Muhammadiyah sebagai organisasi yang telah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka memiliki gerakan pendidikan, kesehatan, dan sosial yang sangat baik. Hal ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas di Indonesia maupun mancanegara. Terbaru, Robert Hefner memberikan pujian setinggi langit bagi Muhammadiyah.
Robert Hefner adalah antropolog berkebangsaan Amerika Serikat yang menjadi Profesor di Boston University, Massachusetts, Amerika Serikat. Ia menjadi salah satu cendekiawan mancanegara yang meneliti Muhammadiyah. Hefner menyampaikan testimoni singkat sekaligus memuji Muhammadiyah dalam forum Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (15/3/2024).
Pujian Setinggi Langit Robert Hefner
Robert Hefner memberikan pujian setinggi langit bagi Muhammadiyah. Dimulai dari orang-orang Muhammadiyah paham urusan ibadah sebagai hal yang pokok tetapi juga tidak melupakan bahwa Muhammadiyah adalah bagian dari negara-bangsa Indonesia. Dari sini, Muhammadiyah ikut berperan dalam berbagai bidang.
Hefner mengatakan, “Yang paling menonjol adalah bahwa kultur dan tradisi Islam di seluruh Indonesia, bahwa (Muhammadiyah) ini adalah (organisasi) umat Islam yang paling terorganisir untuk kemaslahatan umum di seluruh dunia.”
Kenyataan ini membuat Hefner menyebut Muhammadiyah sebagai perintis dari organisasi besar di Indonesia & seluruh dunia yang mengimbangi masalah pokok keagamaan dengan upaya untuk kemaslahatan warga Muhammadiyah maupun seluruh bangsa Indonesia.
Berdasarkan luasnya dampak Muhammadiyah, Hefner pun mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (organisasi otonom perempuan Muhammadiyah). “Upaya dan aspirasi untuk mendirikan negara Indonesia tidak mungkin jadi tanpa peranan Muhammadiyah dan Aisyiyah,” tukas Hefner.
Cendekiawan Mancanegara Pecinta Muhammadiyah
Sepak-terjang Muhammadiyah yang sangat besar dan luas di Indonesia memunculkan ketertarikan cendekiawan mancanegara untuk mendalami lebih jauh. Dua di antara peneliti tersebut adalah Mitsuo Nakamura dan Robert W. Hefner.
Berdasarkan penuturan Hefner, Muhammadiyah sangat membekas bagi satu cendekiawan dari Jepang, yaitu Mitsuo Nakamura. Ia adalah peneliti yang 40 tahun berada di Kota Yogyakarta, persisnya Kotagede untuk meneliti gerakan Muhammadiyah. Hefner bahkan menuturkan bahwa Nakamura pernah bercerita sampai menangis ketika menceritakan Muhammadiyah di publik internasional.
Sementara itu testimoni Hefner sendiri, dengan diawali bahasa Jawa yang cukup fasih, Hefner menyatakan bahwa dirinya mencintai Muhammadiyah. “Nuwun sewu nggih, Saya tidak hanya pengamat netral tapi juga pecinta Indonesia dan pecinta Muhammadiyah,” tutur Hefner
Kritik untuk Muhammadiyah
Ketika mendengar pujian setinggi langit dari Hefner, salah satu peserta pengajian melontarkan pertanyaan menarik: apa kritik bagi Muhammadiyah? Pertanyaan ini ditujukan untuk memperbaiki Muhammadiyah dan mengimbangi agar para penggerak Muhammadiyah tidak terlena dengan pujian.
Alih-alih memberikan kritik, Hefner menyampaikan dua poin masukan apresiatif untuk Muhammadiyah. Pertama, agar Muhammadiyah melanjutkan gerakannya. Gerakan Muhammadiyah yang disebut sangat baik perlu untuk dilanjutkan dan diperluas, dari gerakan pendidikan, kesehatan, sampai sosial dan ekonomi.
Kedua, agar Muhammadiyah lebih banyak mengabarkan kerja-kerjanya. Telah jamak dipahami bahwa gerakan Muhammadiyah yang sangat baik tidak banyak diketahui masyarakat awam. Hal ini akibat dari minimnya perhatian Muhammadiyah dalam hal media digital dan media sosial.
Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus dari Muhammadiyah untuk syiar dan dakwah kultural. Salah satunya dengan mengabarkan gerakan dan kerja-kerjanya melalui media digital dan media sosial. Agar kerja-kerja Muhammadiyah sampai ke kalangan masyarakat awam di Indonesia maupun ke ranah global.
Editor: Soleh