Tarikh

Menafsir Ulang Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

3 Mins read

Tanggal 20 Mei telah ditetapkan sebagai hari nasional untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia. Dalam sejarah Indonesia, jelas tercatat bahwa pelopor gerakan kebangkitan nasioanal adalah Boedi Oetomo yang didirikan pada 20 Mei 1908.

Namun, dalam buku Api Sejarah Jilid 1 disebutkan realitas sejarahnya. Yakni, Boedi Oetomo justru menolak pelaksanaan cita-cita persatuan Indonesia. Hal ini dijelaskan oleh Mr. A.K. Pringgodigdo dalam buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia, 1960. Ia menuliskan bahwa Kongres Boedi Oetomo di Surakarta pada tanggal 6-9 April 1928 memutuskan jika Boedi Oetomo menolak pelaksanaan cita-cita persatuan Indonesia.

Lebih lanjut lagi, hal tersebut dapat dimaknai jika Boedi Oetomo bersikeras menjadi organisasi tertutup bagi suku bangsa Indonesia lainnya walau hanya sebagai anggota. Hal ini dikarenakan, Boedi Oetomo hanya didirikan untuk para bangsawan Jawa, namun tetap terbuka untuk orang-orang yang dipersamakan haknya dengan orang Eropa.

Lantas mengapa hari didirikannya Boedi Oetomo diputuskan menjadi pelopor Hari Kebangkitan Nasional?

Hal ini disebabkan oleh pembelaan yang dilakukan Tan Malaka dan Mohammad Yamin untuk menyerang balik Kabinet Hatta (1948-1949 M), yang diangkat di media massa cetak maupun radio. Karena dinilai dapat menumbuhkan perpecahan bangsa yang sedang menghadapi Perang Kemerdekaan (1945-1950 M).

Kabinet Hatta merasa perlu membangkitkan kembali kesadaran sejarah nasional melawan penjajah. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, tentu diperlukan penentuan tanggal awal dan organisasi apa yang akan memelopori timbulnya gerakan kebangkitan nasional pada abad 20 M. Maka saat itu, dipilihlah organisasi Boedi Oetomo yang telah lama mati.

Meski Boedi Oetomo sendiri telah mengalami kemunduran dan dibubarkan pada tahun 1935, mengapa masih tetap dianggap sebagai pelopor Hari Kebangkitan Nasional? Padahal saat masih dalam massa Kabinet Hatta, banyak sekali organisasi-organisasi besar yang masih aktif dan cukup berpengaruh dalam pembangunan bangsa.

Baca Juga  Wunsdorf, Masjid Pertama di Jerman Pada Era Perang Dunia I

Benarkah lahirnya Boedi Oetomo bertujuan untuk deislamisasi?

Boedi Oetomo didirikan sebagai kebijakan balance of power dari pemerintah kolonial Belanda, untuk mengimbangi gerakan kebangkitan pendidikan Islam yang dipelopori oleh Djamiat Choir pada 17 Juli 1905 di Jakarta.

Dalam Algemene Vergradering Boedi Oetomo tahun 1915 M di Bandung, membuat sikap Djawanisme semakin kuat. Boedi Oetomo memutuskan agar mendasarkan laku utamanya menurut ajaran Agama Djawa. Seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwa, menurut fakta sejarah kelompok bangsawan Jawa sendiri terdiri dari beberapa kelompok yakni Bangsawan Djawa Kedjawen dan Bangsawan Jawa Islam.

Jika bukan karena Boedi Oetomo, apa faktor yang mendorong kebangkitan nasional?

Masih merujuk dari buku Api Sejarah Jilid 1, dalam buku ini dijelaskan, adanya kebangkitan nasional disebabkan oleh agama Islam yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia sebagai faktor utamanya. Hal ini dijelaskan oleh George McTurner Kahin, 1970, dalam Nationalism and Revolution in Indonesia. Ia menandaskan bahwa terbentuknya integritas nasional dan tumbuhnya kesadaran nasional di Indonesia, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. 90 persen penduduk Indonesia menganut agama Islam. Hal ini menjadi dasar terbentuknya kesatuan dan solidaritas perlawanan terhadap Keradjaan Protestan Belanda dan pemerintah kolonial Belanda sebagai penjajah yang melancarkan Politik Kristenisasi.
  2. Islam tidak hanya sebagai agama yang mengajarkan perlunya pembangunan, namun juga sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah asing Barat.
  3. Faktor lain yang mendorong terbentuknya integritas nasional adalah saat dibuatnya kebijakan mengubah Bahasa Melayu Pasar menjadi Bahasa Persatuan Indonesia. Hal ini dilakukan oleh Keradjaan Protestan Belanda dalam upaya melestarikan penjajahannya, yang dapat menciptakan umat Islam merasa rendah diri.

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa realitanya, eksistensi kekuasaan politik Islam sejak abad ke-9 M hingga abad ke-20 M telah meluas di seluruh Nusantara. Hal ini tentulah menjadi modal yang sangat berharga bagi para Ulama dan Santri untuk membangkitkan kembali kesadaran politik umat Islam Indonesia agar dapat berjuang melawan para penjajah.

Baca Juga  Jamaluddin Al-Afghani (12): Menyuarakan Pan-Islamisme dari Istambul

Melalui Sjarikat Islam, Oemar Said Tjokroaminoto, mulai membentuk jiwa umat Islam agar dapat menegakkan tuntutan hak politik umat. Saat itu, para Ulama dan Santri pun turut memelopori pergerakan kebangkitan kesadaran nasional dengan mendirikan organisasi-organisasi di berbagai bidang.

Maknanya, fakta sejarah pun telah membuktikan, bahwa setiap penindasan terhadap umat Islam telah membangkitkan Ulama dan Santri. Mereka telah berhasil membangkitkan berbagai organisasi kerakyatan yang memiliki karakter nasionalistis. Sebuah organisasi yang memiliki kesadaran cinta tanah air, bangsa, dan agamanya.

Perlukah diperingati setiap tahunnya?

Setelah memahami fakta sejarahya, marilah sejenak kita merenungkan, jika tujuan dari perayaan Hari Kebangkitan Nasional adalah untuk mengenang setiap perjuangan yang dilakukan para tokoh besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kedaulatan bangsa, maka ada hal lebih penting yang harus dilakukan.

Lebih dari perayaan, kita semua butuh tindakan nyata dalam meneladani perjuangan para tokoh pahlawan. Tidak hanya pada hari tertentu dalam setiap tahunnya, melainkan setiap hari. Kita harus banyak belajar dari sejarah yang sudah terjadi, untuk mengintropeksi diri, agar dapat membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Avatar
4 posts

About author
Revowriter. Menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Berkarya untuk membangun peradaban, dengan menjadikan literasi sebagai landasan.
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *