Tarikh

Rasyid Ridla (4): Pengaruh Pemikiran Ibnu Taimiyah di Majalah Al-Mannar

2 Mins read

Oleh: Djarnawi Hadikusuma

Majalah Al-Mannar yang dipimpin oleh Rasyid Ridla sering mengetengahkan buah pikiran Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab. Buah pikiran mereka yang menentang segala macam bid’ah, khurafat, dan pengeramatan terhadap manusia itu telah berhasil menggugah hati pembacanya untuk men-tajdid-kan pemahaman kaum Muslimin sendiri kepada ajaran Islam.

Kedua orang tokoh itulah yang juga telah menggerakkan Jamaluddin Al-Afghani untuk memulai perjuangannya. Tidaklah sia-sia Al-Mannar mengemukakan itu, sehingga orang tahu bahwa apa yang diperjuangkan Jamaluddin dan Abduh adalah penerusan daripada buah pikiran kedua imam itu.

Maka pembaruan itu mengalir dari generasi ke generasi berikutnya. Dan tentunya Rasyid Ridla mengharap semangat itu mengalir terus sepanjang sejarah, dalam bentuk yang sesuai menurut keadaan dan kondisinya masing-masing.

Ibnu Taimiyah

Taqiyuddin Ibnu Taimiyah dilahirkan di Harran, Syria, pada hari Senin 10 Rabiul Awal 661 H. Atau bertepatan dengan 22 Januari 1263 M, yaitu tiga tahun setelah tentara Hulagu Khan yang menguasai negeri itu, terlibat dalam pertempuran melawan tentara Mamluk dari Mesir. Dengan demikian, sejak kecil Taqiyuddin berada dan dibesarkan dalam suasana peperangan.

Walaupun demikian, dia masih sempat belajar kepada ulama-ulama terkenal. Dengan kecerdasannya yang luar biasa serta ketekunannya, maka dalam usia 20 tahun telah menjadi alim yang disegani. Tidak hanya karena sangat mendalam dan luas ilmunya, tetapi juga karena buah ilmunya yang tajam serta pendiriannya yang tegas dan konsekuen.

Sekalipun ia pengikut Imam Ahmad bin Hanbal, namun dia adalah seorang pengikut yang rasional dan bebas. Sama sekali tidak terkekang oleh taqlid dan kultus. Dan dia seorang pejuang kemerdekaan yang berani. Ini dibuktikan dengan partisipasinya mengusir tentara Mongol dalam satu pertempuran di dekat Ibukota Syria, Damascus, sekitar tahun 1229.

Baca Juga  Rasyid Ridla (9): Wafat Ketika Mengemban Amanat Memoderasi Mesir dan Arab Saudi

Fatwa-fatwa Kontroversial

Pada tahun 1235, ia pergi ke Cairo. Dia mengajar pada madrasah yang didirikan oleh Sultan Al-Malik An-Nasir dari dinasti Mamluk yang baru saja telah berhasil mengusir tentara Mongol dari seluruh Syria. Pada tahun 1313, An-Nasir membawa Ibnu Taimiyah kembali ke Damascus.

Di sana Ibnu Taimiyah mengajar dan memberikan fatwa-fatwa agamanya. Fatwanya yang mengutuk perkawinan antara ”muhallil” dan ”muhallalah” telah menggemparkan para ulama. Menyebabkan dia dituduh membikin onar dengan menyalahi Madzhab Syafii yang resmi dianut oleh pemerintah. Maka dia ditangkap dan dipenjarakan selama lima bulan.

Tetapi pada bulan Juli tahun 1326, dia dipenjarakan lagi atas fitnahan musuh-musuhnya, karena fatwanya 16 tahun yang lewat yang menghukumi maksiat kepada mereka yang sengaja mengunjungi kota Madinah hanya untuk berziarah ke makam Rasul.

Penerus Ibnu Taimiyah

Dalam penjara itu, dia terus giat mengarang dan menuliskan fatwa-fatwa yang radikal dan tajam yang menyebabkan dia mendapat siksaan jasmani yang amat berat. Tetapi, Ibnu Taimiyah tidak gentar. Dia terus menulis dan akhirnya meja dan segala alat menulis dibersihkan dari kamar penjaranya.

Karena kesedihan hatinya, ia pun wafat pada tanggal 29 September 1329. Berpuluh-puluh kitab karangannya telah diterbitkan orang, di antaranya merupakan fatwa-fatwa dalam Ilmu Tauhid, Ibadah, Akhlak, dan Hukum Islam. Karangannya tentang siyasah dan kenegaraan berjudul As-Siyasatu As-Syariyyah.

Keteguhan dan kekerasan hatinya diwarisi oleh Muhammad bin Abdul Wahab serta Jamaluddin Al-Afghani, keluasan ilmunya oleh Muhammad Abduh, ketekunannya dan keahliannya mengarang oleh Sayid Muhammad Rasyid Ridla yang dituangkan di majalah Al-Mannar.

Murid Ibnu Taimiyah yang paling terkenal ialah Ibnu Qayyim. (Bersambung)

Sumber: Aliran Pembaharuan dalam Islam dari Jamaluddin Al-Afghani Hingga KHA Dahlan karya Djarnawi Hadikusuma.

Baca Juga  Sisi Lain Ibnu Taimiyah, Ulama Ramah dan Toleran

Editor: Arif

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *