Self Esteem atau yang bisa disebut juga dengan harga diri, merupakan hal yang sangat penting dalam proses perkembangan. Menurut KBBI, harga diri adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Seseorang akan menggap dirinya berharaga ketika dirinya akan dinilai sebagai manusia yang utuh. Tentu setiap anak tidak akan selalu mempunyai citra yang seluruhnya positif.
Tentu setiap anak mempunyai tingkat perkembangan sehingga terbentuknya harga diri pada dirinya. Akan tetapi, terkadang setiap anak tidak mengetahui tingkat harga dirinya yang dimilikinya. Hal ini tentu tidak lepas dari lingkungan yang ia temui. Terkadang, faktor yang utama datang dari orang yang terdekat. Seringnya adanya perbandingan yang diberikan terhadapnya membuat memunculkan rasa rendah diri.
Anak yang memiliki self esteem atau harga diri yang rendah biasanya akan mempengaruhi dalam pergaulan secara sosial. Selain itu akan juga berpengaruh di dalam prestasi mereka. Karena ketika anak memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, akan mengakibatkan tidak memiliki kepercayaan diri dengan apa yang dilakukannya.
Sehingga, siswa perlu adanya kegiatan atau stimulus yang dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap dirinya sendiri. Biasaya, hal semacam ini bisa terjadi dari hal-hal kecil. Pemberian pujian kepada hal –hal kecil sejak kecil, mampu menumbuhkan self esteem pada anak atau harga diri yang dimiliknya. Mengapreasi minat dan bakat yang dimiliki anak merupakan hal yang urgen. Bukan malah membandingkan dengan minat dan bakat orang lain.
***
Terkhusus hal ini, utamanya harus dilakukan berawal dari orang tua. Sehingga, rasa harga diri sudah dibentuk dari kondisi rumah. Sedangkan, di dalam sekolah, hal ini terjadi tentu bisa diwadahi oleh guru bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling merupakan bagian integral pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan minat dan bakat siswa. Layanan dalam bimbingan dan konseling memiliki sifat yang continue dan sistematis. Sehingga hal ini mampu untuk membantu meningkatkan selft esteem pada siswa.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari pendidikan yang tak terpisahkan, baik teori maupun praktik pelayanannya, bersifat dinamis dan berkembang. Seiring dengan berkembangnya ilmu-ilmu yang memberikan sumbangan dan seiring pula dengan perkembangan budaya manusia pendukung pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Pengertian Self Esteem
Baihaqi (2008:93) menyatakan bahwa harga diri atau self esteem menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Hal ini juga dapat diartikan bahwasanya self esteem merupakan suatu citra yang yang membuatnya diakui menjadi manusia yang seutuhnya. Self esteem atau yang bisa disebut juga dengan harga diri, merupakan hal yang sangat penting dalam proses perkembangan.
Menurut KBBI, harga diri adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Seseorang akan menggap dirinya berharaga ketika dirinya akan dinilai sebagai manusia yang utuh. Tentu setiap anak tidak akan selalu mempunyai citra yang seluruhnya positif.
Faktor-faktor yang mendukung self esteem antara lain; penghargaan positif dariorang tua dan orang-orang di sekitarnya, standar-standar penilaian dari orang lain, kebebasan dan penerimaan dari orang tua, dukungan emosional, dan persetujuan sosial. Orang tua yang menghalangi masa menyelidiki anak pun dapat menyebabkan self esteem yang rendah.
Santrock (2007: 67) menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti penerimaan orang tua dan memberikan kebebasan pada anak dalam batasan yang jelas mungkin merupakan determinan yang penting terhadap self esteem anak. Dukungan emosional dan persetujuan sosial juga merupakan hal yang bisa mempengaruhi self esteem anak.
Blended Learning
Blended Learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan e-learning. Blended learning merupakan konsep baru dalam pembelajaran di mana penyampaian materi dapat dilakukan di kelas dan online (Husamah, 2014).
Penggabungan yang dilakukan secara baik antara pengajaran tatap muka dimana pengajar dan pebelajar bertemu langsung dan melalui media online yang bisa diakses kapan pun. Penggabungan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan e-learning tersebut disebabkan karena terbatasnya waktu dan mudah membuat siswa merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran serta tuntutan perkembangan teknologi yang semakin luas.
Archievment Motivation Training Berbasis Blended Learning
Guru bimbingan dan konseling dapat memberikan beberapa layanan kepada siswa. Penulis memberikan perhatian yang lebih untuk meningkatnya self esteem dengan kegiatan Archievment Motivation Training Blended Learning .
Mengapa layanan yang diberikan dalam bentuk training? Dikarenakan, agar siswa mampu untuk dapat menampilakan bakat dan minatnya. Archievment Motivation Training sendiri adalah perpaduan kegiatan yang berkaitan dengan penghargaan dan dikombinasikan dengan motivasi yang bertjuk pelatihan. Di dalam kegiatan tersebut, nantinya setiap siswa dapat menampilakan kemampuan, bakat yang dimiliknya, dan nantinya akan mendapatkan sebuah penghargaan.
Sedangkan, sesi motivation-nya akan diisi oleh beberapa pakar yang nantinya memberikan materi yang berkaitan dengan self esteem siswa dan sukses studi selama sekolah. Hal ini pun selain diikuti oleh siswa juga diikuti oleh orang tua. Dikarenakan proses pembelajaran masih berbasis online, maka nantinya setiap siswa dan orang tua harus secara bersama-sama mengikuti pelatihan ini.
Harapannya, dengan adanya konsep pelatihan ini, dapat membuka paradigma orang tua bahwasanya tugas untuk perkembangan anak bukan seutuhnya diberikan kepada sekolah. Akan tetapi, harus adanya kolaborasi yang kooperatif, baik antara sekolah maupaun orang tua. Khususnya juga, dengan guru bimbingan dan konseling yang mendampingi perkembangan secara emosional anak.