News

Sosok Buya Syafii Maarif di Mata Kelompok Minoritas

2 Mins read

IBTimes.ID, Jakarta – MAARIF Institute tahun ini genap menapaki dua dekade perjalanan sebagai sebuah lembaga yang sedari awal didirikan pada 2003 telah berkomitmen mengawal dan memperkuat kebhinekaan di tengah hantaman dan krisis yang ditandai dengan meningkatnya suhu sektarianisme, intoleransi, ekstremisme kekerasan dan konflik komunal.

Nilai-nilai toleransi perlu didorong menjadi isu utama di kalangan kaum muda, melalui berbagai ragam kegiatan yang bisa memberikan keterampilan kepada mereka untuk mengkampanyekan nilai nilai toleransi guna mencegah pengaruh ekstremisme yang semakin massif.

MAARIF Institute bekerjasama dengan (Madrasah Intelektual Ahmad Syafii Maarih (MI-ASM), IAKN Manado dan IMM menggelar acara Tadarus Ramadhan melalui aplikasi zoom, bertajuk, ‘Mensyukuri Dua Dekade MAARIF Institute’, dengan tema, “Buya Syafii dalam Pandangan Tokoh Agama, Tokoh Budaya, dan Kelompok Minoritas Sulawesi Utara”.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah narasumber, di antaranya, Denni Pinontoan (Dosen Sosiologi Agama IAKN Manado), Amato Assagaf (Imam Besar Padebokan Puisi Amato Assagaf) dan Hafiz Ahmad Mutu (Jemaat Ahmadiyah Indonesia-Manado). Acara ini dimoderatori oel Nurfadillah (Dosen Universitas Sawerigading Makassar).

Dalam sambutannya, Direktur Program MAARIF Institute, Moh. Shofan, menyampaikan bahwa kegiatan tadarus Ramadhan tahun ini, dimaksudkan untuk mensyukuri dua dekade MAARIF Institute, serta bertujuan untuk mempopulerkan gagasan keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan Buya Syafii Maarif, khususnya di kalangan generasi milenial di seluruh penjuru tanah air.

“MAARIF Institute, lembaga yang concern terhadap isu-isu keagamaan, keindonesiaan, dan kemanusiaan, tahun ini genap memasuki perjalanan dua dekade, merasa penting untuk mengangkat tema toleransi dan penguatan kebinekaan demi menjaga keutuhan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Buya Syafii Maarif. Kegiatan ini bekerjasama dengan para alumni SKK, alumni Jambore yang tersebar di sejumlah daerah: Sumatra (Padang, Bengkulu) Sulawesi (Makasar dan Manado) dan pulau Jawa (Bogor, Kuningan dan Malang)”, kata Shofan.

Baca Juga  Pertama Kali, Daging 3.000 Kambing Dam Petugas dan Jemaah Haji Dikirim ke Tanah Air

Buya Syafii Maarif di Mata Minoritas

Mengawali pemaparannya, Denni Pinontoan, menyampaikan harapan besar kepada MAARIF Institute yang kini berusia 20 tahun. Menurutnya, MAARIF Institute dalam perjalanannya telah banyak melakukan kerja kerja kemanusiaan dan mewarnai diskursus tentang isu toleransi, kebhinekaan, kebangsaan dan kemanusiaan dengan mendasarkan pada pemikiran Buya Syafii Maarif.

“Buya Syafii Maarif, tidak sekedar berbicara, atau menulis tentang tema kebangsaan dan kemanusiaan, namun turut mengimplementasikannya di masyarakat. Pemikiran dan lakunya adalah washilah menuju gerbang perdamaian. Buya Syafii, dikenal sebagai tokoh yang berani dan kritis namun tetap menghargai siapapun yang tidak sependapat atau bahkan mengkritik pandangannya”, jelas Denni.

Sementara Hafiz Ahmad Mutu, mengatakan bahwa Buya Syafii, di samping sosok negarawan, guru bangsa, juga dikenal sebagai cendekiawan lintas agama, seorang tokoh yang menjadi kekuatan bangsa karena memiliki etika hidup dan keteladanan moral dan agama. Sosok Buya menjadi angin segar, harapan, dan iman yang membela kaum minoritas. Buya adalah orang yang berdiri di atas nilai yang diyakininya benar, bukan mengikuti kemauan orang banyak.

Hal yang sama dikatakan oleh Amato Assagaf, bahwa Buya Syafii Maarif selama hidupnya kerap tampil bersama para tokoh budaya dan tokoh agama lain dalam berbagai gerakan moral lintas agama. “Buya Syafii merupakan tokoh yang sangat mudah bergaul dengan siapapun, tanpa membeda-bedakan suku, ras dan agama serta dapat mengayomi seluruh bangsa Indonesia dengan etika hidup dan keteladanannya”, kata Assagaf.

Acara ini dihadiri tidak kurang dari 100 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa, aktivis, dosen, dan masyarakat. Dalam acara ini, moderator juga membagikan lima buah buku terbaru karya Buya Syafii kepada para peserta yang beruntung. Buku ini diharapkan bisa menjadi energi baru dalam upaya mensosialisasikan gagasan dan cita-cita sosial Buya Syafii, baik di ranah keislaman, kebangsaan yang mengusung nilai-nilai keterbukaan, kesetaraan dan kebhinnekaan yang dapat diwariskan kepada anak-anak bangsa.

Baca Juga  Buya Syafii, Pribadi yang Selalu Gelisah

(Soleh)

Avatar
1342 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Rizal Sukma Terpilih Jadi Anggota Board of Advisers International IDEA

1 Mins read
IBTimes.ID – Rizal Sukma, Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dari Muhammadiyah tahun 2016-2020 terpilih sebagai anggota Board of Advisers (BoA) Internasional…
News

Muhammadiyah dan Arab Saudi Tetapkan Idulfitri 1445 H Jatuh pada Rabu 10 April

1 Mins read
IBTimes.ID – Pemerintah Arab Saudi menetapkan bahwa hari raya Idulfitri 1445 H jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Keputusan ini berdasarkan…
News

Siswa dan Santri Muhammadiyah Harus Mampu Kembangkan Sains yang Islami

1 Mins read
IBTimes.ID – Siswa sekolah dan santri pondok pesantren Muhammadiyah harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan sains yang tidak dilepaskan dari nilai-nilai keislaman. Hal…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *