KalamPerspektif

Tiga Strategi untuk Membuat Islam Berkuasa

3 Mins read

Banyak orang Islam yang menginginkan peradaban Islam kembali berkuasa dan berjaya seperti zaman dahulu. Hal seperti itu sangat wajar, karena dilandasi dengan kecintaan mereka terhadap agama Islam. Namun, cara yang digunakan untuk mewujudkan keinginan tersebut masih banyak yang keliru bahkan tidak efektif. Tulisan ini menjelaskan tentang 3 strategi untuk membuat Islam berkuasa.

Strategi untuk Membuat Islam Berkuasa

Contoh cara yang keliru dan tidak efektif salah satunya seperti demo yang berjilid-jilid. Cara seperti itu memang boleh digunakan, namun jika beranggapan bahwa Islam akan berjaya dan berkuasa dengan demo berjilid-jilid seperti itu, maka itu salah besar. Lalu cara seperti itu lama kelamaan akan terlihat norak dan tidak elegan.

Apabila menginginkan Islam berkuasa dan berjaya, maka cara yang digunakan bukan seperti itu. Cara untuk membuat Islam berkuasa dan berjaya pernah digagas oleh organisasi Islam bernama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

 Cara tersebut dibahas dalam buku karangan cendekiawan muslim Indonesia yang bernama Kuntowijoyo. Dalam bukunya yang berjudul “Muslim Tanpa Masjid”, beliau menuliskan tiga strategi pergerakan Islam versi ICMI, untuk membuat Islam berkuasa dan berjaya. Tiga startegi tersebut adalah,

Strategi Struktural (Politik)

Strategi struktural disebut juga dengan strategi politik. Karena kebanyakan strategi struktural menggunakan sarana politik. Cara yang sering digunakan dalam startegi struktural ini adalah berupaya untuk menduduki jabatan-jabatan yang ada di pemerintahan negara. Contohnya seperti menteri, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya.

Dengan menduduki jabatan-jabatan tersebut, maka bisa dengan mudah membuat kebijakan dan peraturan yang memuat nilai-nilai keislaman. Cara seperti itu secara tidak langsung merupakan upaya untuk menumbuh kembangkan ajaran dan peradaban Islam di Indonesia.

Baca Juga  Menguji Gagasan NKRI Bersyariah

Strategi struktural juga bisa digunakan sebagai perlindungan kelompok Islam tertentu. Caranya adalah dengan membuat partai politik. Contohnya seperti PKS yang sering dianggap sebagai pergerakan Ikhwanul Muslimin di Indonesia. Dengan adanya PKS sebagai partai politik, orang-orang Ikhwanul Muslimin di Indonesia keberadaannya menjadi tentram dan aman.

Berbeda dengan HTI yang hanya sebatas ormas, keberadaan kelompok mereka sangat mudah untuk dibubarkan di negara ini. Karena wadah yang mereka punya tidak terlalu kuat untuk melaukan perlawanan. Pada intinya tujuan startegi struktural adalah menguasai struktur. Strategi struktural berusaha untuk mempengaruhi struktur politik (legislatif dan eksekutif).

Cara seperti itu lebih terlihat elegan dan jelas tujuannya. Daripada hanya sering demo menuntut berdirinya negara khilafah di Indonesia.

Strategi Kurtural (Doktrin)

Strategi kultural adalah strategi yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku sosial dan cara berpikir masyarakat luas. Cara utama yang digunakan strategi kultural adalah penyadaran. Contohnya seperti mengadakan seminar, kajian dakwah, menulis di media masa, dan lain sebagainya.

Strategi kultural berupaya untuk membuat perubahan dari dalam, strategi ini bersifat sukarela. Artinya strategi kultural, contohnya seperti dakwah, harus dilakukan dengan sukarela,  tanpa paksaan, dan tidak memaksa orang lain untuk mengikuti yang didakwahkan.

Strategi ini lebih fokus untuk mengubah cara berpikir perorangan, bukan mengubah kebudayaan yang ada. Karena dengan membangun kesadaran individu dari dalam , maka tidak akan mudah dipengaruhi oleh hal-hal dari luar. Contohnya seperti memakai jilbab, kalau memakai jilbab berasal dari kesadaran individual, mau bagimana pun kondisi zaman dan dimana pun dia berada, dia akan selalu mengenakan jilbab.

Meskipun lebih fleksibel dan simple daripada strategi struktural, namun strategi kultural memerlukan waktu yang lama. Karena keberhasilan dari strategi ini baru bisa dirasakan setelah waktu yang lama. Contohnya seperti dakwah untuk mengenakan jilbab di Indonesia yang baru dirasakan keberhasilannya setelah tahun 1970-an.

Baca Juga  Prof Yunahar: Orang Minang di Bastion Kebudayaan Jawa

Padahal jauh sebelum tahun 1970-an sudah dilakukan dakwah supaya mengenakan pakian yang menutup aurat bagi para wanita.

Strategi Mobilitas Sosial (Pemberdayaan SDM)

Cara yang digunakan dalam strategi ini adalah melalui pendidikan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). Apabila banyak orang Islam yang ahli dalam berbagai bidang kelimuan, maka secara otomatis agama Islam juga akan sangat disegani.

Dengan banyaknya orang Islam yang menguasai IPTEK, maka akan sangat membantu untuk membuat peradaban Islam berkembang. Namun sebelum melakukan strategi ini, para kaum muslim harus ditanamkan nilai-nilai Islam terlebih dahulu. Supaya ketika sudah menjadi SDM yang unggu tetap menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam.

***

Itulah beberapa cara yang elegan untuk membuat Islam berkuasa dan berjaya. Selain itu, dengan melakukan ketiga strategi tersebut, secara tidak langsung kita juga membela agama Islam. 3 Strategi untuk membuat Islam berkuasa itu lebih baik daripada hanya melakukan demonstrasi saja, apalagi melakukan tindakan intoleran untuk menunjukan kekuatan umat Islam.

Editor: Nabhan

Avatar
12 posts

About author
Mahasiswa, tinggal di Bantul, bisa disapa Twitter @Riyannanda_M, IG ryndmw
Articles
Related posts
Perspektif

Moderasi Hilirisasi Haji

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi haji telah menjadi sorotan penting di Indonesia. Berangkat dari visi untuk memberikan pelayanan haji yang berkualitas dan…
Perspektif

AI dan Masa Depan Studi Astronomi Islam

4 Mins read
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan program komputer yang dirancang dan dihadirkan untuk dapat meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan,…
Perspektif

Pendidikan sebagai Dasar Pembentuk Nilai Hidup

3 Mins read
“Pendidikan (opvoeding) dan pengajaran (onderwijs) merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds