Tajdida

Inilah Worldview Muhammadiyah yang Wajib Dipahami Warganya

4 Mins read

Worldview Muhammadiyah

Worldview Muhammadiyah – Muhammadiyah adalah organisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar bergerak di bidang keislaman dan kemasyarakatan dengan tujuan menciptakan masyarakat Islam sebenar-benarnya.

Terdapat banyak sumber literasi menjadi worldview atau cara pandang hidup bagi para anggota Muhammadiyah seperti AD/ART Muhammadiyah (1946), Matan Keyakinan Serta Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM 1969), 12 Langkah (1938), Chittah Muhammadiyah (1956, 1971, 1978, dan 2002), al-Masail al-Khamsah (1954/1955), Kepribadian Muhammadiyah (1962), Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM 2000). Dalam pembahasan ini, penulis akan membahas secara khusus dua rujukan panduan hidup yaitu MKCHM (1969) dan PHIWM (2000).

Mendefinisikan Worldview Muhammadiyah 

Dalam frasa Worldview Muhammadiyah, penulis mencoba mendefinisikan berdasarkan rangkaian pembahasan dalam buku Memahami Ideologi Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, adalah cara pandang Muhammadiyah terhadap dunia membentuk keyakinan (aqidah), alam pikiran (‘aql), kepribadian (syakhsiyah), pola tingkah laku (akhlaq) dan menjadi sistem kehidupan (minhaj al-hayah) berpedoman pada Al-Qur’an dan as-Sunnah mencakup aqidah, ibadah, akhlaq dan mua’malah dunyawiyah. Terkandung di dalamnya 3 pokok yaitu: pertama, faham Islam, kedua, hakikat Muhammadiyah gerakan Islam, mempunyai misi, fungsi, strategi perjuangan dalam Muhammadiyah. 

Sejarah Perumusan MKCH Tahun 1969 – 1970 Dan Penyempurnaannya.

Prof. Haedar Nashir mensyarah asbab perumusan MKCH Muhammadiyah bahwa MKCH Muhammadiyah diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah pada tahun 1969 di Ponorogo, sebagai kelanjutan dari amanat Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta perumusan ini kemudian diubah oleh PP. Muhammadiyah di tahun 1970.

 MKCH ini merupakan dokumen ideologis, karena memuat pokok persoalan bersifat ideologis, keagamaan dan keumatan yang menjadi ranah gerak utama Muhammadiyah. Kata “matan”, secara diartikan sebagai teks tentang keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah biasa disebut dengan MKCHM.

Baca Juga  Muhammadiyah dan Salafisme (3): Salafisme sebagai Orientasi Pemikiran Keagamaan

Isi Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH)

Adapun isi MKCHM sebagai berikut; Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi, misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi, serta berkeyakinan bahwa Islam diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat–Nya kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan duniawi dan ukhrawi.

Selanjutnya, bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi: ‘Aqidah, bekerja untuk tegaknya aqidah Islam murni, bersih dari kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi.

Akhlak, bekerja untuk tegaknya nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

Ibadah, sesuai dituntunkan Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. Muamalah Duniawiyah, sebagai ibadah kepada Allah SWT, kemudian mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia-Nya berupa tanah air mempunyai sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan NKRI berdasar Pancasila, UUD 1945, untuk bersama menjadikan suatu negara adil dan makmur, diridhoi Allah SWT menjadi“Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur”.

MKCHM Sumber Filosofis PHIWM

Pada Tanwir tahun 1992 diputuskan konsep lebih filosofis dari MKCH, yang disebut “Keyakinan Hidup Islami Menurut Muhammadiyah”, namun agenda tersebut tidak berkelanjutan. Selanjutnya, pada Muktamar ke-44 (2002) dirumuskan dan diputuskan konsep praktis dan bersifat panduan bagi kehidupan yakni “Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah” (PHIWM).

Singkatnya, idealisme para tokoh Muhammadiyah tergambar tiga pemikiran sebagai satu kesatuan: pertama MKCH, kedua konsep lebih lengkap dan filosofis yaitu Keyakinan Hidup Islami, dan ketiga konsep yang lebih praktis yakni PHIWM.

Baca Juga  Menyebarkan Virus Muhammadiyah ke Dunia Internasional

PHIWM: Pengertian dan Panduan Praktis Dalam Hidup 

PHIWM adalah seperangkat nilai dan norma Islami bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi panduan warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam sesungguhnya.

Lebih dalam, PHIWM merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan IPTEK, dan seni budaya dengan uswah hasanah.

Menilik Asbab Perumusan PHIWM 

Pertama, warga Muhammadiyah dewasa ini, makin memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan dalam kehidupan.

Tuntutan ini, didasarkan atas antara lain: kepentingan adanya pedoman dijadikan acuan anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari keyakinan hidup Islami dalam Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 merupakan konsep filosofis yang mendasarinya.

Perubahan sosial politik di era reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi kehidupan umat dan bangsa. Kedua, perubahan alam pikiran yang pragmatis materialistis, dan hedonistis implikasinya menumbuhkan budaya sekular dalam kehidupan modern abad ke-20 disertai gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21. Ketiga, penetrasi budaya  dan multikulturalisme dibawa oleh globalisasi, serta perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah.

Isi dan Skema Penjabaran PHIWM

Berdasarkan keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-44 di Jakarta PP. Muhammadiyah 1421 H/2000 M merumuskan PHIWM adalah seperangkat nilai Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah menjadi pola tingkah laku sehari-hari, PHIWMmerupakan pedoman untuk kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan IPTEK, seni dan budaya yang uswah hasanah.  

Landasan dan sumber PHIWM ialah Al- Quran dan Sunnah Nabi, merupakan pengembangan  dari pemikiran formal (baku), seperti MCKHM, muqaddimah AD/ART, matan kepribadian Muhammadiyah, chittah pserjuangan Muhammadiyah, serta hasil-hasil keputusan Majelis Tarjih. 

Baca Juga  Mewarisi Kecendekiawanan Malik Fadjar dan Jakob Oetama

PHIWM memiliki kriteria: mengandung hal pokok dan penting dalam bentuk acuan nilai dan norma, bersifat pengayaan dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran, kemuliaan ruhani, tindakan aktual, yang memiliki keterkaitan kepentingan kehidupan sehari-hari, memberikan arah bagi individu-kolektif bersifat keteladanan, ideal, harapannya yakni dapat menjadi panduan kehidupan yang bersifat rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran bersifat akhlaqi membuahkan kesalihan. 

Selanjutnya taisir yakni mudah difahami, diamalkan oleh setiap muslim khususnya warga Muhammadiyah. Tujannya, memberntuk perilaku individu-kolektif seluruh anggota Muhammadiyah dengan uswah hasanah menuju terwujudnya masyarakat Islam sebenar-benarnya.

Materi PHIWM dirumuskan dalam kerangka sistematika sebagai berikut: pertama: pendahuluan, kedua: Islam dan kehidupan. Ketiga, kehidupan Islami meliputi: pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya. Keempattuntunan pelaksanaan dan kelima: penutup

Kesimpulan dari Worldview Muhammadiyah

Setelah menelaah korelasi antara MKCH dan PHIWM, penulis menemukan bahwa keduanya mempunyai hubungan erat, antara konsep filosofis dan praktis.

Kemudian keduanya menjadi panduan hidup bagi warga Muhammadiyah yang sebenarnya sebelum dirumuskan ini Muhammadiyah sudah melaksanakan tuntunan ini, namun untuk menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar serta tantangan ideologi semakin dinamis dibakukanlah PHIWM dengan sumber filosofisnya adalah MKCH. 

Lebih dalam lagi, penulis menemukan di dalam Muhammadiyah terdapat suatu cara pandang terhadap kehidupan dan realitas atau disebut dengan worldview yang holistik, komprehensif, semuanya terpadu menjadi satu dalam dua rumusan penting MKCHM dan PHIWM. 

Editor: Yahya FR

Alvin Qodri Lazuardy
11 posts

About author
Ka. SMP AT TIN UMP (Berbasis Pesantren), Kab. Tegal dan Pengasuh PPM. AT-TIN UMP Pengkaji Pemikiran, Pendidikan Islam dan Kepesantrenan Alumni Ushuluddin UNIDA Gontor dan Magister PAI Universitas Muhammadiyah Purwokerto Penulis Buku Merawat Nalar Salim dan Pandangan Hidup Islam Sebagai Dasar Mencintai Lingkungan
Articles
Related posts
Tajdida

Islam Berkemajuan: Agar Umat Bangkit dari Kemunduran

7 Mins read
Islam Indonesia: Berkemajuan tapi Pinggiran Pada 2015 terjadi dua Muktamar mahapenting: (1) Muktamar Islam Nusantara milik Nahdlatul Ulama, (2) Muktamar Islam Berkemajuan…
Tajdida

Ketika Muhammadiyah Berbicara Ekologi

4 Mins read
Apabila dicermati secara mendalam, telah terjadi degradasi nilai-nilai manusia, nampakyna fungsi utama manusia sebagai khalifah fil ardh penjaga bumi ini tidak nampak…
Tajdida

Siapa Generasi Z Muhammadiyah Itu?

3 Mins read
Dari semua rangkaian kajian dan dialog mengenai Muhammadiyah di masa depan, agaknya masih minim yang membahas mengenai masa depan generasi Z Muhammadiyah….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *