Salah satu pemikir terkemuka Islam yang mempunyai pengaruh besar di era modern hingga kontemporer terhadap perkembangan dalam gerakan syiar Islam di antaranya adalah Sayyid Qutb.
Nama lengkap beliau yang lebih dikenal adalah Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili. Beliau lahir di daratan subur; tepatnya di salah satu daerah yang ada di Timur Tengah, yaitu Mausyah yang termasuk dalam provinsi Asyuth di dataran tinggi Mesir, tepatnya pada tanggal 9 Oktober 1906.
Sayyid Qutb, Pemikir Kontemporer Terkemuka
Semenjak Sayyid Qutb berumur terbilang masih anak-anak, dia sudah disuguhkan didikan serta pelajaran agama yang mendalam, oleh tekad orang tua Qutb yang sangat menginginkan anaknya mampu menghafal Qur’an dan menjadi seorang hafidzh.
Usaha dari kedua orang tua Qutb tersebut tidaklah sia-sia. Karena Sayyid Qutb terbukti dapat menyelesaikan hafalan Qur’an-nya sebanyak 30 juz ketika baru beranjak umur 10 tahun.
Selain menjadi seorang hafiz cilik, semasa hidupnya beliau juga banyak menciptakan karya-karya yang sangat menginspirasi serta memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan yang begitu luas. Sehingga banyak melahirkan khazanah baru baik di dalam dunia sastra maupun dunia politik.
Jadi, wajarlah jika beliau termasuk salah satu pemikir kontemporer terkemuka pada gerakan fundamental, yakni gerakan Ikhwanul Muslimin setelah Hasan al-Banna. Dan juga sering disejajarkan dengan Abul A’la al-Maududi, seorang tokoh pemikir pada gerakan Islam Jama’at Islami di Pakistan. Serta Ali Syariati, seorang ideolog yang memiliki pengaruh besar pada revolusi Iran.
Dan Sayyid Qutb secara pribadi juga mengatakan, bahwasanya karya yang ia ciptakan berlandaskan pokok inspirasi dari pemikiran seorang tokoh senior, yakni al-Maududi.
Dan pasca wafatnya Hasan al-Banna; bisa kita katakan bahwasanya Sayyid Qutb sebagai ideolog Ikhwanul Muslimin yang bisa membangun kembali militansi pergerakan Ikhwanul Muslimin.
Bahkan, bukan hanya sekedar membangkitkan militansi. Akan tetapi, ketika Sayyid Qutb mengambil alih sebagai pemeran penting pada gerakan Ikhwanul Muslimin pasca wafatnya Hasan al-Banna, itu sangat memiliki dampak besar.
Khususnya pada gerakan Ikhwanul Muslimin; yang berhasil menemukan jalan titik kesempurnaan sebagai salah satu gerakan yang sangat fundamentalis pada saat itu.
Makna Kata Jahiliah Menurut Sayyid Qutb
Selain itu, Sayyid Qutb juga dapat dikategorikan sebagai seorang representasi dari tokoh mufasir yang mana memiliki pola pemikiran radikal fundamental (tafsir fundamental).
Bahkan di saat beliau menyusun salah satu karyanya, yaitu tafsir Zilal-nya yang sangat monumental; di sela-sela itu juga ia mengemukakan beberapa konsep pemikiran yang berlandaskan pengetahuan spiritual tentang hal yang gaib. Dan juga memiliki alur pemikiran yang mengkaji secara mendalam terkait makna kata “jahiliah”.
Apabila dibandingkan dengan tokoh senior sebelumnya, yakni Abu al-A’la al-Maududi, yang mana al-Maududi memiliki sudut pandangan terhadap kata jahiliah itu hanya ada di dalam dunia nonmuslim.
Akan tetapi, Qutb meyakinkan semua orang bahwasanya dunia muslim juga mengandung banyak sekali nilai-nilai kejahiliahan. Landasan yang dijadikan pegangan referensi atas argumentasi yang beliau kemukakan itu.
Karena menurut Sayyid Qutb, istilah jahiliah tidak hanya ditujukan pada masa periode sebelum diturunkannya agama Islam atau pra-Islam di Jazirah Arab saja.
Akan tetapi, menurutnya, jahiliah itu adalah suatu kondisi yang bisa saja terjadi berulang-ulang di setiap kali seorang yang beragama, khususnya agama Islam, yang menyimpang dari ajaran syariat Islam.
Dan keterangan yang lebih jelasnya lagi. Sayyid Qutb menegaskan bahwasanya siapapun yang memiliki usaha untuk menolak realitas eksistensi dan kedaulatan Tuhan itulah yang disebut sebagai jahili.
Dan jahiliah modern, baik yang di Mesir maupun di Barat; itu jauh lebih buruk daripada kejahiliahan yang ada di masa Nabi Muhammad saw. Karena kejahiliahan modern itu bukan atas dasar kebodohan, melainkan kejahiliahan melawan serta menentang keagungan Tuhan.
Persoalan Hegemoni Barat dan Doktrin Ikhwanul Muslimin
Tidak hanya sampai di situ. Jika kita membahas lebih jauh lagi, selain memiliki pemikiran yang dikenal sangat kritis dan radikal fundamental; Sayyid Qutb juga memiliki sikap yang keras jika dihadapkan dengan persoalan terkait hegemoni Barat.
Ia anti Barat. Karena menurutnya, dunia bagian Barat itu adalah biang keroknya segala kejahiliahan hingga kebobrokan yang menimpa sistem pemerintahan, para pemimpin, dan masyarakat Mesir pada masanya.
Sayyid Qutb mengilustrasikan masyarakat Mesir pada saat itu sebagai masyarakat yang menjadi jelmaan orang-orang Arab sebelum diturunkannya agama Islam atau pra-Islam (jahiliah). Karena tak Islami dan anti Islam, serta menggantikan eksistensi atau prinsip-prinsip Tuhan.
Sampai pada paragraf ini, kita dapat merangkum beberapa kesimpulan. Bahwasanya Sayyid Qutb memiliki alur pemikiran yang radikal juga sekaligus seorang aktivis yang sangat militan. Khususnya dalam gerakan Islam modern hingga kontemporer, pemikirannya telah banyak mendoktrin para aktivis pemuda Islam di berbagai belah dunia.
Selain daripada itu, Sayyid Qutb bukan hanya mendoktrin para aktivis pemuda Islam. Akan tetapi, aktivitas serta pemikirannya telah menggiring gerakan Ikhwanul Muslimin ke dalam kancah gerakan yang sangat mengkritik keras rezim serta pemerintahan Mesir pada masa itu.
Editor: Zahra