakar hidup-hidup sampai mati.

قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

mereka berkata: “Bakarlah Dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”. (Qs. Al-Anbiya’: 68)

Raja Namrud membuat makar kepada Allah, dan Allah juga membuat makar untuk Raja Namrud. Allah memerintahkan kepada api agar jadi dingin dan selamatkan Ibrahim.

Baca Juga  Fadhilah Sholat Tahajud: Kandungan Surat Al-Isra' Ayat 79

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ

Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”,

***

Bukan hanya api yang tidak mampu menghancurkan tubuh sang Nabi, tetapi semua binatang melata pun berusaha memadamkan api yang membakar Ibrahim AS, kecuali tokek. Kerja sama hewan-hewan yang membantu Nabi tersebut kemudian memunculkan percakapan yang sangat menarik antara burung pipit dan tokek. 

Burung pipit kecil merasa sangat bersedih karena sang Nabi Allah SWT dibakar. Ia pun berusaha memadamkan api itu dengan cara mengangkut air di paruh kecilnya. Ia pulang-balik sebuah danau untuk mengambil air dan menitikkannya ke atas api yang sedang melahap tubuh Ibrahim AS.

Tokek yang melihatnya tertawa mengejek,  “Hai, Pipit! Mana mungkin air dari paruhmu itu dapat memadamkan api itu!” ejek sang cecak.

Burung pipit tidak peduli, apakah air yang sempat diangkutnya mampu memadamkan kobaran api atau tidak, ia terus saja meneteskan air dari paruhnya setetes demi setetes semampunya.

Aku tidak sanggup melihat Nabi Ibrahim, kekasih Allah dibakar. Biarlah air ini terus menetes, karena Allah Maha Tahu pada siapa aku berpihak…” burung pipit membela diri. 

Sementara itu Tokek terus saja tertawa. Sambil menjulurkan lidahnya menghembuskan nafas ke arah api, agar api itu kian membesar. Memang tiupan cecak tidaklah sebanding kobaran api, tapi Allah SWT menyaksikan di mana burung pipit dan tokek berpihak.

*** 

Telah beberapa lama Raja Namrud berkuasa. Permusuhannya dengan Nabi Ibrahim masih berlangsung argumentasi Nabi Ibrahim untuk mengajak Raja Namrud selalu dimentahkan. Kedik sebagai raja Adigung (sombong) makin menjadi.

Bersamaan dengan itu, Allah SWT mengirimkan seorang malaikat dalam wujud burung. Namun, Raja Namrud akhirnya membunuh burung tersebut dengan anak panahnya hingga berdarah kemana-mana.

Baca Juga  Darwis Abu Ubaidah dan Kitab Tafsir Al-Asas

Setelah mengetahui bahwa panahnya itu berhasil, Raja Namrud menjadi bersuka cita dan berpaling dengan berkata sombong. “Akulah raja segalanya, aku telah berhasil membunuh Tuhan di surga” ucap Raja Namrud.

Allah SWT kemudian mengirimkan satu team nyamuk lemah untuk membunuh raja Namrud. Allah SWT akan menunjukkan bahwa meskipun nyamuk itu adalah makhluk yang lemah, akan tetapi dia lebih kuat daripada Raja Namrud.

Akhirnya, satu ekor nyamuk berhasil mengejar raja Namrud masuk ruang stiril dan berhasil masuk lewat hidung hingga menerobos ke saraf otak dan menggigitnya. Ketika nyamuk itu selesai memakan otaknya, bagian depan kepala Raja Namrud menjadi terbuka, dan keluarlah seekor binatang besar dari dalam kepalanya. Raja Namrud pun menjadi binasa.

***

الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan 20. orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Qs.At-Taubah: 20)

Mana bukti jihad kita? Besar atau kecil peran kita, Allah tidak peduli. Partisipas jihad Allah tetap membutuhkan. Burung pipitkah kita ini? Ataukah kita sebagai burung pipit? Kita akan mendapat kemenangan dan surga. Yang penting jangan menjadi tokek.

Editor: Yahya FR
Avatar
77 posts

About author
Majelis Pustaka PCM Semin
Articles
Related posts
Tafsir

Tafsir at-Tanwir: Relasi Antar Umat Beragama

4 Mins read
Relasi antar umat beragama merupakan diskursus yang selalu menarik untuk dikaji. Khususnya di negara kita, hubungan antar umat beragama mengalami pasang surut….
Tafsir

Puasa itu Alamiah bagi Manusia: Menilik Kembali Kata Kutiba pada Surah Al-Baqarah 183

3 Mins read
Salah satu ayat yang amat ikonik tatkala Ramadhan tiba adalah Surah Al-Baqarah ayat 183. Kendati pernyataan itu terbilang asumtif, sebab saya pribadi…
Tafsir

Surah Al-Alaq Ayat 1-5: Perintah Tuhan untuk Membaca

2 Mins read
Dewasa ini, masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, tampaknya memiliki minat baca yang sangat rendah. Tidak mengherankan jika banyak orang terpengaruh oleh banyak…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *