Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Makna Idul Fitri dan Kemenangan Sejati

5 Mins read

Berikut ini adalah contoh khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan. Tema yang dimuat dalam khutbah Idul Fitri ini adalah tentang Makna Idul Fitri dan Kemenangan Sejati, sebagaimana tertulis di judul khutbah.

Teks Khutbah Idul Fitri

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. اَمَا بَعْدُ.

اُوْصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَاِيآيَ بِتَقْوَي اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin, Sidang Shalat Id Rahimakumullah

Tiada kata yang pantas dan layak untuk kita ucapkan selain rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah, hari ini di hari yang bahagia dan cerah ini kita masih diberi nafas kehidupan untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam, marilah senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman, penerang kegelapan dan pembangun peradaban mencerahkan.

Jamaah Shalat Idul Fitri yang Berbahagia

Hari ini, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan suka cita. Namun, hakikat serta makna dari hari raya idul fitri sesungguhnya bukanlah sekedar hura-hura atau pesta pora. Makna sebenarnya dari hari raya idul fitri adalah momentum untuk introspeksi diri. Setelah sebulan penuh kita digembleng dengan puasa dan berbagai rangkaian ibadah yang menyertainya, seharusnya pada Hari Raya Idul Fitri ini kita terlahir kembali sebagai manusia paripurna tanpa berlumur dosa.

Ramadan dengan tilawah Al-Qur’annya hendaknya mampu menjadikan kita sebagai pribadi muslim yang memiliki hati yang lembut, semakin tinggi nilai simpati dan empatinya kepada sesama. Karena hakikat puasa Ramadan bukan hanya mengajarkan nilai-nilai kesalehan individual semata, namun hakikat puasa Ramadan juga mengajarkan nilai-nilai kesalehan sosial.

Jika Ramadan dan tilawah Al-Qur’an serta amalan ibadah lain yang mengiringinya tidak lagi mampu melembutkan hati, lalu dengan cara apa lagi Allah akan menimpa kita?  Semoga puasa Ramadan yang telah kita lalui sebulan penuh yang lalu dapat mengantarkan kita semua kepada derajat takwa dan kemudian kita dapat menggapai makna ramadan serta bertemu idul fitri di kemudian hari lagi, sebagaimana tujuan dari puasa yaitu la’allakum tattaquun.

اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Baca Juga  Khutbah Jumat: Kekuatan dan Amanah adalah Modal Utama

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Beberapa tahun yang lalu, kita masih ingat bahwa umat manusia di seluruh penjuru dunia panik dan resah, takut terinfeksi dan menjadi korban keganasan wabah yang mematikan bernama Virus Covid-19. Sehingga segala daya dan upaya dikerahkan sekuat tenaga untuk menjauh dan memproteksi diri dari virus yang membahayakan ini. Jika ada yang sudah terinfeksi maka wajib dirawat dan dikarantina.

Saat itu, berbagai langkah antisipatif dan preventif juga telah ditempuh oleh lebih dari 212 negara untuk menghentikan virus ini. Covid-19 yang menurut data dari WHO (15/1/2024) telah menjangkiti lebih dari 700 juta orang dan telah merenggut nyawa lebih dari 6 juta orang di seluruh dunia ini telah menyadarkan warga dunia untuk hidup dengan pola yang lebih sehat dan lebih disiplin.

Namun, sayangnya kepanikan dan keresahan itu tidak tampak dalam menghindari atau mengobati dari ancaman virus yang dampaknya juga jauh lebih mematikan dan lebih berbahaya. Virus ini bahkan dapat merubah manusia yang waras menjadi binatang buas.

Orang yang terinfeksi Covid-19 akal dan hatinya masih bisa berfungsi dengan baik, karena Covid-19 hanya menyerang sistem pernapasan manusia. Sedang virus ini menyerang dan melumpuhkan hati nurani dan akal sehat manusia.

Virus ini merupakan penyakit hati dan merupakan sifat tercela, virus ini bernama “Syirik”. Virus syirik ini bahkan bisa membuat seseorang menentang Tuhan yang telah menciptakan dirinya. Bukan hanya menuhankan dunia dan harta benda yang dikumpulkannya, bahkan virus ini bisa menahan diri manusia itu sendiri.

Jamaah yang Dirahmati oleh Allah

Kabar buruknya, virus bernama syirik ini juga telah bermutasi sejak ribuan tahun yang lalu dengan nama Syirik Asghar (syirik kecil) yang menjelma berupa sifat-sifat tercela seperti: iri, dengki, hasud, riya’, ujub, sum’ah, dendam, serakah, kufur nikmat dan lain-lainnya. Lawan dari Syirik Asghar adalah Syirik Akbar (syirik besar). Jika Syirik Akbar cenderung lebih mudah dideteksi karena kebanyakan sifatnya lahiriah.

Untuk mendeteksi Syirik Akbar tidak perlu menggunakan peralatan medis yang canggih, tes darah dan lain-lainnya. Salah satu contohnya adalah menyekutukan Allah SWT dengan “tuhan-tuhan” yang lainnya.

Sedangkan Syirik Asghar, sulit untuk dideteksi. Kecanggihan alat medis tidak mampu mendeteksinya. Hanya kepekaan dan kebersihan hati nurani yang mampu mendeteksinya. Contohnya ujub. Ujub adalah mengagumi atau membanggakan dirinya sendiri dan menganggap rendah orang lain.

Baca Juga  Khutbah Idul Adha 1443H: Qurban dan Cinta Hakiki

Orang yang terinfeksi virus ujub gejalanya adalah dia merasa bahwa dirinya sendiri lah orang yang paling benar, paling shalih, paling unggul, paling kaya dan lain-lainnya. Virus ini sifatnya tidak lahiriah, namun batiniyah. Virus ini sangat berbahaya, karena dapat melenyapkan pahala amal shalihnya. Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah (musyrik), niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am [16]: 88).

Virus Ujub

Namun sayangnya virus ujub susah dideteksi, baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Sehingga virus ini banyak menginfeksi orang, termasuk orang yang rajin shalat dan puasa sekalipun. Contoh lainnya adalah Serakah. Orang yang terinfeksi virus serakah dampaknya juga sangat mematikan dan berbahaya. Orang yang serakah terhadap harta dengan korupsinya yang jumlahnya milyaran dan bahkan mencapai triliunan telah banyak melumpuhkan sendi perekonomian negara.

Kemiskinan yang disebabkan oleh korupsi dapat mendorong kepada merajalelanya tindak kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, miras, narkoba dan obat-obatan terlarang, aborsi, kekerasan pada perempuan dan anak serta kejahatan-kejahatan lainnya. Itulah bahayanya virus syirik.

اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah Shalat Idul Fitri yang Berbahagia

Hakikat Kemenangan

Jika orang yang gugur karena terinfeksi Covid-19 dapat dihukumi syahid dengan imbalan surga, sebaliknya orang yang terinfeksi virus syirik dan kemudian ia meninggal dunia sebelum sempat “berobat” (taubat) maka imbalannya bukanlah surga, melainkan neraka. Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. Al-Maidah [5]: 72).

Dahulu, langkah terbaik yang telah ditempuh oleh beberapa negara di dunia untuk mengobati dan mencegah penyebaran Covid-19 adalah melakukan karantina. Lalu bagaimana cara mencegah dan mengobati virus syirik ini? Ramadhan adalah jawabannya. 

Jika karantina untuk Covid-19 adalah 14 hari, maka karantina untuk virus syirik jauh lebih lama, yaitu 30 hari. Inilah yang disebut dengan “Karantina Ruhani”. Lamanya karantina ruhani ini menunjukkan bahwa virus syirik dampaknya jauh lebih berbahaya daripada virus Covid-19. Seseorang yang telah melakukan karantina dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan selama 14 hari, hampir dipastikan dia aman dan terbebas dari terinfeksi.

Baca Juga  Khutbah Idul Adha 1441 H: Spirit Kurban dan Ta'awun untuk Negeri

Begitupun juga dengan seseorang yang telah melakukan karantina ruhani dengan baik selama 30 hari di bulan Ramadan, seharusnya dia juga dapat dipastikan aman dan terbebas dari virus syirik. Kecuali pada masa karantina ruhani 30 hari tersebut dilakukan tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, maka karantina ruhani tersebut menjadi sia-sia belaka.

اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Tanda bahwa karantina ruhani 30 hari selama Ramadan yang sia-sia adalah puasa yang hanya dilakukan dalam arti sempit, yaitu sebatas menahan diri dari membatalkan puasa secara fiqih semata. Puasa seperti inilah puasa yang terancam hanya sekedar mendapatkan lapar dan dahaga (HR. Ibnu Majah No.1690). Jika puasanya dilakukan dalam arti luas, yaitu menahan seluruh anggota tubuh, pikiran dan hatinya dari berbuat dosa, maka inilah karantina ruhani yang berhasil.

Ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, hati dan jiwanya menjadi lembut. Dia akan menjelma menjadi orang yang mudah memaafkan. Tidak ada lagi iri, dengki dan dendam di dalam hatinya. Hilang sifat riya’, ujub, sum’ah, takabur, kufur, serakah, dan sifat-sifat tercela lain-lainnya.

Inilah yang disebut dengan kembali pada diri yang fitri, yaitu suci dan bersih dari virus-virus hati. Inilah hakikat kemenangan yang sejati. Hal itu sebenarnya merupakan saripati dan makna idul fitri yang sebenar-benarnya.

Demikianlah khutbah ini tentang makna idul fitri dan cara menggapainya yang dapat khatib sampaikan. Mari khutbah ini kita tutup dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
  اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٌ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَلّلَهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسِلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اَلَّلهُمَّ اِنَّا نَسْاءَلُكَ سَلَمَتً فِي الدِّيْنِ وَعَافِيَتَ فِي الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ وَبَرَكَهً فِي الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

اَلَّلهُمَّ تَقَبَّلْ مِنّآ صَلاَتَنا َوَجَمِيعَ عِبآدَتِنآ بِرِضآكَ وَفَضْلِكَ الْكَرِيْم  وَتُبْ عَلَيْنآ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنآ هَبْ لَنَآ مِنْ أَزْوَاجِنَآ وَذُرِّيَتِنَآ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَآ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين اللَّهُمَّ ثَبِّتْإِ يمَانَهُمْ وَأَ نْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَىقُلُوبِهِم

 رَبَّنَآ أَتِنَآ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَآ عَذَابَ النَّار. سُبْحَانَ رَبكَ رَبّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمُ عَلىَ الْمُرْسَلِيْن وَالحَمْدُ ِللهِ رَبّ ِاْلعآلَمِيْنَ

وأَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ

Editor: Assalimi

Related posts
Khutbah

Khutbah Idul Adha 1445H: Kurban dan Pengorbanan

5 Mins read
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُ إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ…
Khutbah

Teks Khutbah Idul Adha: Falsafah Ibadah Kurban

6 Mins read
أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ  يَهْدِهِ اللَّهُ…
Khutbah

Khutbah Idul Adha 1445H: Idul Kurban Tonggak Peradaban Berkemajuan

7 Mins read
أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ  يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَمُضِلَ…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds