Perspektif

Eksistensi dan Emansipasi Wanita Masa Kini

4 Mins read

Emansipasi dan Eksistensi Wanita

Keberadaan atau eksistensi (berasal dari bahasa latin existere yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual). Existere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya tampil atau muncul.

Terdapat beberapa pengertian tentang keberadaan yang dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, keberadaan adalah apa yang ada. Kedua, keberadaan adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, keberadaan adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada. Keempat, keberadaan adalah kesempurnaan.

Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dalam pembahasan masalah seperti itu.

Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk manusia yang berjenis kelamin atau bergender perempuan. Lawan jenis dari wanita adalah pria atau laki-laki. Wanita adalah panggilan umum yang digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa.

Wanita Zaman Rasulullah

Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw membawa bangsa Arab menjadi berkemajuan, serta cerdas berintelektual tinggi yang awalnya pada zaman jahiliyyah banyak yang diperbudak dan bodoh. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah, banyak orang-orang yang ikut berperan serta dalam perjuangan dakwah beliau, tak terkecuali para wanita.

Kaum wanita tak diragukan lagi memiliki kedudukan khusus dalam tatanan masyarakat Islam. Kedudukan itu amat mulia tidak mengurangi hak-hak mereka juga serta tidak menjadikan nilai kemanusiaannya lemah. Dulunya, mereka dihina dan tidak ada artinya lagi, tetapi pada zaman Rasulullah diangkat derajatnya sehingga melahirkan wanita yang cerdas dalam hal dunia dan akhirat.

Pada zaman Rasulullah SAW, para wanita menghabiskan waktunya dengan beraktivitas di rumah. Mereka sangat berkhidmat pada suaminya. Mereka akan hanya keluar rumah apabila ada keadaan atau suatu pekerjaan yang mendesak.

Baca Juga  Masa Depan Pendidikan di Era Pandemi

Rasulullah bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita, dan fitnah yang menimpa Bani Israil adalah fitnah wanita.” (HR. Al-Bukhari). Sejarah Islam mencatat nama-nama istri Rasulullah yang mempunyai peran luar biasa dalam Islam.

1. Khadijah binti Khuwailid (Istri Pertama Rasulullah SAW)

Khadijah adalah orang pertama yang menyatakan iman atas kerasulan Muhammad SAW. Istri yang menemani dan mendukung kiprah Rasulullah dalam berdakwah, yang selalu ada di saat suka maupun duka, di saat bahagia maupun menderita, di saat mudah maupun susah. Khadijah adalah sosok wanita yang tangguh, bijaksana dan cerdas. Khadijah bukan hanya menjadi pelipur lara di kala duka, dia juga menyokong dakwah Nabi dengan seluruh tenaga, harta, dan pikiran.

2. Aisyah binti Abi Bakar (Istri Rasulullah SAW)

Pasti tidak asing lagi jika mendengar nama Aisyah. Ya, sekarang lagi trending dan ngetrend-ngetrendnya lagu Aisyah istri Rasulullah. Kesuksesan lagu tersebut hingga tersohor ke berbagai negara. Bahkan umat non muslim pun meng-cover lagu tersebut. Aisyah merupakan putri dari Abu Bakar, sahabat Rasulullah.

Beliau menjadi istri Rasulullah SAW yang menemani hingga beliau wafat. Aisyah menjadi istri yang paling banyak mengahabiskan waktu bersama beliau ketika beliau telah menjadi Rasul. Aisyah juga banyak meriwayatkan hadis Rasulullah, baik itu perkataan perbuatan maupun kebiasaan Rasulullah.

Wanita Zaman Penjajahan

Dulu, perkawinan ada karena kebutuhan. Wanita seperti barang inventaris yang sering dioper. Pada masa penjajahan, wanita dijadikan budak dan dipekerjakan secara paksa. Kehidupannya begitu nestapa. Mereka juga dijadikan pemuas saja, dan berpacu pada 3M (macak, masak, manak).

Tetapi muncul pergerakan wanita dalam menuntut hak dan keadilannya. Raden Ajeng Kartini adalah wanita yang memperjuangkan emansipasi wanita. Wanita juga harus berpendidikan, harus sekolah, dan lain-lain tidak hanya berkutat di dapur dan diperbudak. Kartini adalah tokoh yang mengubah secara pesat keadaan wanita.

Baca Juga  Puasa Itu Melahirkan Kerinduan

Yang awalnya hanya diam dan penurut, menjadi pemberani dan menuntut. Langkah geraknya terbatasi dinding kokoh patriarkisme yang mengakar kuat sejak ratusan tahun silam. Raden Ajeng Kartini, sosok perempuan Indonesia pertama yang berani mendobrak tatanan keningratan bangsawan.

Wanita pada masa dulu, tidak bebas keluar rumah, dipingit, dinikahkan dengan orang yang tak dikenal, bahkan siap menerima untuk dimadu. Kartini sendiri juga dijodohkan dengan seorang Adipati. R.A Kartini menjadi lebih toleran dengan menanggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi.

Setelah menikah, Kartini mendirikan sekolah keperempuanan dan memajukan para wanita pribumi, untuk memberikan akses pendidikan yang layak. Bahkan sampai sekarang organisasi dan aktivis wanita ratusan bahkan ribuan.

Siti Walidah nama kecilnya, merupakan tokoh penggerak wanita Islam. Istri dari Kyai Haji Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah) adalah sosok inspiratif. Di tangan Walidah, organisasi wanita Islam sangat berkembang dan berperan penting di Indonesia. Dan eksistensi organisasi wanita masih bertahan dan tersohor sampai saat ini.

Walidah sering disebut wanita di balik layar kesuksesan suaminya KH. Ahmad Dahlan sebagai tokoh pergerakan Islam pendiri Muhammadiyah. Ia merupakan sosok wanita yang cerdas dan memiliki kemampuan dakwah sedari kecil. Wanita ini menyandang gelar tokoh nasional dari presiden atas jasanya. Sebuah film berjudul Nyai Ahmad Dahlan pun pernah dirilis untuk mengangkat perjuangan Nyai Walidah.

Wanita Era Revolusi Industri 4.0

Dalam menjalani hidup, wanita memerlukan eksistensi dan emansipasi untuk berkehidupan yang lebih layak. Wanita masa kini menuntut emansipasi tapi tak dapat membuktikan untuk layak berkontribusi. Di era modern ini, sering kali banyak wanita yang salah mengartikan bagaimana eksistensinya dan emansipasi sesuai kodratnya. Sebagian besar wanita belum bisa menerapkan hal itu dalam kehidupan nyata.

Baca Juga  Antara Bank Konvensional dan Syariah: Beda Kosmetik Saja!

Mungkin persepsi wanita sekarang sudah bergeser, wanita pada jaman dahulu sangat di lindungi dan tertutup, di mana wanita ibarat perhiasan yang disimpan dan dijaga oleh pemiliknya, mereka di simpan di dalam rumah dihargai sebagai sosok yang lembut, melakukan tugas-tugas pokok sebagai wanita, memasak, melayani suami, mengerjakan tugas rumah dan lain-lain.

Itu merupakan bentuk nyata eksistensi wanita zaman dulu. Tetapi sekarang banyak wanita yang ingin menunjukkan eksistensinya kepada dunia, bahwa mereka tidak lemah, mereka juga kuat dan pemberani. Namun sebagian dari mereka menyalahartikan hal itu. Di era revolusi industri 4.0, banyak wanita yang sudah memiliki karier cemerlang, pendidikan tinggi, dan ikut serta dalam dunia perpolitikan.

Bahkan ada juga yang menjadi pemimpin negara. Hal tersebut mengkhawatirkan, di mana lambat laun wanita akan mengingkari kodratnya. Arus globalisasi membawa perubahan, peradaban pun telah mengarah ke Barat. Kaum wanita diarahkan dalam kehidupan yang bermewah-mewah karena tuntutan zaman, sebagian besar masyarakat dimanjakan dengan kecanggihan alat-alat elektronik masa kini.

Hingga trend menjadi kebutuhan masyarakat khususnya wanita, kemudian mereka diarahkan dalam kehidupan yang lebih hedonis dan pola hidup yang konsumtif. Mereka melupakan kodratnya untuk mengurus dan melayani keluarga. Banyak wanita yang menjadi pemimpin dan ikut serta kontribusi dalam dunia politik.

Salah satu wujud emansipasi di era modern ini adalah ketika wanita tidak menggantungkan hidup kepada siapapun. Emansipasi wanita pada dasarnya tidak hanya menyetarakan antara hal laki-laki dan wanita. Makna yang sebenarnya adalah bagaimana wanita bisa maju dan berkarya dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati dirinya. Moral, etika, adab, dan jati diri jangan sampai lepas landas dan begitu bebas.

Editor: Yahya FR
Avatar
1 posts

About author
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Serangan Iran ke Israel Bisa Menghapus Sentimen Sunni-Syiah

4 Mins read
Jelang penghujung tahun 2022 lalu, media dihebohkan dengan kasus kematian Mahsa Amini, gadis belia 22 tahun di Iran. Pro-Kontra muncul terkait aturan…
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *