Perspektif

Bagaimana Salat Dapat Menghilangkan Stres?

3 Mins read
Oleh: Andi Saputra Lubis*

 

Selain memiliki dimensi ibadah, salat juga memiliki dampak yang sangat positif bagi sisi kejiwaan seseorang. Dalam ritual ibadah, salat juga mengandung prinsip yang selaras dengan upaya pencegahan (preventif) dan penyembuhan (therapy) terhadap gangguan psikologis (stress). Ternyata, salat dapat menghilangkan stres. Itulah salah satu hikmah diwajibkannya salat untuk umat Islam.

Di antara faktor dan pemicu utama yang dapat menimbulkan stres dalam jiwa seseorang adalah karena adanya perasaan bersalah yang disebabkan seseorang banyak berbuat dosa dan maksiat. Rasa bersalah yang menghinggapi seseorang adalah faktor yang dapat memicu munculnya ketegangan pikiran dan emosional dalam diri seseorang. Maka salat merupakan solusi yang tepat untuk itu, karena salat akan memberantas dan menghanguskan penyebab utama dari perasaan bersalah, yakni perbuatan maksiat dan dosa.

Dengan kata lain, salat yang dilakukan secara benar dengan mengikuti syarat, rukun, kontinu dan konsisten, akan memiliki dampak dan pengaruh positif bagi pembentukan kepribadian seseorang, yaitu pribadi yang berakhlaqul karimah. Dengan begitu, seseorang akan terhindar dari gangguan kesehatan jiwa.

 

Aspek Psikologis dalam Pelaksanaan Sholat

Orang yang mengalami stress pada umumnya menunjukkan indikasi mudah marah tanpa sebab, selalu gelisah, dan cemas yang berlebihan. Lebih dari itu, orang yang mengalami stress cenderung berlaku buruk dan maksiat, otot terasa tegang, dan tidak dapat rileks.

Maka, salat adalah pencegah dan penyembuh terhadap gangguan kejiwaan tersebut. Dengan aspek-aspek yang tergantung dalam pelaksanaan salat, seperti :

Pertama, di antara syarat dan rukun sholat adalah suci dari hadats dan najis. Dapat dilakukan dengan mandi dan berwudhu’ atau mandi besar (bagi yang junub, haid, nifas dan berhadats besar lainnya). Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi SAW pernah menyatakan bahwa wudhu merupakan terapi terhadap kemarahan.

Baca Juga  Covid-19, Persatuan, dan Public Trust

Marah adalah luapan api neraka yang juga dapat menjadikan tekanan darah meningkat dan membakar hati. Hati yang terbakar, darah yang mendidih, dan emosi yang tinggi sebab rasa marah akan mereda dengan sentuhan air yang sejuk dan dingin.

Kedua, Ketika rasa marah dan jengkel sudah mereda dengan berwudhu’, maka dilanjutkan dengan pendirian salat. Dimulai dengan takbiratul ihram, pada saat inilah seseorang benar-benar dituntut untuk menunjukkan hatinya kepada Allah. Pada momen inilah seorang hamba berserah diri kepadaNya. Mengosongkan fikiran dan hatinya dari kepentingan dan urusan duniawi (kusu’).

Tuntutan ini akan menciptakan perasaan tenang dan damai sekaligus menghapus perasaan gelisah dan ketegangan-ketegangan fikiran. Emosi yang ditimbulkan oleh berbagai permasalahan kehidupan juga berkurang. Sementara dengan gerakan-gerakan shalat, berdiri, ruku’ dan sujud yang berulang-ulang menjadikan otot-otot yang kaku dan tegang menjadi rileks dan normal kembali.

 

Media Komunikasi Hamba dengan Tuhannya

Salat juga merupakan komunikasi vertikal antara seorang hamba dengan Tuhannya. Bahkan, sesungguhnya di dalam shalat terdapat dialog seorang hamba dengan Tuhan.

Dalam ritual shalat sarat dengan doa. Mulai dari doa mohon keselamatan dunia dan akhirat, doa permohonan ampunan, doa ditambah rezeki, doa dijauhkan dari fitnah, hingga doa dihindarkan dari siksa neraka. Lebih dari itu, didalamnya juga terdapat bacaan-bacaan dzikir yang sangat baik dan utama, seperti bacaan tasbih (dalam sujud dan ruku’), tahmid, takbir, dan lain sebagainya.

Dzikir dan doa yang terkandung dalam sholat dapat mengantarkan seseorang pada kedekatan dan pengenalan terhadap Allah SWT. Kedekatan inilah yang akan memunculkan energi ruhaniah yang besar. Bermanfaat bagi seseorang untuk menyembuhkan segala bentuk gangguan kesehatan jiwa.

Selain itu, dzikir merupakan media komunikasi. Sarana untuk memanjatkan permohonan dan bertaqarrub kepada Allah. Mengadukan nasib dan mengeluhkan beban kehidupan kepada zat yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas. Hal inilah yang dapat menjadikan hati dan jiwa seseorang menjadi tenang dan tenteram.

Baca Juga  Ramalan Akhir Pandemi Seperti Teriakan di Padang Pasir

 

Ternyata Salat Dapat Menghilangkan Stres

Shalat juga dapat menyembuhkan seseorang dari duka cita dan kegelisahan, kebingungan, ketakutan, kecemasan, dan hal-hal yang seringkali menghantui kehidupan manusia.

Jika seseorang sedang dilanda kebingungan untuk menentukan satu pilihan diantara dua pilihan yang penting, maka salat sunnah istikharah adalah jalan keluarnya. Shalat ini adalah shalat sunnah yang dianjurkan ketika seseorang dilanda kebingungan dan kegelisahan untuk menentukan pilihan atau keputusan. Dengan kata lain, salat sunnah istikharah adalah solusi untuk menghilangkan kebimbangan dan kebingungan terhadap sesuatu.

Jka seseorang berada dalam kondisi ketakutan pada kegagalan dan kegelisahan dalam menatap masa depan, maka sholat hajat adalah jalan keluarnya. Salat hajat merupakan sarana yang sangat tepat bagi seseorang untuk menyampaikan harapan dan cita-citanya kepada Allah SWT.

Ketika dirundung kesedihan, kegagalan, maka Islam memerintahkan untuk bertaqarrub kepada Allah. Mengadukan segala beban dan kesedihan, menyampaikan permasalahan yang sedang dihadapi kepada Tuhan semesta alam melalui salat tahajjud. Salat ini dilakukan dalam suasana yang hening, sejuk, dan menyegarkan pada malam hari. Sehingga seseorang akan lebih khusu’ dalam upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Juga mengasah serta membersihkan jiwa dari rasa gelisah dan ketakutan.

 

Salat Penyembuh Gangguan Psikologis

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah memaparkan bahwa salat memiliki peranan besar dalam menyenangkan, menguatkan, melapangkan, dan memuaskan hati. Melalui salat seseorang dapat merasakan hubungan dan kedekatan dengan Allah. Juga merasakan kenikmatan berzikir kepadanya, merasa senang bermunajat kepadanya.

Hal ini terwujud dalam sikap berdiri kokoh dihadapanNya, serta menggunakan seluruh anggota badan dan potensinya dalam menyembah Allah. Memberikan hak kepada seluruh anggota badan dalam beribadah, menyibukkan diri dari bergantung, bersentuhan, dan berhubungan dengan makhluk. Juga menarik kekuatan hatinya kepada Tuhan yang telah menciptakan semua ini sebagai obat penawar. Sesuatu yang menyenangkan, nutrisi bagi hati.

Baca Juga  Khilafah Adalah Solusi Masalah di Timur Tengah, Benarkah?

Salat yang dilakukan dengan penuh penghayatan menjadi penolong terbesar. Berlaku dalam mencapai kemaslahatan dunia dan akhirat serta. Salat juga dapat mencegah dosa, menolak penyait-penyakit hati, mengusir penyakit dari badan, menyinari hati, membuat wajah menjadi putih, mengaktifkan anggota tubuh dan jiwa, hingga mengusir kegundahan.

Jika ritual salat dilaksanakan secara kontinu dan konsisten, sungguh akan menciptakan pribadi-pribadi yang sehat secara mental dan spiritual. Sekaligus terbebas dari segala beban penyakit jiwa.

 

*) Mahasiswa Magister Psikologi UIN SUSKA RIAU, Alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *