Perspektif

Sektor Pariwisata: Devisa Menurun Akibat Pandemi COVID-19

3 Mins read

Saat ini, industri pariwisata kerap menjadi primadona yang mampu mendatangkan devisa berbagai negara. Di Indonesia misalnya, sektor pariwisata menjadi salah satu dari tiga penyumbang devisa terbesar selain minyak dan gas. Indonesia memiliki banyak objek pariwisata yang menarik untuk dikunjungi, baik wisata alam maupun wisata buatannya. Industri pariwisata diyakini bisa meningkatkan sumber pendapatan daerah. Selain itu sektor pariwisata juga dapat memperbaiki perekonomian negara dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan akan meningkatkan perannya dalam penerimaan daerah dan juga devisa negara.

Faktor Penentu dan Potensi Sektor Pariwisata

Fasilitas yang terdapat pada daerah wisata merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah. Dengan bertambahnya fasilitas yang ada pada daerah wisata, maka ia akan membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung, karena wisatawan merasa nyaman saat mengunjungi tempat wisata.

Fasilitas yang tersedia di daerah wisata bisa berupa kelengkapan fasilitas kamar hotel, pemandangan yang indah, kenyamanan, hingga kebersihan tempat wisata. Jalan akses dan infrastruktur yang baik juga berpengaruh pada kenyamanan wisatawan saat melakukan perjalanan wisata.

Bali Potensi Sektor Pariwisata

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi di sektor pariwisata adalah Bali. Bali adalah destinasi tempat wisata terpopuler di Indonesia. Pulau Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok yang memiliki luas 5.634,40 km² .

Bali ini juga biasa dikenal dengan sebutan Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, atau Pulau Surga. Pariwisata terkenal di Bali adalah pantai-pantainya yang memang sudah sangat terkenal pemandangannya dan keindahannya sehingga tak heran jika di daerah ini banyak didatangi oleh para wisatawan dari luar kota maupun luar negeri.

Baca Juga  Buya Syafii, Karya Seni yang Indah

Contohnya seperti Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Pantai Jimbaran, Pantai Sanur, dan masih banyak lagi. Selain itu, di Bali juga terdapat pegunungan, danau, hutan, kebun binatang, atau desa beserta masyarakat Bali yang pada umumnya masih kuat memegang teguh tradisi peninggalaan nenek moyangnya.

Semakin bertambahnya tahun, jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke tempat pariwisata di Bali kian meningkat. Menurut Data BPS Bali, pada tahun 2017, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali sebesar 5.697.739 pengunjung, sedangkan pada tahun 2018 sebesar 6.070.473 pengunjung.

Sedangkan pada tahun 2019, jumlah wisatawan mencapai 6.275.210 pengunjung. Sehingga dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah wisatawan dari tahun 2017 hingga tahun 2019 membuat perekonomian di Bali juga mengalami peningkatan.

Dampak Corona pada Potensi Pariwisata

Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah wisatawan di Indonesia. Penurunan ini disebabkan karena sejak pertengahan bulan Maret 2020 terjadi pandemi COVID-19 di Indonesia. Hal ini mengharuskan masyarakat harus melakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah.

Sejak terjadi COVID-19 ini, sektor pariwisata menjadi sektor paling berpengaruh dan paling terdampak COVID-19 . Pasalnya, banyak hotel-hotel yang sepi, kemudian tempat-tempat wisata juga diharuskan untuk tutup sementara sehingga pendapatan daerah juga menurun drastis.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali , jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada Maret 2020 anjlok 56,89 persen dibandingkan Februari 2020. Sedangkan dari data BPS Indonesia, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Maret 2020 turun sebesar 45,50 persen dibandingkan bulan Februari 2020. Dibandingkan pada Maret 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Maret 2020 mengalami penurunan sebesar 64,11 persen.

“Secara kumulatif pada Januari hingga Maret 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,61 juta kunjungan atau turun 30,62 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 3,76 juta kunjungan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio.

Baca Juga  Amerika dalam Pusaran Konflik Israel-Palestina

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menyampaikan bahwa pendapatan negara dari sektor pariwisata kemungkinan besar anjlok hingga 50 persen karena dampak pandemi COVID-19.Kerugian dunia pariwisata Indonesia akibat Covid-19 sekitar Rp 45,8 triliun. Perkiraannya hanya berdasarkan kunjungan turis Tiongkok yang mencapai 2 juta per tahun.

Sedangkan menurut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengestimasikan kerugian sektor pariwisata yakni US$ 500 juta atau Rp 7 triliun per bulan.

***

Dengan itu, pemerintah menyiapkan berbagai langkah penting agar sektor pariwisata dan ekonomi bisa bangkit kembali. Ada tiga langkah penting yang dilakukan pemerintah sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi.

Pertama, program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang tepat sasaran. Kedua, realokasi anggaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diarahkan pada program padat karya bagi pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ketiga, menyiapkan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Wallahu ‘alam bishawwab.

Editor : Shidqi Mukhtasor

Avatar
2 posts

About author
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Articles
Related posts
Perspektif

Indonesia Berkemakmuran, Kemakmuran untuk Semua

4 Mins read
Menyongsong Milad ke-112 tahun ini, Muhammadiyah mengambil tajuk “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, tema yang sama juga akan digunakan sebagai identitas acara Tanwir…
Perspektif

Refleksi Milad ke-112 Muhammadiyah: Sudahkah Dakwah Muhammadiyah Wujudkan Kemakmuran?

3 Mins read
Beberapa hari yang lalu, ketika ibadah Jumat, saya kembali menerima Buletin Jumat Kaffah. Hal ini membawa saya pada kenangan belasan tahun silam…
Perspektif

Tidak Bermadzhab itu Bid’ah, Masa?

3 Mins read
Beberapa waktu lalu, ada seorang ustadz berceramah tentang urgensi bermadzhab. Namun ceramahnya menuai banyak komentar dari berbagai kalangan. Ia mengatakan bahwa kelompok…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds