Perspektif

Pentingnya Menjaga Lingkungan Menurut Ajaran Islam

2 Mins read

IBTimes.ID – Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini, selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Langit dan bumi dengan segala isi dan peristiwa yang terkandung di dalamnya merupakan suatu kenyataan yang sangat mengesankan dan menakjubkan akal dan sanubari makhluk manusia.

Menurut Islam, pandangan terhadap alam semesta bukan hanya berdasarkan akal semata. Alam semesta difungsikan untuk menggerakkan emosi dan perasaan manusia terhadap keagungan Allah, menunjukkan kekerdilan manusia di hadapan-Nya, dan pentingnya ketundukan kepada-Nya.

Menjaga lingkungan dan kelestarian alam sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Allah menciptakan alam semesta beserta isinya dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh alam.

Tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dieksploitasi secara berlebihan, dicemari, atau bahkan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Kita bertugas untuk melestarikan alam. Dalam Alquran surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman yang artinya:

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Manusia berpengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri. Tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.

Beberapa dalil yang menjelaskan ajaran Islam tentang pelestarian alam dan menjaga lingkungan adalah sebagai berikut:

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu) ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan kepadanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak. Allah tidak menyukai kebinasaaan,” QS. Al-Baqarah ayat 205.

“Tidak seorang pun seorang muslim yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah untuknya.” (HR. Bukhari).

Baca Juga  Kembali kepada Islam Artinya Kembali kepada Akal

“Dari Syaddad bin Aus berkata: ada dua hal yang aku hafal dari Rasulullah. Beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan kepada segala sesuatu. Bila kalian membunuh (seperti binatang berbahaya), bunuhlah dengan cara yang baik. Bila kalian menyembelih binatang, sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaknya seorang dari kalian mengasah pisaunya dan memberi kemudahan kepada sembelihannya.” (HR. Muslim)

Salah satu contoh penerapan bentuk kepedulian dan perbaikan terhadap lingkungan diwujudkan masyarakat desa Talang Waysulan, Lampung dan SMA Muhammadiyah Lampung dengan program pemberdayaan masyarakat untuk kerja bakti dan melakukan penghijauan serta mensosialisasikan tentang betapa pentingnya pelestarian alam bagi hajat hidup manusia.

Upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan dan diterapkan untuk pengembangan pembelajaran di tingkat desa dan juga di SMA Muhammadiyah Lampung adalah dengan penerapan sistem Green School. Green School merupakan pembentukkan sikap anak didik dan warga sekolah untuk peduli terhadap lingkungan.

Hal ini diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik di sekolah, rumah atau di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu juga ada program greening the curriculum. Greening the curriculum adalah kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam bahasannya serta mengintegrasikan materi lingkungan ke dalam pembelajaran.

SMA Muhammadiyah Lampung juga menerapkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). PLH merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat. Tujuan dari PLH adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan. Semua itu pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan generasi sekarang dan yang akan datang.

Editor: Yusuf

*) Artikel ini adalah juara Lomba Artikel Ilmiah yang digelar oleh HW UMS bekerja sama dengan IBTimes

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Secara Historis, Petani itu Orang Kaya: Membaca Ulang Zakat Pertanian

3 Mins read
Ketika membaca penjelasan Profesor Yusuf Al-Qaradawi (rahimahullah) tentang zakat profesi, saya menemukan satu hal menarik dari argumen beliau tentang wajibnya zakat profesi….
Perspektif

Apa Saja Tantangan Mengajarkan Studi Islam di Kampus?

4 Mins read
Salah satu yang menjadi persoalan kampus Islam dalam pengembangan kapasitas akademik mahasiswa ialah pada mata kuliah Islamic Studies. Pasalnya baik dosen maupun…
Perspektif

Bank Syariah Tak Sama dengan Bank Konvensional

3 Mins read
Di masyarakat umum, masih banyak yang beranggapan bahwa Bank Syari’ah tidak memiliki perbedaan nyata dengan Bank Konvensional. Mereka percaya bahwa perbedaan hanya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *