Perspektif

Warganet Indonesia untuk Palestina (4): Kpopers di Tengah Gerakan Boikot

3 Mins read

Sama seperti orang kebanyakan, masa libur Natal dan cuti bersama ini, saya manfaatkan dengan bersantai mengajak istri dan anak perempuan saya untuk melihat keramaian salah satu mall di Kabupaten Bogor. Ada satu pemandangan kontras di sana.

Selagi gerai kopi yang juga terkenal dengan aneka donatnya dipenuhi antrian yang mengular, barista gerai kopi transnasional, Starbucks, punya kesempatan mengelap meja, tempatnya menyiapkan minuman. Suasana temaram dan sepi terlihat dari balik dinding kaca.

Seiring serangan Israel ke Gaza pada awal Oktober, Starbucks menjadi salah satu brand yang menghadapi gelombang sentimen negatif di berbagai belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat sendiri dan Indonesia karena ditengarai mendukung aksi genosida yang dilakukan Israel. Di akhir tahun 2023 ini, Starbucks telah kehilangan nilai pasar 15,5 triliun rupiah.

Merayu adalah Kekuatan Utama Politik Digital

Setelah dua bulan, gerakan boikot ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Di saat seperti itu, Siwon Choi, salah seorang anggota grup Super Junior, mengunggah foto dirinya di dalam mobil dengan menenteng gelas Starbucks. Berbeda dengan orang kebanyakan, suatu brand tidak begitu saja masuk dalam unggahan akun media sosial seorang artis. Ada harga yang tidak terbilang murah yang harus dibayarkan.

Siwon Choi sendiri sudah sering berlalu layang di layar kaca masyarakat Indonesia. Dia membintangi iklan suatu produk mie instan. Dia bahkan mempromosikan produk santan. Pilihan bintang iklan atau brand ambassador artis Korea memang tengah menjadi trend di Indonesia.

Indonesia memang pasar penting bagi industri hiburan Korea. Ini terlihat juga dengan hilir mudiknya penyanyi atau grup vokal asal Korea menggelar konser di Jakarta yang harga tiketnya selalu mahal, tetapi selalu habis. Dari kronik itu akhirnya muncul istilah ticket war-perjuangan untuk mendapatkan tiket-tiket konser.

Baca Juga  Tafsir Pertanian: Dawuh KH Maimoen Zubair Tentang Bulan April

Tidak hanya itu berhenti pada konsumsi industri hiburan. Korea menjadi negara pilihan untuk berwisata. Penggemar industri hiburan ini ingin menjejakkan kaki di tanah dan menghirup udara yang sama dengan artis favoritnya. Lokasi drama ini kemudian menjadi tujuan wisata. Industri pariwisata di sana menganggap penting Indonesia.Saya sendiri pernah terlibat dalam penyusunan bahan ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing. Buku itu diterbitkan di Korea karena pembelajar bahasa Indonesia di sana meningkat seiring peningkatan kunjungan orang Indonesia ke sana.

Di jagat maya, para kpopers adalah satu kekuatan utama politik digital Indonesia. Mereka dikenal dengan ‘akun ava Korea’. Mereka membentuk base untuk saling mensirkulasikan segala tentang idola mereka. Mereka terkenal garang tatkala ada yang mengusik idolanya.

Kpopers ini yang secara masif terlibat penolakan Omnibus Law pada 2020 lalu. Mereka adalah kekuatan organik suatu isu bisa menjadi trending topic di media sosial. Foto Siwon Choi memegang gelas Starbucks di akun Instagram nya yang diunggah 17 Desember lalu sampai menerima lebih dari 6000 komentar. Tentu pengomentar berasal dari banyak negara, tetapi Kpopers Indonesia hadir di sana mengutarakan kekecewaan.

Pola pemasaran di Indonesia dengan menghadirkan artis Korea ini direplikasi untuk menghadapi seruan boikot. Banyak artis Korea dalam waktu bersamaan memamerkan produk yang sekarang tengah menjadi sasaran boikot. Kim Do Young memamerkan boneka salju menggunakan topi kertas berlogo McDonald. Kim Ji Soo dan Kim Jennie, anggota Blackpink, memamerkan gelas plastik berlogo Starbucks.

Strategi Pengucilan Warganet Indonesia

Seperti yang disebutkan dalam tulisan sebelumnya, bahwa warganet Indonesia bisa menyerang siapa saja yang mendukung agresi Israel. Warganet ini telah memberi bukti lebih, bahwa kesetiaan terhadap solidaritas keagamaan dan kemanusiaan lebih utama dari kenikmatan konsumsi budaya layar.

Baca Juga  Jangan Malas Menyaring Informasi

Disadari atau tidak, tindakan agresif warganet Indonesia terhadap pihak-pihak yang dianggap mendukung Israel telah menjadi strategi pengucilan yang biasa dipraktikkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya menghadapi dinamika politik internasional, seperti yang pernah dilakukan terhadap Rusia dan Iran. Pada tahap tertentu, negara sekutu utama Amerika Serikat, yaitu Israel tengah mengalami pengucilan tersebut, paling tidak di ranah geopolitik digital.

Starbucks sebenarnya tidaknya tinggal diam menghadapi gerakan boikot. CEO Starbuck di Amerika Serikat telah membantah bahwa mereka memberi bantuan finansial kepada Israel pada November lalu. Namun, komunitas internasional, termasuk warganet Indonesia tidak mudah percaya atas bantahan itu. Boikot tetap berlangsung dapat diakibatkan posisi abu-abu yang diambil Starbuck. Di sisi mengatakan ‘stands for humanity’, tetapi menyatakan ketidaksetujuan terhadap serikat pekerjanya yang menyatakan dukungan terhadap Palestina.

Pengucilan yang dilakukan di jagat digital ini berimbas ekonomi yang tidak sedikit, contohnya kerugian yang dialami Starbucks. Oleh karena itu, pengucilan yang dilakukan warganet Indonesia, atau lebih khusus lagi Kpopers Indonesia terhadap sirkulasi dukungan terhadap merek-merek dagang yang ditengarai mendukung Israel baik secara diam-diam maupun terang-terangan memiliki imbas serupa dengan blokade Laut Merah oleh milisi Yaman terhadap lalu lintas barang dari dan ke Israel.

Editor: Soleh

Avatar
8 posts

About author
Research Center for Society and Culture (PMB) Institute of Society Sciences and Humanities (IPSH) National Research and Innovation Agency (BRIN)
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *