Report

Survei: Orang Tua Indonesia Menganggap Penting Agama, Tapi Tak Peduli Pendidikan Toleransi

2 Mins read

IBTimes.ID – Pendidikan agama adalah hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak. Keluarga sebagai pintu gerbang pendidikan seorang anak, tentu perlu mengajarkan hal-hal penting tentang ajaran agama  yang inklusif dan terbuka, termasuk nilai-nilai toleransi dan menghormati sesama. Indonesia sebagai bangsa yang dikenal dengan beragam suku, agama, adat istiadat, dan ras penduduknya, tentu pendidikan agama yang seperti itu sangat urgen untuk diajarkan dan dipratekkan sedari mereka anak-anak.

Namun kabar tak sedap baru-baru ini terdengar, dalam sebuah survei King’s College London malah menampilkan hasil data yang sebaliknya. Dimana para orang tua Indonesia menganggap penting agama, namun abai bahkan tak peduli dengan toleransi dan menghormati satu sama lain.

Dalam survei King’s College London menampilkan studi apa saja yang menjadi prioritas orang tua untuk anak dalam keluarga. Terdapat 11 sikap yang menjadi opsi dalam studi ini, yaitu; 1) Tidak egois, Imajinasi, Sikap Baik, Rasa Tanggung Jawab, Kepatuhan, Hemat, Kepercayaan, Agama, Independensi, Toleransi Hormat ke Orang Lain, Determinasi, Kegigihan, dan Kerja Keras.

Survei ini tidak hanya ditujukan kepada Indonesia saja, melainkan ada beberapa negara yang ikut memberikan respondennya. Dan tentu hasil prioritas nilai setiap negara berbeda-beda, sebab kultur dan budaya yang tidak sama.

Dalam survei tersebut, para responden akan diberikan pertanyaan tentang nilai-nilai apa saja yang paling penting untuk diajarkan ke anak-anak mereka di rumah. Hasil surveinya, para orang tua Indonesia ternyata menganggap penting agama. Ada 75% responden dari Indonesia menyatakan bahwa agama penting untuk diajarkan kepada anak-anak.

Diketahui, angka 75 persen itu membuat Indonesia menjadi negara kedua setelah Mesir (82 persen) yang menganggap penting agama. Di samping itu, lima negara paling menilai agama tidak penting juga ada. Seperti Inggris (9 persen) Prancis (9 persen), Norwegia (6 persen), Jepang (4 persen), dan China (1 persen).

Baca Juga  Tafsir Al-Jawahir, Kitab Tafsir 'Ilmi Pertama Karya Thantawi Jauhari

Namun, kendati menganggap penting agama untuk diajarkan kepada anak-anak melalui keluarga dan institusi pendidikan. Ternyata para orang tua Indonesia tak peduli terhadap toleransi. Survei menunjukkan ada sikap yang kurang diperhatikan oleh orang tua Indonesia, di antaranya; toleransi dan sikap tidak egois.

Mengenai toleransi, hasil survei menunjukkan skor Indonesia nomor dua dari bawah. Hanya ada 45 persen responden Indonesia yang menganggap toleransi penting untuk diajarkan kepada anak-anak di rumah. Bahkan, skor Indonesia lebih rendah dari negara Rusia (56 persen) dan Korea Selatan (51 persen).

Tentu ini hasil survei yang sangat ironis dan nyaris miris di dengar, sebagaimana kita ketahui  bahwa Indonesia sebagai salah satu negara paling religius di dunia. Tentu ini kabar yang tidak nyaman di telinga. Bagaimana mungkin para orang tua Indonesia yang semangat mendorong anaknya belajar agama dan menganggap penting pendidikan agama justru tak peduli dengan pendidikan toleransi. Seharusnya mereka yang mengaku beriman dan beragama, maka seharusnya ia semakin toleran kepada yang lain.

Sebab manusia diciptakan oleh Allah tidak lain untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain. Sebagaimana firman Allah Swt:

 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Al-Hujurat: 13).

Tentu ini tugas kita bersama. Lewat berbagai lembaga pendidikan, lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lewat berbagai forum pergerakan, kita mengajarkan sejatinya pendidikan agama dan pendidikan toleransi memang sama-sama penting untuk dipahami dan dipratekkan. Apalagi di tengah bangsa yang sangat majemuk, plural dan kaya akan keberagaman seperti Indonesia ini.

Baca Juga  Hamim Ilyas: Tafsir Baru Delapan Asnaf Penerima Zakat

(Soleh)

Avatar
1343 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Savic Ali: Muhammadiyah Lebih Menderita karena Salafi Ketimbang NU

2 Mins read
IBTimes.ID – Memasuki era reformasi, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Lahirnya ruang keterbukaan yang melebar dan lapangan yang terbuka luas, nampaknya menjadi…
Report

Haedar Nashir: dari Sosiolog Menjadi Begawan Moderasi

2 Mins read
IBTimes.ID – Perjalanannya sebagai seorang mahasiswa S2 dan S3 Sosiologi Universitas Gadjah Mada hingga beliau menulis pidato Guru Besar Sosiologi di Universitas…
Report

Siti Ruhaini Dzuhayatin: Haedar Nashir adalah Sosok yang Moderat

1 Mins read
IBTimes.ID – Siti Ruhaini Dzuhayatin Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, bahwa Haedar Nashir adalah sosok yang moderat. Hal itu terlihat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *