Inspiring

Sisi Lain Ali bin Abi Thalib, Matematikawan Penemu Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

3 Mins read

Islam memerintahkan umatnya untuk menelaah alam semesta dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sejarah peradaban Islam menunjukkan bahwa banyak para ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan, salah satunya dalam bidang matematika. Ilmuwan Muslim dalam bidang matematika dikenal dengan matematikawan Muslim yang berperan besar dalam memberikan kontribusi pemikiran-pemikirannya dalam peradaban manusia, khususnya kemajuan sains dan matematika.

Ali bin Abi Thalib Penemu KPK

Ilmu matematika sendiri pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Muslim, yaitu Al-Khawarizmi yang merupakan tokoh ilmuwan yang sangat konsen dalam pengembangan ilmu matematika. Namun, siapa sangka salah satu sahabat Nabi sekaligus menjadi menantunya juga ikut andil dalam pengembangan ilmu matematika, yaitu Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu dari Nabi Muhammad yang lahir dari pasangan Fatimah binti Asad dengan Abu Thalib yang merupakan pamannya Nabi Muhammad. Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah umat Islam yang keempat, setelah masa kepemimpinan Utsman bin Affan. Sosok Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai orang yang cerdas, jujur, dan berwawasan luas. Ali bin Abi Thalib juga dikenal sebagai pintunya ilmu, sebagaimana dalam sabda Rasulullah:

أنامدينة العلم وعلي بابها فمن أراد العلم فليأت الباب

“Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barang siapa yang menginginkan ilmu maka datanglah ke pintunya.”

Banyak riwayat yang mengisahkan kemahiran Ali bin Abi Thalib dalam ilmu matematika. Salah satu penemuan Ali bin Abi Thalib adalah bilangan kelipatan yang sekarang dikenal dengan istilah KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). KPK merupakan bilangan kelipatan terkecil yang sama dari banyaknya bilangan yang dimaksud. Banyaknya bilangan yang dimaksud ini bisa 2 bilangan, 3 bilangan, dan seterusnya.

Baca Juga  Abu al-Wafa', Astronom dan Matematikawan Terbesar Arab

Kisah Ali bin Abi Thalib dan Yahudi

Dikisahkan suatu ketika seorang pendeta Yahudi berpesan kepada muridnya sebelum meninggal dunia, agar dia mencari seorang dengan gelar “pintunya ilmu” yang sesuai dengan hadist Nabi Muhammad. Murid tersebut diminta untuk menanyakan sebuah soal yang sampai saat itu pertanyaan tersebut belum terjawab. Pendeta Yahudi tersebut berkata, “Tanyakanlah wahai muridku, bilangan mana yang habis dibagi satu sampai sepuluh? Apabila dia dapat menjawab, maka benarlah dia yang mendapat gelar “pintunya ilmu. Dan aku sarankan engkau untuk mengikutinya. Apabila ia tidak dapat menjawab, tinggalkanlah dia dan carilah terus orang yang mendapat gelar tersebut”. Kemudian murid tersebut pun berkelana untuk mencari orang yang dimaksud oleh gurunya. Sampai terdengar kabar bahwa di Jazirah Arab terdapat seseorang yang mendapat gelar “pintunya ilmu”, yaitu Ali bin Abi Thalib. Murid tersebut pun menemui Ali bin Abi Thalib dan mengajukan pertanyaan yang dititipkan oleh gurunya.

Pertanyaan tersebut secara operasi matematika lumayan rumit. Namun, Ali bin Abi Thalib menjawab dengan sederhana. Ali bin Abi Thalib menjawab, “Kalikanlah jumlah harimu dalam sebulan dengan jumlah bulanmu dalam setahun dan dengan jumlah harimu dalam seminggu”. Murid pendeta Yahudi tersebut pun menghitungnya, jumlah hari dalam sebulan adalah 30, jumlah bulan dalam setahun adalah 12 dan jumlah hari dalam seminggu adalah 7. Maka ketemu 30 x 12 x 7 = 2520. Ternyata, angka 2520 ini adalah bilangan terkecil yang dapat dibagi habis bilangan satu sampai sepuluh. Murid pendeta Yahudi tersebut pun terkejut dan akhirnya memeluk Islam.

Jawaban Ali bin Abi Thalib tersebut sangat menarik. Persoalan matematika yang cenderung teknis dapat diselesaikan oleh Ali bin Abi Thalib dengan mudah dan cerdas. Ali bin Abi Thalib menjawab dengan mengkorelasikannya dengan fenomena-fenomena alam dan kehidupan sehari-hari, yaitu konsep tentang hari, minggu, bulan, dan tahun. Bagi Ali bin Abi Thalib, rumusan-rumusan matematika merupakan dunia yang tidak terpisahkan dari dunia nyata bahwa bilangan-bilangan berkorelasi dengan fenomena-fenomena kosmologis. Seluruh fenomena alam raya mempunyai rumusan matematis yang serasi, sehingga keharmonisan alam semesta dapat dikatakan sebagai padanan rumusan matematika yang simetris.

Baca Juga  Lima Perkara Penghalang Kesalehan Menurut Ali bin Abi Thalib

Kecerdasan Matematika Ali bin Abi Thalib

Dalam hukum waris, operasi KPK ini pun dapat digunakan. Dikisahkan bahwa suatu waktu ada tiga orang menemui Ali bin Abi Thalib. Mereka membawa persoalan waris yang menurut mereka rumit. Ketiga orang ini mempunyai 17 ekor unta sebagai harta warisan. Mereka hendak membaginya dengan pembagian yang berbeda, yaitu ½, 1/3, dan 1/9. Apabila menggunakan perhitungan langsung masing-masing mendapatkan 8 ½, 5 2/3, 1 8/9. Hal ini tentu tidak mungkin dalam perhitungan unta yang dalam keadaan hidup. Ketika itu, Ali bin Abi Thalib menyarankan agar mereka menambahkan satu ekor unta dengan cara meminjam kepadanya.

Alhasil, mereka mendapatkan angka bulat yaitu 18 ekor sehingga mudah dalam pembagian. Mereka masing-masing mendapatkan 9 ekor (½ bagian), 6 ekor (1/3 bagian) dan 2 ekor (1/9 bagian). Sehingga total yang dibagikan tetap 17 ekor, sehingga satu ekor unta milik Ali bin Abi Thalib pun diambilnya kembali. Peristiwa ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika Ali bin Abi Thalib sungguh luar biasa pada masanya, sehingga cepat tanggap dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Editor: Soleh

Sindi Wulan Aprilia
27 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya Peminat Kajian Tarikh
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *