AkhlakFeature

Buat yang Sayang Orang Tua

2 Mins read

Oleh: Ustadz Cinta Restu Sugiharto

Sejak masih kuliah di sebuah kampus di Solo sekitar 23 tahun yang lalu, saya selalu diminta mengisi semacam renungan malam di pelatihan-pelatihan tingkat pelajar maupun mahasiswa. Dan di antara “senjata” saya untuk membuat para peserta menangis tersedu-sedu dan bahkan sampai histeris adalah, ketika saya ingatkan dan saya aduk-aduk emosi mereka tentang 2 hal; tentang betapa besar jasa orang tua dan tentang kematian.

Terus terang, sebetulnya saat mengisi renungan tersebut terkadang saya hanya “akting” nangis untuk memancing para peserta pelatihan menangis. Tapi saat ayahanda saya wafat pekan lalu, saya tak bisa menahan tangis karena mengalami sendiri kejadian di mana ayahanda saya meninggal dan betapa besar jasa beliau semasa hidup.

Saya pun jadi teringat saat-saat di mana dulu saya sering menangiskan para peserta pelatihan, dan mulai bisa memaklumi mengapa sebagian mereka sampai histeris. Mungkin saat itu di antara mereka ada yang mengalami hal yang sama dengan yang saya alami pekan lalu.

Berbicara tentang orang tua memang selalu membuat siapapun terharu. Terutama beliau-beliau yang selama ini mendidik kita mati-matian dalam masalah agama. Saya teringat saat ayah saya “memaksa” saya masuk pesantren dan saat saya “dipaksa” tampil ceramah di hadapan emak-emak padahal saya masih seusia SMP. Ternyata “paksaan” itu menjadi berkah bagi saya hingga saat ini. Saya sangat bersyukur bisa lulus dari dua pesantren terkenal di Solo. Dan saya juga bersyukur bisa ceramah meneruskan dakwah beliau.

Arahan orang tua itu terkadang awalnya terasa seperti paksaan. Tapi hasilnya bisa luar biasa. Terutama mereka tak pernah lepas dari salat dan mendoakan kita siang dan malam. Orang tua yang rela jatuh bangun agar kita tetap bisa meneruskan pendidikan agama maupun umum. Rela tebal muka pinjam sana-sini atau kerja apa saja yang penting halal, demi menghidupi kita. Rela hidup sederhana yang penting anak cucu sukses dan mulia.

Baca Juga  Menahan Amarah, Raih Gelar Takwa

Orang tua yang tak minta apa-apa kecuali minta didoakan agar bisa istiqomah ibadah dan bila mati husnul khotimah. Orang tua yang orang yang…(silahkan diteruskan sendiri sesuai dengan pengalaman Anda masing-masing).

Doa untuk Orang Tua

Maka buat siapapun yang sayang dengan orang tuanya, berterimakasihlah pada mereka atas cinta dan pengorbanan mereka selama ini. Sebab Nabi pernah mengingatkan bahwa sesiapa yang tidak bisa berterima kasih atas jasa orang lain–apalagi orang tua–, maka dia mustahil bisa berterima kasih kepada Allah (HR. Abu Daud & Turmudzi).

Bahkan Allah juga perintahkan dalam surat Luqman ayat 14 agar kita berterima kasih kepada orang tua setelah berterima kasih kepada-Nya. Salah satu bentuk terima kasih kita kepada orang tua adalah, dengan selalu mendoakan mereka agar selalu diampuni dan disayang oleh Allah SWT.

“Ya Rabb, sayangilah kedua orangtuaku sebagaimana mereka telah memeliharaku di waktu aku kecil” (QS. Al-Israa’: 24)

“Ya Rabb, sadarkan aku agar pandai mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada orangtuaku. Dan mudahkan aku dalam melakukan amal sholeh yang Engkau ridhai. Perbaikilah aku dalam keturunanku. Sungguh aku tobat kepada-Mu. Dan sungguh aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS. Al-Ahqaf: 15)

“Yaa Rabb kami, ampunilah aku, kedua orangtuaku, dan seluruh orang yang beriman di hari perhitungan kelak” (QS. Ibrahim: 41).

*) Pengamat cinta dan pemerhati kemanusiaan.

Editor: Nabhan

Avatar
5 posts

About author
Pengamat Cinta dan Pemerhati Kemanusiaan I Direktur Biro Jodoh dan Klinik Keluarga "Rumah Jodoh Indonesia"
Articles
Related posts
Feature

Rakernas dan Dinamika Dunia Wakaf

4 Mins read
Jogja, Jumat 1 November 2024. Pukul 05.30 pagi dengan sebuah mobil dari Ringrud Selatan Jogja kami menuju Kartasura. Di perjalanan ikut bergabung…
Feature

Perkuat Toleransi Sejak Dini: Cerita Pesantren Muhammadiyah Terima Kunjungan SMA Kristen

2 Mins read
Kunjungan studi yang dilakukan oleh para siswa Sekolah Kanisius Jakarta ke pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, sejak Rabu, 30/10/2024 sampai Jum’at, 1/11/2024 merupakan sebuah…
Feature

Tasawuf di Muhammadiyah (1): Lahirnya Neo-Sufisme

4 Mins read
Ketika mendiskusikan tasawuf di Muhammadiyah, maka yang dibicarakan adalah tasawuf bentuk baru atau Neo-Sufisme. Muhammadiyah sendiri—dalam hal ini tokoh-tokohnya—tidak menolak sepenuhnya tentang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds