Perspektif

Prof Baroroh Baried (5): Fungsi Wanita dalam Pembinaan Rumah Tangga

2 Mins read

Oleh: Prof Siti Baroroh Baried

Umat yang akan datang terutama berasal dari asuhan wanita. Keberhasilan mengasuh anak-anaknya juga karena ada keharmonisan antara ibu dan bapak dalam kehidupan berkeluarganya. Keharmonisan itu harus diciptakan secara bersama antara suami dan istri. Maka tugas sebagai istri dan tugas sebagai ibu kalau dipenuhinya dengan baik akan menjamin pendidikan anak-anaknya, para manusia baru, para umat yang akan datang.

Mempersiapkan Wanita

Mengingat demikian pentingnya wanita sebagai pengendali per­ubahan, pergeseran nilai-nilai yang dihadapi oleh para generasi baru, maka wanita harus dipersiapkan sedini mungkin. Kalau prospek bangsa Indonesia selalu dikaitkan dengan abad XXI, maka sekarang ini sudah dapat dikatakan terlambat untuk mengadakan persiapan-persiapan dimaksud.

Iklim untuk meningkatkan potensi wanita Indonesia sudah terkondisi, dengan berbagai kegiatan yang diprakarsai oleh lembaga-lembaga pemerintah, semi pemerintah, dan lembaga-lembaga swasta, seperti organisasi-organsiasi wanita, atau kegiatan yang khusus diadakan untuk wanita. Iklim ini perlu digalakkan hingga kondisi yang telah baik ini mampu untuk secara terus-menerus meningkat dengan menyusun pro­gram, mengevaluasi program, meningkatkan program, dan seterusnya, hingga kegiatan memacu potensi wa­nita akan terarah.

Kegiatan yang mulia ini masih menghadapi hambatan yang tidak ringan. Kondisi yang telah baik ini sering dirusak oleh wanita sendiri, atau oleh pihak kaum bapak, yang belum tumbuh kesadarannya bahwa wanita Indonesia sudah meninggalkan kehidupan tradisional, dan sudah masuk ke kehidupan maju atau modern. Hambatan juga muncul dari budaya yang masih berakar dalam masyarakat tertentu. Faktor pendidikan masyarakat juga menentukan mudah atau sulitnya menghadapi kendala dan hambatan untuk memajukan wanita Indonesia.

Bangsa Indonesia akan semakin maju sesuai dengan derap pembangunan yang kini sudah sampai akhir dari tahap pertama pembangunan jangka panjang, ialah selama 25 tahun. Masyarakat pun akan menghadapi berbagai kemajuan yang akan membawa kesejahteraannya. Umat akan menikmati hasil pembangunan yang sudah mulai dirasakan dari pelita ke pelita berikutnya.

Baca Juga  Kuntowijoyo (2): Iman dan Kemajuan

Keterampilan

Umat semakin maju, semakin merasakan arti kemerdekaan dan arti ke­majuan. Generasi demi generasi akan semakin menunjukkan peningkatan kecerdasannya, kemantapannya, dan kemasakan jiwanya berkat pendidikan yang semakin terarah, sesuai dengan kemajuan bangsa dalam dunia pendidikan. Fasilitas pendidikan se­makin memadai untuk mengembangkan daya kreativitas para siswa dan mahasiswa, hingga umat akan sema­kin maju dalam berbagai bidang ilmu. Ketinggalan bangsa Indonesia dari bangsa lain, sedikit demi sedikit telah terkejar, hingga dewasa ini bangsa dan negara Indonesia harus diperhitungkan dalam percaturan dunia

Menghadapi kesemuanya itu, maka wanita dengan perannya pun perlu terus ditingkatkan, karena umat tempatnya untuk tugas pembinaan semakin maju. Perubahan nilai-nilai pun semakin nyata. Dalam hal ini per­lu dipacu kemajuan wanita. Usaha ini dalam akhir abad XX sudah terasa terarah.

Ketrampilan untuk wanita, hingga dapat memajukan ekonomi keluarga sudah digalakkan dalam berbagai kegiatan. Bidang koperasi sedang ditawarkan kepada kelompok wanita. Semua gejala akan berdampak negatif dan positif. Maka faktor mental spiritual wanita adalah merupakan modal yang sangat penting. Pembekalan mental spiritual bagi wa­nita yang paling tepat adalah peningkatan wanita dalam penghayatan ajaran Islam. Mental spiritual yang dilandasi dengan iman yang kokoh, akan merupakan modal dasar wanita dalam mengisi peranannya yang se­makin kompleks akibat dari hasil pembangunan juga.

Kalau di depan dimunculkan beberapa butir nilai un­tuk wanita yang bersumber dari ajar­an Islam, maka semakin dilibatkan wanita dalam pembangunan ini, perlu semakin digali nilai-nilai dalam Islam guna meningkatkan gairah untuk mengaktualisasikan nilai itu dalam peranannya sebagai pembina umat. (Bersambung)

Sumber: “Wanita Muslim dan Etos Kerja” karya Prof Siti Baroroh Baried (Jurnal Al-Qalam edisi Desember 1991/IKIP Muhammadiyah Yogyakarta

.Editor: Arif

Baca Juga  Logika Pendidikan dan Kasus Menutup Sekolah
Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…
Perspektif

Murabahah dalam Tinjauan Fikih Klasik dan Kontemporer

3 Mins read
Jual beli merupakan suatu perjanjian atau akad transaksi yang biasa dilakukan sehari-hari. Masyarakat tidak pernah lepas dari yang namanya menjual barang dan…
Perspektif

Sama-sama Memakai Rukyat, Mengapa Awal Syawal 1445 H di Belahan Dunia Berbeda?

4 Mins read
Penentuan awal Syawal 1445 H di belahan dunia menjadi diskusi menarik di berbagai media. Di Indonesia, berkembang beragam metode untuk mengawali dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *