Inspiring

Ibnu Rusyd: Tokoh Multidisiplin yang Inspiratif

3 Mins read

Salah seorang tokoh puncak tradisi peripatetik Islam, yakni Abu Walid Muhammad Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Rusyd. Kemudian dikenal dengan nama Ibnu Rusyd atau dalam dunia barat ia lebih dikenal dengan nama “Averroes”. Ia adalah seorang tokoh yang mampu memahami banyak bidang keilmuan serta sangat inspiratif bagi siapa saja yang mau mengenalnya.

Sepanjang hidupnya. ia mampu memberi banyak pengaruh besar pada dunia filsafat, keilmuan, hingga pada konsep pemikiran politik. Ketika ia masih kecil, ia sudah mampu menghafal hadis dan kitab Al-Muwatta’ karya Imam Malik. Ditambah lagi ia lahir dari keluarga yang menganut mazhab maliki.

Riwayat Singkat Ibnu Rusyd

Ibnu Rusyd (1126 M-1198 M) lahir di Cordova, Andalusia atau sekarang lebih dikenal dengan nama Spanyol. Ia lahir dari keluarga besar yang cinta pada ilmu pengetahuan dan memiliki kedudukan tinggi di Andalusia.

Keluarganya semenjak dari kakeknya sudah tercatat sebagai orang yang mencintai keilmuan. Kakeknya menjabat sebagai qadhi (hakim) di Cordova dan banyak meninggalkan pengaruh-pengaruh di Spanyol. Begitupun dengan bapaknya, juga sangat berpengaruh terhadap dunia qadhi karena bapaknya praktis juga sebagai ahli hukum pada zaman itu.

Dalam hal pendidikan, sejak dini ia mulai belajar di lingkungan keluarganya. Selepas itu, ia mendatangi tokoh-tokoh fuqoha’ (ahli fiqih) yang mumpuni pada masa itu untuk dijadikan guru olehnya.

Para tokoh itu yakni, Abu Al-Aim Basykawal, Abu Bakar Bin Samhun, Abu Jakfar Bin Abdul Aziz, Abu Marwan Bin Massaroh, Abu Muhammad Bin Rizq dan Abdullah Al-Maziri. Sedangkan dalam bidang filsafat Ibnu Rusyd belajar kepada Ibnu Bajjah (yang kemudian dikenal dengan nama “Avempace”), filosof besar di Eropa sebelum masa Ibnu Rusyd. Kemudian dalam bidang kedokteran, Ibnu Rusyd belajar kepada Abu ja’far Harun At-Tirjani dan Abu Marwan bin Kharbul.

Baca Juga  Muhammad Asad, Yahudi yang Sering Naik Haji

Selama hidupnya, ia telah menulis berbagai macam buku, mulai dari buku filsafat, ilmu kalam, fiqih, kedokteran, dan sebagainya. Kira-kira ada 78 judul buku yang mampu ditulis oleh Ibnu Rusyd. Dari berbagai karya tersebut ada yang berupa karya autentik dan ada yang berupa ulasan.

Karena perhatiannya sangat tinggi terhadap filsafat Aristoteles, maka tak heran jika ia menulis, mengkaji, mengulas, dan memberikan komentar-komentar terhadap filsafat Aristoteles. Oleh sebab itu, ia dikenal dengan sebutan “Komentator Aristoteles”. Selain mengulas pemikiran dari Aristoteles, ia juga mengulas pemikiran-pemikiran tokoh lain seperti, Plato, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Al-Farabi, sampai Ibnu Bajjah.

Karyanya yang Populer

Di antara buku-bukunya yang populer dan penting yakni, Bidayatul Mujtahid Wan Nihayah. Buku ini membahas tentang ilmu fiqih yang berisi tentang perbandingan mazhab. Buku ini merupakan buku yang sampai sekarang masih ada dan dipelajari oleh banyak orang dalam mendalami ilmu fiqih.

Kemudian ada buku tentang ilmu kalam berjudul Fashlul Maqal Fi Ma Baina Al-Hikmati Wa Syariat Min Ittsal. Buku ini dimaksdukan untuk memberikan keserasian antara filsafat dan syariat. Ada lagi buku tentang ilmu kalam yang masyhur, yakni Manahij Al-Adillah Fi Aqoidi Ahl Al Millah. Dalam buku ini, Ibnu Rusyd menguraikan tentang pendirian-pendirian ilmu kalam serta juga membahas terkait kelemahan-kelemahan ilmu kalam itu sendiri.

Adapun buku tentang kedokteran, yakni Kulliyat Fi Al Tib. Pada masa itu buku ini menjadi salah satu buku terpenting dalam dunia kedokteran. Ada lagi buku Dhamimmah Li Mas’alah Al-Iilm Al Qadim, yakni buku yang membahas mengenai teologi, atau  ke-Tuhanan.

Ibnu Rusyd pada masanya menerima kritikan dari Imam Al-Ghazali atas pemikiran pemikiran filsafatnya. Oleh sebab itu, ia membalas kritikan tersebut dengan sebuah karya yang bertajuk Tahafut At Tahafut. Buku tersebut berisi jawaban atas kritik Imam Al-Ghazali dengan tujuan untuk membela filsafat yang menurut Ibnu Rusyd, Al-Ghazali telah salah paham mengenai hal tersebut.

Baca Juga  Atha’ bin Abi Rabah: Menjadi Mulia Karena Ilmu

Karena kecerdasannya Ibnu Rusyd sampai dipanggil oleh Abu Al-Mukmin, khalifah pertama dari Dinasti Muwahidun untuk datang ke Maroko. Dalam hal ini ia diminta untuk membantu mengelola lembaga keilmuan. Karena pada saat itu Abu Al-Mukmin membagun madrasah yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mutu ilmu dan pengetahuan.

Keunggulan Ibnu Rusyd

Dalam hidupnya, Ibnu Rusyd juga diangkat sebagai qadhi di Sevilla, yakni tepat setelah diperkenalkan oleh Ibnu Thufail kepada Abu Ya’kub. Pengangkatan itu dilakukan setelah Ibnu Rusyd mampu memenuhi perintah Abu Ya’kub untuk mensyarah tulisan Aristoteles.

Karena kepandaiannya inilah akhirnya Abu Ya’kub tidak ragu untuk mengangkat Ibnu Rusyd menjadi qadhi. Kemudian setelah dua tahun di Sevilla menjabat sebagai qadhi, akhirnya beliau kembali ke Cordova. Saat itu ia diangkat lagi sebagai seorang qadhi  Al-qhutod (hakim agung), yang mana kedudukannya lebih tinggi dari sebelumnya.

Dalam dunia politik, Ibnu Rusyd memiliki konsep “Al-jumhuriyyah wal Ahkam”. Konsep tersebut digunakan untuk merespon kondisi politik pada masa itu. Terdapat beberapa prinsip di dalamnya, yakni hukum harus tegak, kedaulatan rakyat harus terpenuhi, hak asasi manusia harus terjamin mulai dari pendidikan, kesehatan, sampai kebebasan dalam berpendapat. Kemudian kepala negara harus berkualitas, dan yang terakhir hubungan internasional harus bagus, bisa bekerja sama antar negara lain, serta ketika ada konfilik mampu diselesaikan dengan baik.

Selain itu, Ibnu Rusyd juga memiliki pandangan mengenai kekuasaan yang egois, yang kemudian dikenal dengan “Wahdaniyyah At-Tasalluth”. Yang mana dalam kekuasaan ini dijalankan oleh pemimpin yang dzalim. Cirinya adalah “Alladzi yaqumu bi al-hukmi di sabili nafsihi, la fi sabili ummah”, yakni cara berfikir pemimpin yang merasa bahwa hanya dirinya yang benar, selain versi dirinya semua salah. Jadi, tidak mendengar pandangan orang lain, atau egois.

Baca Juga  Akhir Hidup Abu Dzar al-Ghifari, Sahabat yang Melawan Para Penimbun Harta

Itulah pandangan politik Ibnu Rusyd tentang politik. Menurutnya, jika lima prinsip ini terpenuhi, maka suatu negara akan menjadi maju, tujuan bisa dicapai, makmur, dan tentram. Keunggulan beliau terletak pada ketajaman filsafatnya. Pengaruhnya sangat besar terhadap perkembangan dunia barat. Pemikiran Ibnu Rusyd ini kemudian menjadi pangkal pokok kebangkitan bangsa-bangsa barat.

Editor: Nirwansyah

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *