Tafsir

Spirit Iqra: Jejak Literasi Islam

1 Mins read

Dalam rukun Islam terdiri dari: mengucapkan syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji. Yang jadi pertanyaan adalah, mengapa rukun ini tidak di turunkan lebih dulu? Mengapa hanya “iqra” yang turun lebih dahulu?

Jawabannya adalah, sengaja iqra diturunkan lebih dahulu karena iqra mengandung aktivitas sangat banyak. Terutama dalam hal meneliti, menganalisa, dan lain-lain. Mengapa demikian? Karena realisasi perintah membaca tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Artinya, melalui aktivitas iqra itulah manusia mampu mendorong dan mengarahkan masyarakat meraih kejayaan dan kesejahteraan, baik lahir maupun batin. Seandainya 5 rukun tadi turun lebih dahulu, maka Islam akan kacau balau.

Hal ini bisa kita baca dalam sejarah Islam. Bahwa wahyu yang pertama kali diterima oleh Rasulullah Muhammad SAW adalah “Iqra” atau perintah membaca yang tertuang dalam surat al-Alaq ayat 1-5, yang artinya;

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia. Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang paling Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya” di dalam surah al alaq 1-5 ada 4 poin :

1. Iqra (bacalah), artinya iqra ini mendorong kita untuk membaca. Bahkan, Islam terlebih dahulu jaya dibandingkan agama lainnya. Karena, Islam lebih dulu membudayakan literasi. Sehingga Islam membawa perubahan dari zaman ke zaman.

2. Dia telah menciptakan manusia. Bahkan mengajarkan kepada manusia pandai membaca, pandai menganalisa, pandai meneliti karena Allah telah memberikan secuil ilmu ke akal manusia. “Apabila manusia diberikan nikmat yang banyak dan nikmat itu diumpakankan seperti buih di lautan, sungguh engkau tidak bisa menghitungnya, bahkan kami pun menambah air tersebut”.

Baca Juga  Makna Istiwa' dalam Ta'wil Mutawalli asy-Sya'rawi

3. Yang mengajarkan manusia dengan pena; dari sini, kita bisa mengerti bahwa Allah mengajarkan manusia dalam hal menulis. Kalau kita tarik dalam logo IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), itu ada sebuah makna untuk memotivasi seorang pelajar Muhammadiyah. Dalam hal tulis-menulis, ” malu lah kita yang berlogo IPM yang bagaikan perisai dan ujung percikan pena, tetapi kita tak memiliki satu catatan pun”. Memang zaman sekarang, rasa kepo itu sangatlah tinggi. Akan tetapi, bila diberi buku-buku yang bermutu, sungguh minat baca mereka begitu rendah.

4. Dia yang mengajarkan kepada manusia sehingga mengetahui apa-apa yang belum diketahui. Nah, dengan iqra-lah kita bisa mengetahui apa-apa yang belum kita ketahui. Maka dari itu, perbanyaklah untuk membaca dan kenalilah dunia ini lebih jauh lagi, agar kita tak terjerumus ke dalam kebodohan.

Editor: Yahya FR
1 posts

About author
KETUA ADVOKASI PD IPM MANADO
Articles
Related posts
Tafsir

QS al-Mu'minun Ayat 18: Tiga Watak Hujan

4 Mins read
Ramadhan 1446 kali ini dan Idul Fitri 1446 yang akan datang, masyarakat Muslim di wilayah Indonesia masih berada di musim penghujan. Jika…
Tafsir

Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang Kebodohan

6 Mins read
Di antara kita kadang berbuat bodoh di dunia ini. Kebodohan ini sering kali terjadi bukan karena kita tidak berilmu, namun karena karakter…
Tafsir

Makna Ummi: Benarkah Nabi Muhammad Buta Huruf?

3 Mins read
Nabi Muhammad adalah sosok yang membawa perubahan besar dalam sejarah peradaban manusia. Sebagai seorang Rasul terakhir, beliau menyampaikan wahyu yang kemudian menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *