Para ulama terkadang berbeda pendapat mengenai siapakah muslim kedua setelah Khadijah binti Khuwailid. Sebagian mengatakan Abu Bakar dan riwayat lain mengatakan Ali bin Abi Thalib. Maka pada seri kali ini kita akan membahas bagaimana masa kecil dan bagaimana Ali masuk Islam. Bismillah.
Putra Abu Thalib Asuhan Nabi
Salah satu keutamaan Ali bin Abi Thalib yang tidak dimiliki oleh umat Islam setelahnya adalah bahwa Ali dididik langsung di bawah asuhan mulia Nabi. Saat itu Abu Thalib memilki banyak anak, sedang dia sendiri dalam masa krisis keuangan di masa tuanya.
Maka Nabi berkata pada pamannya al-Abbas, yang dikenal sebagai orang kaya dari Bani Quraisy, “Wahai Abbas, saudaramu Abu Thalib memilki banyak anak, dan engkau tahu apa yang sedang menimpanya (krisis), Marilah kita ringankan beban tanggungannya, Aku akan mengurus satu anggota (anak)nya dan engkau pun demikian, dan kita akan menjaga mereka untuknya (Abu Thalib)”.
Al-Abbas pun setuju, mereka menemui Abu Thalib dan mengatakan kepadanya, “Kami ingin membantumu untuk meringankan beban tanggunganmu, hingga krisis ini selesai”. Maka Abu Thalib pun menjawab, “Jika kalian meninggalkan untukku Aqil (untuk aku rawat sendiri), maka lakukanlah yang kalian mau”.
Maka Nabi mengasuh Ali dan al-Abbas mengasuh Jafar. Ali bersama dengan Nabi hingga masa kenabian, maka Ali masuk Islam. Sedangkan Jafar bin Abi Thalib tinggal bersama al-Abbas hingga masuk Islam dan kemudian mampu menghidupi dirinya sendiri.
Ali Mengenal Islam
Ibnu Ishaq menceritakan bahwa Ali bin Abi Thalib menemui Nabi setelah Khadijah menjadi muslim, dan Ali mendapati mereka sedang beribadah. Kemudian Ali kecil bertanya kepada Nabi, “Apa ini, wahai Muhammad?”. Sang Nabi menjawab, “(Ini adalah) agama Allah, yang telah Dia pilih untuk Dia sendiri, dengan dia mengutus Rasul-Nya. Aku mengajakmu kepada (agama) Allah semata, dan beribadah kepada-Nya, dan untuk mengingkari al-Lat dan al-Uzza”.
Ali menjawab Nabi, “Ini adalah sesuatu yang belum pernah aku mendengarnya sebelum hari ini. Aku tidak akan memutuskan apapun sampai aku berbicara kepada Abu Thalib”. Nabi yang masih dalam dakwah secara tersembunyi tidak ingin untuk membuka rahasianya sebelum beliau mengumumkan sendiri. Nabi menjawab, “Wahai Ali, jika engkau tidak ingin menjadi Muslim, maka tetaplah diam tentang hal ini.”
Maka Ali tetap seperti demikian hingga malam, kemudian Allah menyebabkan hatinya condong kepada Islam. Pada pagi hari, dia menjumpai Nabi dan bertanya kembali “Apa yang engkau tawarkan kepadaku, wahai Muhammad?”. Nabi menjawab, “Bahwa engkau harus bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan mengingkari kepad al -Lat dan al-Uzza, dan menjauhi mereka”.
Maka Ali pun mengikuti apa yang dikatakan oleh Nabi dan Ali pun masuk Islam. Dan dia terus datang kepada Nabi, takut akan Abu Thalib akan menemukannya. Ali tetap menyembunyikan keislamannya dan tidak menunjukkannya secara terbuka.
Ali bin Abi Thalib, Muslim Pertama yang Mendirikan Shalat
Imam Thabari dalam kitab Tarikh-nya menyebut terdapat khilaf di antara para ulama mengenai siapa yang masuk Islam setelah istri Nabi, Khadijah binti Khuwailid. Sebagian yang mengatakan bahwa muslim pertama adalah Ali bin Abi Thalib, berpegang dengan riwayat Ibnu Abbas yang mengatakan, “Manusia pertama yang mendirikan shalat adalah Ali”.
Adapun riwayat dari Sharik bin Abdallah bin Muhammad bin Aqil dari Jabir, “Rasulullah diutus menjadi Rasul pada hari Senin, dan Ali mendirikan shalat pada Selasa”. Juga riwayat Ibnu Abbas, “Aku mendengar Ali, dia mengatakan, “Aku adalah hamba Allah dan saudara dari Rasul-Nya, dan aku adalah al-shiddiq al-akbar””.
Juga riwayat dari Yahya bin Afif dari ayahnya Afif, yang menceritakan selama masa jahiliyyah ia melakukan perjalanan dagang ke Mekkah. Di sana pada pagi hari ia melihat seorang laki laki muda menatap dan membungkuk ke arah Kakbah. Kemudian seorang anak laki-laki datang dan berdiri di samping kanannya dan kemudian datang lagi seorang perempuan di berdiri di belakang mereka.
Kemudian Afif bertanya kepada al-Abbas, “Siapa orang orang tersebut? Dan perihal apa yang sedang mereka kerjakan?” Maka al-Abbas yang saat itu belum masuk Islam menjawab, “Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib, putera saudaraku. Adapun seorang anak laki-laki yang bersamanya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthallib, putera saudaraku. Adapun yang wanita adalah Khadijah binti Khuwailid, istri Muhammad”.
Al-Abbas melanjutkan, “Keponakanku mengatakan kepadakau bahwa Tuhannya, Tuhan Pemillik Surga, telah memerintahkan mereka untuk melakukan hal yang telah kau lihat tersebut. Demi Allah, aku tidak mengetahui siapapun di muka bumi yang mengikuti agama ini kecuali tiga orang tersebut”.
Wallahu a’lam bi shawab. Insya Allah akan berlanjut pada seri berikutnya.
Editor: Shidqi Mukhtasor/Nabhan