Review

Arab Saudi Makin Modern: Bagaimana Nasib Wahabi?

3 Mins read

Dunia Arab kembali menjadi sorotan dunia, setelah pagelaran Piala Dunia yang cukup berkesan di Qatar. Kali ini, negara yang sempat tidak akur dengan Qatar yaitu Arab Saudi menjadi sorotan para pecinta sepak bola. Megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo direkrut oleh club yang bermarkas di Riyadh bernama Al-Nasr dengan nilai yang cukup fantastis. Kabar lain dan mengejutkan juga adalah kabar dari putra mahkota Arab Saudi yaitu Muhammad bin Salman yang dikabarkan membeli klub di Inggris bernama Newcastle United, hingga klub tersebut menjadi yang paling kaya di Liga Inggris.

Tak cuma itu, perubahan besar-besaran juga terjadi di kehidupan penduduk Arab Saudi. Seperti penduduk Arab Saudi, utamanya masyarakat Riyadh, mulai merayakan hari Halloweens di jalanan Riyadh. Atau diundangnya penyanyi terkenal dunia seperti David Guetta, Steven Aoki, Martin Garrix dll, serta penyanyi asal Mesir dan Lebanon Tamer Hosny, Nancy Ajram, Amr Diab dll. Dikabarkan bahwa konser tersebut berhasil menyedot 700 ribu penonton. Hal-hal semacam itu telah lama dilarang oleh pemerintahan Arab Saudi, namun beberapa tahun terakhir ini mereka mulai melonggarkan aturan tersebut.

Apa yang sedang dituju oleh pemimpin negeri yang menganut aliran keagamaan Wahabiyah ini? Hingga mengubah kebijakan negara yang berdampak pada perubahan siginifikan kehidupan sosial-budaya rakyatnya. Dalam buku yang ditulis oleh salah seorang wartawan senior Kompas untuk wilayah Timur Tengah, Mushtafa Abd Rahman yang berjudul “Revolusi Sosial-Budaya Goncang Arab Saudi” kita akan dilihatkan sebuah paparan jurnalistik atas kondisi dan cita-cita Arab Saudi saat ini. Buku ini sangat menarik karena mampu membahas Arab Saudi dari berbagai lini seperti Ekonomi, Politik, Agama, Sosial, dll.

Baca Juga  Beberapa Penyebab Muhammadiyah Dianggap Anti Budaya

Visi Arab Saudi 2030

Pada tanggal 25 April 2016, putra mahkota Arab Saudi, Muhammad Bin Salman resmi meluncurkan sebuah proyek ambisius negaranya ke depan, yaitu “Visi Arab Saudi 2030”. Ia sangat bersemangat atas impiannya tersebut, bahkan ia tak segan-segan untuk menjebloskan orang yang berani menghalangi dia menuju cita-cita besarnya itu ke penjara.

Visi Arab Saudi 2030 ini mencakup banyak sektor, seperti ekonomi, sosial-budaya, dan begitu juga agama. Setelah ditemukannya sumber minyak di daerah Arab Saudi timur pada tahun 1938, ekonomi Arab Saudi telah bergantung pada kekayaan minyak sebagai kekuatan negaranya. MBS ingin merubah ketergantungan Arab Saudi terhadap minyak dengan cara menjadikan negaranya lebih terbuka kepada para investor luar negeri, dan salah satu hal yang menarik minat mereka salah satunya dengan cara membuat modernisasi dan liberalisasi dalam kebijakan negaranya.

Arab Saudi mulai membolehkan berbagai macam aktivias-aktivitas, seperti; bioskop dan konser music. Mereka juga telah membuka akses untuk perempuan di ranah publik, seperti; mengemudi mobil, menonton pertandingan olahraga di stadion, dll. Ini semua adalah perubahan kehidupan sosial yang dialami oleh masyarakat Arab Saudi. Hal itu adalah konsekuensi dari proyek ambisius yang diluncurkan oleh Putra Mahkota mereka Muhammad ibn Salman.

Arab Saudi kabarnya juga ingin mengembangkan kembali pelayanan, fasilitas, dll terkait jemaah haji dan umrah, karena itu adalah salah satu pendapat yang tinggi bagi negara Arab Saudi. Haji dan umrah menyumbang 60% atau sekitar 14 miliyar USD di sektor pariwisata. Kabarnya, Arab Saudi akan menambah kuota dari 2,5 juta jamaah haji menjadi 3,1 juta di tahun mendatang. Serta, dari 8 juta jamaah umrah tiap tahunnya menjadi 20 juta jamaah di tahun mendatang.

Baca Juga  Peran Penting Civil Islam Atasi Carut Marut Perpolitikan

Masa depan Wahabi

Perubahan kebijakan negara yang sekarang dijalankan oleh pemimpin negara Arab Saudi membuat keretakan hubungan mereka dengan pembesar agama dari kalangan Wahabi. Seperti kita tahu, negara Arab Saudi awalnya merupakan pertemuan antara seorang politisi Ibn Saud dan seorang agamawan bernama Muhammad ibn Abdul Wahhab. Keduanya sepakat untuk berkoalisi dan menjadikan ideologi politik bersandar pada keluarga ibn Saud serta ideologi agama yang menganut paham dari Muhammad ibn Abdul Wahhab.

MBS mulai merancang apa yang disebut sebagai New Wahabism, yaitu sebuah antitesis dari ideologi Wahabisme lama yang telah dianut oleh bapaknya, Salman ibn Abdul Aziz. MBS mulai meninggalkan ideologi Wahabi lama menuju Wahabi baru yang lebih terbuka dan moderat. Bagi MBS, ini adalah keniscyaan demi mulusnya sebuah visi Arab Saudi 2030.

Saya kira, buku ini sangat cocok untuk teman-teman yang suka dan ingin mengetahui tentang kondisi dan apa yang sedang terjadi di negara Arab Saudi. Buku ini merupakan kumpulan tulisan penulis selama memberitakan kondisi yang terjadi di Arab Saudi, sangat cocok untuk menemani waktu senggang, karena ditulis dengan gaya tulisan yang ringan namun juga dilengkapi dengan data-data yang penting.

Judul Buku: Revolusi Sosial-Budaya Goncang Arab Saudi
Penulis: Mushtafa Abd Rahman
Penerbit: Kompas
Cetakan: 2022
Tebal: 218 halaman
ISBN: 978-623-346-712-4

Editor: Yahya

Muhammad Yusmi Ridho
13 posts

About author
Mahasiswa di Universitas Al-Azhar, Mesir.
Articles
Related posts
Review

Madzahibut Tafsir: Meneliti Madzhab Tafsir dari Klasik hingga Kontemporer

4 Mins read
Prof. Abdul Mustaqim menulis buku berjudul “Madzahibut Tafsir, Peta Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Periode Klasik Hingga Modern”. Buku ini terbit cetakan pertama pada…
Review

Debat Bergengsi Epikureanisme vs Stoikisme Tentang Tuhan

3 Mins read
Wacana mengenai ketuhanan bukanlah persoalan yang baru muncul pada zaman kontemporer ini. Jauh sebelum Islam dan Kristen lahir di dunia ini, manusia…
Review

Pasang Surut Politik Islam dalam Gelanggang Sejarah Bangsa Indonesia

5 Mins read
Islam sebagai sumber moralitas dan idealitas tidak mungkin dipisahkan dari wawasan kekuasaan. Kekuasaan tanpa didasari moralitas hanya akan melahirkan banalitas sebagaimana yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *