Feature

Pelajaran Jeda Iklim dalam Wukuf di Arafah

3 Mins read

Tanggal 9 Dzulhijjah esok bertepatan dengan 28 Juni 2023 ini jemaah haji seluruh dunia akan wukuf di Arafah sebelum ke Muzdalifah, dan Mina. Wukuf adalah berhenti, pause! dari segala kegiatan lain selain berurusan dengan Allah Swt.

Gerakan Jeda iklim dapat belajar dari kekuatan spiritual ini. Pelajarannya, bahwa umat Islam punya dimensi spiritual yang dapat membantu bumi relaksasi, bumi recovery karena dua fenomena besar: puasa Ramadan dan Wukuf di Arafah saat puncak ibadah haji.

Pengertian Wukuf

Dalam bahasa Arab Wukuf artinya berhenti (jeda). Oleh karena itu, seluruh jamaah haji berhenti dari segala aktivitas dan berdiam diri berkumpul di Padang Arafah untuk memanjatkan doa. Sejenis jeda ini bisa dilakukan dimana saja dengan maksud ibadah termasuk berhenti menghasilkan jajak karbon. Itikaf di bulan puasa juga hakikatnya sama: jeda atas nama dan demi penghambaan Allah (khaliq) dan demi kebaikan kehidupan (tata hubungan muamalah).

Wukuf di Padang Arafah adalah salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh para jemaah haji. Wukuf merupakan puncak dari ibadah haji yang tidak boleh dilewatkan. Jadi, jika dianalogikan jeda untuk iklim adalah kegiatan puncak dari gerakan lingkungan. Jeda, menahan diri dari perbuatan fasad. Ini barangkali yang disebut Nabi Muhammad jihad yang lebih besar setelah perang: jihad melawan nafsu merusak planet bumi.

Wukuf di Arafah sebagai ritual jeda untuk kepatuhan dan ketertundukan secara massal (collective obediance). Kepasrahan berjamaah di tengah padang tandus nan panas adalah ketaaatan yang monumental tiada banding dalam sejarah peribadatan manusia di alam bumi. Bagaimana terik menyengat dari atas dari bawah dan dari penjuru angin yang kering kerontang dann lafal dzikir yang menjadi AC raksasa dari dalam diri jemaah haji. Tak ada yang bisa menolong, hanya kepasrahan dalam jeda ini yang mengobati (self healing).

Baca Juga  Hadir dalam Pertemuan Para Menteri, Gus Men: Kita Berbagi Pengalaman Penyelenggaraan Haji

Komplain, nggersula, dan perasaan tak nyaman akan membunuh kesehatan spiritual. Doa dan dzikir adalah pendingin paling efektif di saat wukuf.

Jeda bernama wukuf Arafah ini dapat dimaknai sebagai “Jeda”, berhenti untuk merenungi bagaimana dampak rusaknya bumi, terdistorsinya keadilan iklim, akibat tangan perbuatan kita. Seperti saat Pandemi, jeda manusia dari aktifitas dapat memberi kesempatan bumi menyeimbangkan dirinya (self healing), udara makin sehat, alam tumbuhan bertasbih dan berseri.

Hukum wukuf sendiri adalah wajib karena menjadi syarat sah ibadah haji dan termasuk ke dalam rukun haji paling utama.

Rasulullah SAW memerintahkan kepada seseorang untuk berseru:

“Haji adalah (wukuf) di Arafah. Siapa yang datang (di Arafah) pada hari Nahar malam sebelum fajar terbit, dia terhitung melakukan wukuf.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, Nasai, dan Ibnu Majah).

Kepada lebih dari dua juta jamaah haji yang melaksanakan Wukuf, semoga ibadah haji diterima disisi Allah SWT dan mendapatkan haji mabrur. Sepulang ke tanah air menjadi insan profetik, senantiasa menjadi solusi bagi berbagai persoalan bangsa dan umat Islam.

Wukuf adalah ritual ibadah yang menentukan ibadah haji bagi seseorang. Wukuf menjadi pembeda Haji dan Umrah. Perkemahan akbar ini membuat setiap mata yang memandang akan menangis, mentauhidkan dan mengakbarkan Allah pemilik jagad raya. Kita, manusia, seperti anai-anai di dalam galaksi tata surya, bahkan lebih renik dari semua jasad yang pernah dibayangkan manusia. Allahu Akbar.

Dalam pencarian makna, Padang Arafah adalah fase kehidupan baru bagi Nabi Allah Adam AS, manusia pertama di planet bumi yang diciptakan Allah SWT dari tanah. Setelah taubatnya Adam diterima, karena itulah Arafah tempat dipertemukan Allah SWT Nabiullah Adam AS bersama istri dari tulang rusuknya, Hawa.

Baca Juga  Lempar Jumrah: Melawan 3 Kejahatan Dunia

Arafah juga sebagai tempat merajut nilai kemanusiaan. Arafah adalah simbol mengenal Allah Swt agar kita jamaah haji memperbarui Iman, Islam, dan Ihsan kepada-Nya. Wukuf adalah berdiam diri sambil merenenungi atas nestapa dirinya, menghilangkan sifat buruk/nafsu hewani menggantikan dengan sifat baik(utama), memohon ampunan Allah atas kerusakan baik fisik maupun moral, berserah diri sepenuh seluruh. Wukuf yang penuh kesungguhan akan  meraih kesempurnaan sebagaimana risalah nabi menjadi rahmatan lil alamin, memperbaiki akhlak relasi dengan-Nya, sesama dan dengan lingkungan hidup sekitar.

Jika Allah kehendaki, ritual Wukuf memulihkan kembali fitrah kemanusiaan yang telah rusak akibat kesombongan, keangkuhan, kepongahan, kesadisan, serta kezaliman manusia apapun bentuk dan jenis kenistaan yang pernah dilakukannya selama paket data hidup kita. Ritual Wukuf mengembalikan kesucian dari setiap manusia dari gunungan dosa-dosa. Insyallah.

Di antara berbagai sumber menyebutkan sunnah Wukuf antara lain tidak sedang berpuasa, duduk menghadap kiblat, membaca istighfar, banyak melantunkan dzikir.

Adapun  doa yang perlu diperbanyak sambil mengangkat tangan agak tinggi sejajar kepala dan disunnahkan mengulang bacaan doa Nabi Saw saat hari Arafah sebagaimana berikut:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah lauhl mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa’ala kulli syai-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Zat yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan segala pujian. Di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Ahmad)

Ya rabb, panas terik ini semoga membantu kami semua meringankan perjalan kami di alam berikutnya, menjadi saksi agar kelak api neraka tak membakar kami selamanya, dan insya Allah kami semua lebih dulu diberikan kesempatan mensyukuri surga yang engkau janjikan bagi orang beriman.

Baca Juga  Umat dan Jumlah Massa

Labaik Allahumma labaik, labaika ala syarikala labaik. Kami berbondong-bondong memenuhi panggilanmu ya rabb. Lihat dan dengarkan doa-doa kami, aminkan ya rabb.

Editor: Soleh

Avatar
12 posts

About author
Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah dan LHKP PP Muhammadiyah
Articles
Related posts
Feature

Cerita Mudik Lebaran 2024 (3): Jalur Lintas Tengah Sumatera yang Tak Lagi Sepi

5 Mins read
Palembang, Ahad, 7 April 2024. Pukul 06.00 kami keluar dari Hotel Azza. Destinasi pertama adalah Jembatan Ampera. Malam sebelumnya kami kesini di…
Feature

Cerita Mudik Lebaran 2024 (2): Dahsyatnya Mudik Hari Raya Rute Jakarta-Palembang

5 Mins read
Tengah malam di Stasiun Pasar Senen Jakarta, Sabtu 06 April 2024. Tepat pukul 03.05 KA Jayakarta dari Jogja  dan dua penumpang Onti…
Feature

Cerita Mudik Lebaran 2024 (1): Kembali ke Titik Nadir

6 Mins read
Jogja, Rabu 03 April 2024. Pukul 14.00 sebuah mobil memulai perjalanan menuju tempat yang jauh, Kerinci-Sumatera. Sang sopir dilanda rindu kampung halaman. Meski…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *